Istirahatpun tiba, Dahyun memutuskan untuk pergi ke kantin. Sana yang melihat itu menghampiri Dahyun tetapi dirinya sudah dicegat oleh Mark.
Mark mengajak Sana untuk makan bersama dikantin, Sanapun mengiyakannya karena pasti mereka akan bertemu Dahyun nanti.
Sedangkan Dahyun, walaupun ia tidak menoleh kebelakang, ia tau bahwa Mark mengajak Sana kekantin dan Sana mengiyakan. Salahkan saja suara mereka yagn terlalu keras, atau telinga Dahyun yang sangat tajam?
Tak bisa dipungkiri jika Dahyun merasa sedih, mungkin Sana memang sudah tidak membutuhkannya lagi.
Dahyunpun mempercepat langkahnya agar cepat sampai dikantin. Sesampainya dikantin ia langsung ditarik oleh seseorang, Dahyun didudukan disalah satu kursi yang ada dikantin. Dahyun menatap heran pria didepannya ini?
"Kenapa kak?" Tanya Dahyun
"Hehehe sudah kuduga kamu akan ke kantin, btw itu kamu bawa bekalkan? Bagaimana kalau kita makan dirooftop?" Tawar Hanbin
Dahyunpun menerima ajakan Hanbin, toh daripada ia makan disini yang ada hatinya semakin sakit melihat Sana sedang bermesraan dengan Mark.
Mereka berduapun pergi meninggalkan kantin dan berjalan kearah rooftop. Mereka berduapun makan bersama sambil sesekali tertawa bersama mendengar kekonyolan Hanbin saat masih kecil.
Mereka terlalu asik bercanda tawa sampai tidak menyadari bahwa pintu rooftop terbuka.
Seseorang menatap mereka dengan pandangan yang sulit dijelaskan, entah rasa sedih, kecewa, atau marah? Yang jelas tatapan itu membawa energi negatif bagi sekitarnya.
SANA POV
Aku sedang makan bersama dengan Mark, sesekali Mark menyuapiku dan mengusap ujung bibirku yang terkena noda makanan dengan lembut.
Oh ayolah orang seperti Mark dibilang jahat? Yang benar saja Dahyun, kamu seharusnya melihat perlakuannya padaku sekaranag agar kamu tau bahwa Mark tidak seburuk itu.
Ngomong-ngomong soal Dahyun, kemana perginya anak itu? Bukankah tadi dia berjalan kearah kantin?
Akupun pamit ketoilet, ya itu hanya alibi saja yang sebenarnya inginku lakukan adalah mencari keberadaan Dahyun.
Aku hanya kawatir, dia baru saja sembuh dan aku harus memastikan bahwa dia mengonsumsi makanan sehat dan bergizi.
Dikaruniai otak yang cerdas, akupun tidak usah membuang waktu untuk berfikir dimana Dahyun, aku tau pasti dia sekarang sedang dirooftop.
Tempat Dahyun disini itu hanya 3 yaitu kelas, kantin, dan rofftop. Jelas-jelas kelas kosong karena sedang jam istirahat, Dahyun juga tidak terlihat dikantin, jadi jawaban akhirnya adalah rooftop.
Baru saja sampai didepan pintu rooftop, aku sudah mendengar suara Dahyun, kan apa kubilang? Dahyun pasti berada dirooftop, aku sangat mengenali Dahyun. Apa sih yang aku gatau tentang Dahyun?
Tapi tunggu? Suara Dahyun? Tidak mungkinkan Dahyun berbicara sendiri? Seingatku Dahyun tidak ada riwayat gangguan jiwa. Semakin mendekat aku semakin mendengar suara laki-laki, no jangan bilang Dahyun bersama Hanbin!
Akupun membuka pintu rooftop dengan sangat hati-hati agar tidak ada yang menyadarinya. Sh*t! Benar saja Dahyun bersama Hanbin.
Ckk anak itu ya, sudah kubiang menjauh dari Hanbin kenapa masih saja dekat dengan Hanbin? Bahkan sekarang mereka terlihat akrab. Ckk awas saja kau Kim Dahyun, akanku marahi abis-abisan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [√]
RomanceSana dan Dahyun bersahabat dari kecil. Tapi kesialan menimpa Sana, Sana harus menerima bahwa dirinya dinyatakan Leukimia. Sana bersyukur dengan adanya Dahyun ia bisa melupakan penyakitnya itu. Mereka berdua selalu bersama, mereka sudah merasa nyaman...