Entah kesialan apa yang menimpa Dahyun hari ini, sudah dirinya tidak bisa sarapan dirumah, lalu dirinya dihukum dikelas matematika, dan sekarang dia yang masih berdiri didepan kelas sedang menunduk karena silaunya matahari tiba-tiba ada sebuah teriakan yang memanggil namanya dan diikuti oleh sebuah bola yang mengarah kencang kearah kepalanya
"KIM DAHYUN AWAS"
BRUKK
Kepala Dahyun terkena bola basket, karena saking kencangnya dahi Dahyun mengeluarkan sedikit darah dan Dahyun jatuh tak sadarkan diri.
Sana yang sedari tadi mengamati Dahyun dari dalam kelas langsung terkejut dan buru-buru keluar dari kelas menghampiri Dahyun.
Sana memangku kepala Dahyun dipahanya dan menepuk pelan pipi Dahyun memanggil namanya berharap Dahyun bangun.
Laki-laki yang tadi meneriaki nama Dahyun langsung menghampiri keduanya. Dilihatnya Dahyun sudah jatuh tak sadarkan diri dengan wajah Sana yang memerah karena panik dan mungkin marah pada dirinya karena secara tidak langsung dia yang membuat Dahyun pingsan.
"Yak! Kau cepat bawa Dahyun ke unit kesehata-"
Tidak menunggu Sana menyelesaikan kalimatnya, pria itu langsung menggendong Dahyun dan membawanya ke unit kesehatan dengan terburu-buru, Sana juga berlari menyusul mereka dirinya sangat khawatir pada sosok sahabatnya itu.
Sesampainya di unit kesehatan, Dahyun langsung diobati oleh petugas kesehatan sedangkan Sana dan pria itu menunggu Dahyun dengan rasa khawatir.
Sana yang sadar akan keberadaan pria itu langsung menampilkan raut wajah penuh amarah.
"Kau! Kamu ngapain masih disini? Pergi!" Usir Sana
"Kamu ngapain usir aku? Akukan mau minta maaf ke Dahyun" Ujar pria itu
"Ckk gaakan aku biarkan kamu menemui Dahyun" Ujar Sana
"Cih.. memangnya kamu siapanya? Pacar? Enggakan? Yaudah gausah pake acara usir-usir aku deh" Ujar pria itu
Baru saja mau melanjutkan perdebatan, datanglah seseorang, ternyata orang itu menyuruh pria itu agar pergi ke ruang kesiswaan karena dipanggil oleh guru dan dengan kesal pria itu meninggalkan ruang kesehatan sedangkan Sana hanya memamerkan senyum kemenangannya.
Senyum Sana langsung luntur bergantikan wajah khwatir saat ia sudah diperbolehkan menjenguk Dahyun, Dahyun masih tidak sadarkan diri dan hal itu membuat Sana semakin khawatir.
Petugas Kesehatan bilang kalau Dahyun tidak apa-apa nanti juga akan sadar, hal itu setidaknya mengurangi sedikit rasa khawatir Sana.
Menit-menit berlalu Dahyunpun sadar dengan memegang kepalanya yang masih terasa sakit dan pusing yang melandanya.
Sana segera menghampiri Dahyun dengan wajah khawatirnya sedangkan Dahyun hanya memberi aba-aba bahwa dirinya baik-baik saja.
Dikarenakan bel istirahat yang baru saja berbunyi, ruang kesehatan langsung dipenuhi oleh anggota Twice, ya mereka khawatir pada salah satu anggotanya itu.
"Yak! Katanya kamu kapten basket, masa kena bola langsung pingsan?!" Ejek Chaeyoung
Sedangkan Dahyun hanya mendengus kesal, ia tau Chaeyoung khawatir padanya tapi gengsi mengakuinya dan dengan malasnya Dahyun berkata "Aku baik-baik saja"
"Siapa yang bertanya tentang keadaanmu eo-
"SUDAH! Berantem mulu, dipisahin aja langung mewek" Sela Nayeon
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [√]
RomantikSana dan Dahyun bersahabat dari kecil. Tapi kesialan menimpa Sana, Sana harus menerima bahwa dirinya dinyatakan Leukimia. Sana bersyukur dengan adanya Dahyun ia bisa melupakan penyakitnya itu. Mereka berdua selalu bersama, mereka sudah merasa nyaman...