~ Bring It Back ~

802 115 43
                                    

Dahyunpun terbangun dengan nafas terengah-engah, keringat dingin membanjiri wajahnya.

Amnesia memang menyeramkan, dimana kamu bisa melupakan semua masa lalu tapi tiba-tiba kamu ditampar keras oleh memori masa lalumu.

Dahyun mengingatnya, semua memori yang hilang kini kembali memenuhi pikirannya. Kehidupannya di Korea, kehidupannya saat masih sekolah, Twice, Chaeyoung, dan pastinya....

Sana

Sahabat

sekaligus cinta pertamanya.

Dahyun menoleh kesamping kirinya, terdapat Sana yang tertidur pulas disebelahnya. Dahyun berusaha menenangkan dirinya, bolehkah Dahyun memilih untuk tetap Amnesia?

Rasanya akan menjadi canggung jika Dahyun sudah mengingat semua tentang Sana, termasuk bagaimana Sana yang selalu menyakitinya secara tidak langsung.

Dahyunpun berdiri dan meninggalkan kasurnya dengan pelan agar tak membangunkan Sana. Dahyun sekarang berjalan menuju balkon kamarnya, hari sudah pagi dan Dahyun sangat membutuhkan pemandangan America dipagi hari untuk menetralkan pikirannya.

Dahyun memijat pelipisnya pelan. Ya sekarang dia tidak merasa nyeri lagi pada kepalanya, tapi Dahyun malah pusing memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah ini?

Bagaimana dirinya harus bersikap pada Sana?

Rasanya Dahyun tidak ingin melihat Sana. Benci? Ani.... Dahyun hanya kecewa saja hingga rasanya sangat malas untuk kembali bertatap muka dengan Sana.

Itu wajarkan?

Memangnya salah jika Dahyun melupakan cinta pertamanya?

Bukankah itu bagus?

Sibuk dengan pemikirannya yang semakin rumit hingga tidak sadar bahwa ada yang menghampirinya.

Dahyun terkejut kala merasakan tepukan dibahu kirinya. Ia menoleh dan mendapati Sana yang menghampirinya.

"Dahyun, gwenchana? Kenapa malah diluar? Disini dingin dan kau masih demam jadi kajja, kita kembali kedalam" Ujar Sana khawatir pada Dahyun

"Kemarin malam.... Saat kamu menceritakan semuanya"

Sana menatap Dahyun dengan serius dan sedikit heran, ia penasaran dengan kelanjutan kalimat Dahyun.

"Kamu benar-benar menceritakan semuanya?" Lanjut Dahyun bertanya

Sana sedikit terkejut mendengat pertanyaan Dahyun yang ber-aurakan rasa kecurigaan itu. Apa ini? Dahyun kenapa meragukannya? Sana bercerita semuanya kok, kecuali....

"Iya aku menceritakan semua yang aku ketahui tanpa melebih-lebihkan dan mengurangkannya" Ujar Sana

"Kau serius? Kenapa aku merasa ada yang kurang dari ceritamu?" Curiga Dahyun

"A...apa maksudmu?" Gugup Sana

"Dimana bagian,,, tentang rencanamu dan eommamu yang sengaja membuatku menyayangiku sebagai seorang sahabat agar aku rela mendonorkan sumsum tulang belakangku? Dimana bagian kamu dan Mark berpacaran? Dan dimana bagian aku kecelakaan karena menyelamatkanmu?" Ujar Dahyun menyudutkan Sana

Sana langsung terkejut mendengar semua penuturan Dahyun. Dahyun sudah mengingat semuanya? Kenapa prosesnya begitu cepat? Sana kira Dahyun akan mengingat semuanya jika Sana menceritakannya berkali-kali, tapi kenapa sekarang Dahyun sudah mengingat semuanya dan kenapa ia beranggapan seolah-olah Sana adalah akar permasalahan hidupnya?

Sacrifice [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang