~ Another Love ~

704 105 33
                                    

Sanapun dan Dahyun kembali keruang rawat Dahyun setelah dirasa hari semakin dingin. Mereka disambut oleh Mrs.Kim yang ternyata sedari tadi menunggu mereka.

Sanapun pamit untuk pulang, Dahyunpun khawatir karena hari sudah malam, Sana akan pulang dengan apa?

"Kamu pulang dengan apa? Taksi?" Tanya Dahyun

"Dengan Mark, dia sudah berada diparkiran rumah sakit, tenang saja aku kabari kalau sudah sampai rumah" Ujar Sana

Sanapun pamit meninggalkan kedua ibu dan anak itu. Terlihat jelas bahwa Dahyun sedih dan kecewa saat mendengar Mark yang menjemput Sana.

Mrs.Kim menyadari bahwa Dahyun sedang patah hati, ia lebih memilih bungkam daipada ikut campur kisah percintaan anaknya itu.

Dahyunpun kembali ke dunia mimpinya dengan suruhan eommanya. Mrs.Kim menjaga Dahyun dengan sangat baik, dan telaten.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Haripun berlalu, saat ini langit sudah kembali cerah. Dahyunpun terbangun dari tidurnya, tiba-tiba ponselnya mendapat ratusan notifikasi dari seseorang.

Dahyun sangat ingin Sana yang mengechatnya tetapi saat ia membuka ponselnya, tidak ada satupun notifikasi dari Sana bahkan Sana tidak mengabari jika dirinya
sudah sampai dirumahnya.

Sesenang itukah Sana saat bersama Mark sampai rasanya tidak ada waktu untuk mengabari Dahyun? Tak mau berlarut dalam kesedihan ia langsung membaca chat dari Hanbin.

Dari ratusan notifikasi, intinya Hanbin bertanya tentang keberadaan dirinya, kenapa ia tidak masuk sekolah?

Dahyunpun mengetikkan bahwa dirinya sedang dirumah sakit, Hanbinpun menjawab bahwa nanti sepulang sekolah ia akan menjenguk dirinya.

Dahyun yang bosanpun memutuskan untuk memainkan ponselnya, walau sudah berjam-jam ia memainkan ponselnya itu, tetap saja rasa bosan masih melanda dirinya.

Alhasil Dahyun berjalan mengelilingi rumah sakit degan infusnya. Ya keadaan Dahyun sudah jauh lebih baik daripada kemarin jadi ia tidak membutuhkan kursi roda lagi.

Dahyun terus berjalan sampai ia berhenti disebuah lorong rumah sakit. Lebih tepatnya ia berhenti disebuah poster yang bertema Leukimia.

Dahyun membaca poster itu, bahkan sampai tulisan terkecilpun. Ia mendapatkan informasi bahwa Leukimia bisa disembuhkan, dengan melakukan transplantasi sumsum tulang belakang.

Dahyun segera kembali keruangan rawatnya, ia kembali membuka ponselnya untuk mencari informasi lebih jauh tentang tranplantasi sumsum tulang belakang.

Ternyata dengan mentransplantasi sumsum tulang belakang tidak akan membuat pendonor itu meninggal, jika pendonor itu berusia dewasa maka sumsum tulang belakangnya akan kembali terbentuk.

Dahyun merasa senang mendapatkan informasi ini, ia sangat rela jika harus memberika sebagian sumsum tulang belakangnya untuk kesembuhan Sana.

Ia tau jika Sana lelah hidup dengan segala larangan, ia tau Sana ingin hidup normal seperti dirinya.

Dan kalau Sana sembuh itu berarti Sana bisa hidup bersamanya lebih lama lagi, walaupun hati Sana bukan untuk dirinya dengan berada disampingnya saja Dahyun rela. Ia tidak mau dipisahkan oleh Sana.

Rasa senang Dahyun berganti menjadi raut wajah ketakutan saat ia melihat beberapa ungkapan dari pihak pendonor yang mengatakan bahwa proses ini sangat menyakitkan bagi pendonor, punggungnya akan disuntikkan sebuah suntikkan berukuran besar, lalu sumsumnya akan diambil lewat suntikkan itu.

Sacrifice [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang