bastard!

190 25 1
                                    


"Aku selalu berdoa, meminta kamu kepada Tuhanku hingga aku lupa satu hal. Kamu bahkan tak mengenal Tuhanku"

—ShawnMendes—
-if i can't have you-




Selesai sarapan Senja membawa laptop serta berkas berkasnya ke ruang TV. Tak lupa segelas kopi sebagai pelengkap.

Senja menyeruput kopi miliknya. Nikmat sekali. Kopi pahit tanpa gula. Senja sangat menyukainya. Senja merogoh ponselnya di kantong.

Bukankah ponselnya sudah dia kantongkan? Lantas kemana?

Dengan langkah malas, Senja kembali ke kamar untuk mencari ponselnya. Bagaimana pun ponsel itu sangat penting.

"Kopi siapa?" Sungchan dan Haechan duduk ditempat Senja Sungchan hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.  Haechan yang melihat segelas kopi dimeja pun langsung meminumnya tanpa pikir panjang.

Huek!

Sontak Haechan muntah karna rasa pahit kopi yang menyentuh lidahnya.

Siapa yang minum kopi sepahit ini??!

Tanpa sengaja tangannya menyenggol gelas kopi yang masih penuh itu hingga semua berkas berkas yang ada di atas meja kena.

Sungchan dan Haechan saling menatap dengan tatapan melotot.

"BRENGSEK!!!"

Keduanya refleks berdiri mendengar makian Senja yang menggelegar. Sampai sampai yang lain ikut berlarian ke ruang tamu.

Mulut kedua biang kerok itu terbuka lalu tertutup kembali. Seolah ingin mengatakan sesuatu tapi tak jadi.

Senja mengacak rambutnya frustasi. Berkas itu diperlukan hari ini! Bisa dipecat Senja. " Lo kenapa sih?! Dendam banget sama gua!" Senja menatap Sungchan nyalang.

Melihat amarah Senja yang meledak pada Sungchan, Haechan segera angkat bicara karna ini adalah salahnya. Bukan Sungchan. "bu-bukan Sungchan yang buat. Tapi aku"

Sungguh saat ini Senja benar benar menyeramkan. Sampai sampai tak ada yang berani mendekati Senja. Sisi lemah lembut Senja seolah hilang ditelan bumi. " Gua nggak peduli siapa yang buat. Sekarang Lo berdua nungging"

"Ja—"

"Nurut nggak?!"

"I-iya"

Keduanya mau tak mau harus nungging. Sekuat tenaga, Senja mengambil ancang-ancang dengan memutar tangannya. Setelah dirasa kekuatannya sudah cukup barulah satu pukulan berhasil mengenai pantat Haechan.

"Arrrrhhhh! eomma!"

Sekarang giliran Sungchan. Senja harus mengeluarkan tenaga dua kali lipat khusus untuknya.

Sungchan sampai menutup matanya erat menanti pukulan Senja mencium bokongnya.

"Senja tenangin dulu emosi kamu" Mark mencoba untuk menengahi. Kasihan Sungchan. Mark tau kalau Sungchan tak melakukan apa apa.

Tapi yang namanya Senja mana peduli. Malahan sekarang tatapan tajamnya beralih pada Mark. " Ikut nungging!!"

Mereka semua terkejut terlebih Mark. Dia hanya angkat suara—astagaaa. Kenapa dia juga ikut kena imbas?

"Apa liat-liat? Mau kena jugak?!"

Mereka menggeleng serentak. Melihat Sungchan, Haechan dan Mark di pukul bokongnya itu saja sudah buat mereka merinding. Apalagi kalau merasakannya langsung.

NCT V [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang