Sudah 3 bulan berlalu, keadaan Dahyun sama sekali tidak mengalami kemajuan. Sana mulai frustasi akan semua ini, segala pikiran negatif mulai memenuhi isi kepalanya.
Apakah Sana egois jika ia menginginkan Dahyun terus berada disisinya walaupun ia sudah berkali-kali menyakiti Dahyun?
Jika iya Sana egois, Sana sama sekali tidak peduli. Yang Sana mau hanya Dahyun terus berada disisinya seperti dulu, ia mau Dahyun yang selalu mengkhawatirkan dirinya, jika boleh memilih Sana lebih memilih untuk tetap sakit agar Dahyun mau menjaganya seperti dahulu kala.
Jika Sana diberi kesempatan untuk mengulangi semuanya, maka Sana akan menolak Mark, mengungkapkan perasaanya pada Dahyun, dan hidup bersama dalam kebahagiaan dengan Dahyun.
Tapi apakah ada kesempatan yang seperti itu didunia ini? Tidak ada! Semua kesempatan itu hanyalah fantasi kita karena dikehidupan nyata kita hanya bisa menerima semuanya.
Sana saat ini sedang bersekolah, ia sedang bersandar dikoridor sekolah, melihat lapangan yang saat ini dipakai para pria untuk bermain basket.
Berbicara soal basket, Sana sama sekali tidak melihat batang hidung Hanbin. Entahlah Sana tidak terlalu peduli pada pria itu.
Sedang asik memandangi lapangan, tiba-tiba Mark menghampirinya. Seperti biasa Mark meminta maaf pada Sana yang hanya dibalas Sana dengan tatapan tajam.
Tapi kali ini berbeda, Sana menjawabnya dengan kalimat yang dapat membuat Mark terkejut.
"Kumaafkan, jadi sekarang pergi dan jangan pernah menemuiku, kita putus! Aku muak denganmu" Ujar Sana meninggalkan Mark yang mematung
Markpun mengejar Sana yang terlihat memasuki kelas XI MIPA 1 itu, ia menghampiri Sana yang sudah duduk tenang dikursinya. Markpun kembali meminta maaf tapi Sana kekeh pada keputusannya
"Kamu kenapa sih? Kamu pasti putusin aku karena gadis Kim yang tidak berguna itukan? Halah Sana, lupakan dia. Dia itu sedang koma, paling sebentar lagi ia tiada" Ujar Mark enteng
Mendengar itu Sana langsung tersulut emosi, ia bersiap untuk menampar Mark, tetapi seseorang sudah melakukannya duluan.
"Kau bicara apa?" Desis tajam Chaeyoung setelah menampar Mark
"Cih... temannya si brengsek toh" Ujar Mark
"Kamu menyebut Dahyun brengsek? Oh ayolah bukankah dirimu yang brengsek? Menjadikan Sana sebagai pacar hanya untuk memanas-manasi Dahyun! Cih pria bajingan" Ujar Chaeyoung sinis
Markpun tampak marah dan bersiap memukul Chaeyoung, tetapi dari belakang Mark terdapat Jeongyeon yang menendang tulang kering Mark terlebih dahulu dilanjutkan oleh Tzuyu yang memukul wajah Mark hingga memar.
Walaupun perempuan tetapi Jeongyeon, Dahyun, Chaeyoung, dan Tzuyu sangat jago beladiri.
Markpun meninggalkan kelas Sana dengan kesal. Sedangkan Sana ia terbengong mendengar perkataan Chaeyoung tadi.
"Kamu menyebut Dahyun brengsek? Oh ayolah bukankah dirimu yang brengsek? Menjadikan Sana sebagai pacar hanya untuk memanas-manasi Dahyun! Cih pria bajingan"
"hanya untuk memanas-manasi Dahyun"
Memanas-manasi? Apakah itu artinya Dahyun mencintai dirinya? Kenapa Sana tidak menyadarinya? Dahyun mencintainya jauh sebelum Sana menyadari perasaanya, jangan bilang jika selama ini Dahyun menganggap cintanya bertepuk sebelah tangan. Itulah isi pikiran Sana saat ini.
"Ya Dahyun mencintaimu dari dulu San" Bisik Mina pada Sana
Tanpa sadar setetes air mata kembali keluar dari manik matanya. Jadi selama ini Dahyun mencintai dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [√]
RomanceSana dan Dahyun bersahabat dari kecil. Tapi kesialan menimpa Sana, Sana harus menerima bahwa dirinya dinyatakan Leukimia. Sana bersyukur dengan adanya Dahyun ia bisa melupakan penyakitnya itu. Mereka berdua selalu bersama, mereka sudah merasa nyaman...