~ Sibling ~

804 108 101
                                    

Mrs.Taeyon dan Mr. Baekhyun

"Dahyun bukankah itu nama kedua orangtuamu? Itu nama Mrs.Kim dan Mr.Kim kan?" Tanya Sana

Tangan Dahyunpun gemetar, ini maksudnya apa? Hanbin? Dia bukan saudara kandungnyakan? Dia bukan kakaknyakan?

Dahyun segera menelpon Taeyon, alias eommanya. Dengan suara yang gemetar ia meminta penjelasan pada eommanya itu sedangkan Sana masih setia disampingnya mendengarkan semua penjelasan dari Mrs.Kim.

"Maaf Dahyun, Hanbin ternyata kakak kandungmu yang selama ini bersama ayahmu. Kamu tau sendirikan eomma dan appamu sudah bercerai dan hak asuhmu berada pada mama sedangkan Hanbin dengan papamu" Ujar Mrs.Kim

"Dari kapan eomma tau semua ini?" Tanya Dahyun

"Baru-baru ini, eomma tidak sengaja bertemu dengan appamu, dia bilang putranya ia beri nama Hanbin dan sedang berkuliah di Washington university, eomma yang curiga langsung memberikan foto Hanbin pacarmu itu dan ia terkejut dan mengatakan bahwa itu anaknya yang ternyata juga anakku." Ujar Mrs,Kim

Okay sekedar informasi saja, Mrs.Kim dan Mr.Kim sudah bercerai saat Hanbin berusia 2 tahun dan Dahyun berusia 1 tahun.

Saat itu mereka memberi nama putranya yaitu Minhyun tetapi setelah bercerai Mr.Kim mengganti nama anaknya menjadi Hanbin agar dirinya tidak terbayangi manatan istrinya itu.

"Dan Dahyun, kami berencana untuk bersama kembali menjadi sepasang suami istri, eomma harap kamu menerima keputusan kami. Tolong.... Tolong akhiri hubungan terlarang kalian" Ujar Mrs.Kim

Dahyun tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia menutup panggilan tanpa mengucapkan apapun. Dahyun menutup wajahnya dengan kedua tangannya, badannya bergetar karena menangis. Sana yang berada disebelahnya berusaha menenangkannya dengan mengelus punggung Dahyun.

Apa lagi ini? Kenapa takdir selalu mempermainkannya? Dulu saat ia mencintai Sana, Sana tidak mencintainya dan lebih memilih bersama Mark.

Lalu Sana tiba-tiba datang dan mengatakan bahwa dia menyukai dirinya dan akan menghancurkan hubungannya dengan Hanbin.

Sekarang... Dahyun mendapatkan sebuah fakta yang sangat menyakitkan, Hanbin ternyata saudar kandungnya.

Kenapa disaat dirinya sedang mencintai seseorang, ada saja yang menghalanginya. Jika begini mana bisa Dahyun menolak permintaan eommanya untuk memutuskan hubungan terlarang ini.

Dahyun tidak setega itu hingga mau menyakiti perasaan eommanya, tidak, Dahyun selamanya tidak akan seperti itu pada eommanya.

Sedangkan Sana, dia tidak tau harus senang atau sedih. Ia senang karena ia tidak perlu melakukan apa-apa karena hubungan Dahyun dan Hanbin sudah karam. Sedangkan disisi lain Sana tidak tega melihat Dahyun sengsara seperti ini.

Dahyunpun berdiri dan berjalan menuju kamarnya meninggalkan Sana sendirian diruang tamu. Dapat Sana dengar suara tubrukan barang dari kamar Dahyun. Sana tau bahwa Dahyun sedang melepas semua emosinya.

Tidak terhitung berapa barang yang sudah Dahyun lemparkan kedinding kamarnya, tidak terhitung sudah ada berapa banyak beling yang ada dilantai, sudah tidak terhitung lagi tetesan air mata yang keluar dari manik Dahyun.

Dahyunpun terduduk dikasurnya yang sudah berantakan, spray yang mulai terlepas, selimut yang berada dipinggir kasur dengan posisi yang berantakan serta bantal dan guling yang sudah tergeletak dilantai.

Lampu tidur? Barang itu sudah hancur dilempar Dahyun. Bahkan kaca yang berada dimeja rias Dahyun sudah retak terhantam benda lemparan Dahyun. Dahyun frustasi, tidak tau harus apa.

Dahyun tertawa, menertawakan takdirnya yang begitu miris. Dua kali dirinya mencintai orang yang berbeda, dan dua kali takdir mempermainkannya. Dahyun tertawa sambil menangis, nyatanya semua ini sangat menyakitkan bagi Dahyun.

Sana yang mendengar tawa dan tangisan Dahyun menjadi khawatir. Sana takut jika Dahyun melakukan hal-hal yang dapat membahayakan nyawanya. Sana dengan gerakan cepat mencari kunci cadangan kamar Dahyun.

Setelah kembali dengan kunci cadangan ditangannya, Sana tidak mendengar lagi suara Dahyun. Sana menjadi panik dan segera membuka pintu kamar Dahyun dengan kunci ditangannya.

Baru saja membuka pintu, ia sudah disambut oleh kamar Dahyun yang sangat berantakan. Mata Sana segera bergerilya mencari Dahyun, dan matanya menangkap Dahyun terduduk dilantai dengan tangan yang memegang sebuah beling.

Sana segera berlari kearah Dahyun, untungnya Sana masih memakai sepatu jadi beling itu tidak menyakiti kakinya. Sana segera menarik beling yang dipegang oleh Dahyun dan segera membuangnya.

Dahyun tidak mau kalah, ia langsung mengambil beling lainnya yang berada disekitarnya dan kembali menggoreskan tangannya. Sana segera menjauhkan beling itu dan menendang semua beling disekitar Dahyun agar menjauh dari Dahyun.

Sana segera berlutut didepan Dahyun, dia memegang kedua tangan Dahyun yang sudah dilumuri darah. Sana menatap Dahyun dengan wajah khawatirnya.

"Dahyun dengarkan aku! Jangan melakukannya, ada aku disini. Kamu bisa melampiaskannya padaku" Ujar Sana

Dahyun masih menangis bahkan tangisannya semakin besar. Sana yang tidak tega langsung memeluk Dahyun sambil mengusap punggung Dahyuns ayang. Berusaha menyalurkan kekuatan untuk Dahyun.

"Sana... aku lelah. Kenapa takdir selalu bermain-main padaku? Aku lelah dengan semuanya, bukankah lebih baik aku meninggalkan semuanya?" Ujar Dahyun masih dengan isakkannya

"Jangan! Jangan berfikiran seperti itu! Hidupmu berharga Dahyun, jangan sekali-kalinya kamu berfikir seperti itu" Ujar Sana sambil melepas pelukkan dan menatap Dahyun dalam

"Bukankah mottomu 'Semuanya akan berlalu'  yakinlah semua ini akan berlalu, jangan menyerah pada takdir" Ujar Sana

"Tunggu disini, jangan lakukan apapun kecuali bernafas!" Perintah Sana

Sana segera pergi mencari kotak obat, sejujurnya tangan Sana gemetar melihat banyaknya darah yang keluar dari tangan Dahyun. Sana takut Dahyun meninggalkannya lagi. Ya Sana akui dirinya terobsesi pada Dahyun.

Sana segera kembali dengan kotak obat ditangannya. Dia segera mengobati luka Dahyun sedangkan Dahyun hanya menatapnya kosong. Sana sedih melihat Dahyun seperti ini, seperti tidak ada semangat hidup.

Selesai dengan kegiatannya mengobati Dahyun, Sana segera merapikan kotak obat itu. Sana menaruh kembali kotak obat itu ditempatnya dan kembali menghampiri Dahyun.

"Sementara waktu kita tidur bersama ya dikamarku, melihat kamarmu seperti ini sangat tidak mungkin membiarkanmu tidur disini." Ujar Sana sambil menangkup wajah Dahyun dengan tangannya

Dahyun tidak menjawab, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya. Baru saja berdiri, tubuh Dahyun sudah oleng. Untung saja ada Sana yang sigap menangkap tubuhnya hingga dia tidak terjatuh kelantai.

Sana memutuskan untuk menggendong Dahyun dipunggungnya. Sana menidurkan Dahyun dikasurnya lalu Sana segera mengambil posisi tiduran disebelah Dahyun.

"Tidurlah, aku akan menjagamu" Ujar Sana sambil mengusap sura ungu Dahyun

Dahyunpun tertidur didalam dekapan Sana. Setelah mendengar nafas Dahyun yang mulai teratur, Sana memutuskan untuk menyusuli Dahyun kedunia mimpi dengan masih memeluk Dahyun.

Sudah saatnya Sana bersikap bisa diandalkanuntuk Dahyun. Saatnya Sana membuktikan bahwa cintanya pada Dahyun bukanlahcandaan belaka.

Sudah saatnya Dahyun merasakan cinta Sana pada dirinya. Sanaakan menggantikan Hanbin dalam hidup Dahyun, akan Sana buktikan bahwa dirinya lebih pantas bersama dengan Dahyun dibandingkan Hanbin.


TBC

Hohoho DahBin karam, selanjutnya hanya ada kapal Saida :)

Gapapa Dahbin kubuat lain kali ajalah wkwk

Sacrifice [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang