~ Last Gift ~

860 113 53
                                    



Entah kenapa Sana menjadi benci dengan Dahyun. Ia merasa seperti dikhianati?

Entahlah pokoknya harinya begitu sakit hingga rasanya ia ingin membeci Dahyun.

Hal itu membuat aura disekitar meja Sana dan Dahyun menjadi lebih dingin daripada tadi pagi. Satu kelas rasanya seperti bisa merasakan perang dingin dari Sana dan Dahyun.

Lain dengan Sana yang masih dilanda emosi, Dahyun hanya memasang wajah acuhnya seakan dirinya tidak peduli dengan mood Sana yang menurun drastis.

Dahyun malah kadang-kadang tersenyum kecil mengingat kejadian romantic didekat gudang tadi, ia juga sesekali memegang bibirnya.

Sana yang melihat itu menjadi kesal, ia mengambil tangan Dahyun yang sedang memegang bibir, lalu dengan kesal ia memukul pelan bibir Dahyun.

Hal itu membuat Dahyun tersentak, ia langsung memegang bibirnya yang ditepuk Sana, astaga Sana kenapa sih? Bibir Dahyun memang ditepuk pelan tapi berkali-kali hingga Dahyun meringis kesakitan.

"Kau ini apa-apaan sih?" Kesal Dahyun

"Cih... menjijikan, pergi saja kau" Kesal Sana

"Apaan sih ga jelas!" Desis Dhayun tajam

Tidak mau terlibat dalam emosi, Dahyunpun menopang dagunya dengan tangan kanannya, ia hanya memikirkan dirinya dengan Hanbin saja.

Ya mereka berdua sudah memiliki status tepat setelah mereka selesai berciuman Hanbin langsung menyatakan cintanya dan Dahyun menerimanya.

Dahyun bukan play girl, dia sebelum menerima ungkapan Hanbin, ia mengatakan sebuah fakta bahwa dirinya menyukai Sana dan belum bisa move on.

Hanbin memang terkejut tapi dia berusaha memahami, Hanbin dengan sabar berkata

"Tenang aja, aku selalu nunggu kamu membuka hatimu untukku".

Dahyunpun melting mendengarnya, Hanbin memang sangat pengertian dan Dahyun tidak akan membuat Hanbin menyesal karena sudah mau berpacaran dengan dirinya.

Waktupun berlalu dengan cepat, sekarang mereka sudah diperbolehkan untuk meninggalkan sekolah.

Dahyun pulang bersama Hanbin dengan menaikki mobil Hanbin. Sana yang melihat itu menjadi kesal tapi kekesalannya sedikit mereda saat dirasanya tangannya digenggam oleh Mark, merekapun pulang bersama dengan menaikki motor ninja milik Mark.

Dimobil, Hanbin sibuk membicarakan tentang apa yang diinginkan Dahyun sebagai hadiah karena sudah selesai operasi nanti.

Dahyunpun mengatakan bahwa dirinya mau menjauh, Dahyun tidak mau lagi bertemu dengan Sana. Hanbinpun mengiyakannya tapi Hanbin berkata bahwa Dahyun harus bersabar, karena Hanbin akan mengabulkannya setelah ia sudah lulus nanti

Ya, Hanbin ingin membawa Dahyun ke America nanti, itu adalah permintaan Dahyun dan Hanbin sebagai pacar yang baik akan mengabulkannya.

Hanbin hanya tinggal meminta persetujuan orangtua Dahyun saja.

Bahkan Hanbin juga sudah mencarikan sekolah untuk Dahyun nanti di America, ya Hanbin adalah pacar yang sangat diidamkan. Selalu gerak cepat saat gadisnya membutuhkan pertolongannya.

Merekapun sampai dirumah Dahyun, Hanbinpun pamit untuk pulang, ia juga berkata akan menunggui Dahyun sampai Dahyun selesai operasi besok, tapi Dahyun menolak karena dirinya tau bahwa Hanbin sedang disibukkan dengan persiapan ujian kelulusan.

Dahyunpun memasuki kamarnya, ia berfikir bagaimana jika dia meninggalkan surat perpisahan untuk Sana?

Ya mungkin menjadi kenangan terakhir untuk Sana agar Sana tau bahwa Dahyun pernah mengisi kehidupannya sebagai seorang sahabat.

Sacrifice [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang