unknown

96 11 0
                                    

"hidup itu antara menghakimi dan dihakimi"


Hari yang sangat TIDAK Senja tunggu pun tiba. Ia hanya diam di mobil membuat Ten khawatir.

"Kamu takut?"

Suara lembut yang sudah mengisi pendengarannya beberapa waktu belakangan ini pun kembali menghiasi telinganya.

Setelah beberapa bulan hanya mengurung diri di kamar akhirnya Senja keluar untuk pertama kalinya. Perutnya yang sudah membuncit dielus lembut oleh Ten. "Kamu ngidam lagi ya? Mau apa?" Ten kembali berujar karna  pertanyaannya hanya dijawab oleh kesunyian.

Senja meremat kedua tangannya dengan mata yang sudah mengeluarkan air mata. Ten yang melihatnya pun memeluknya. Membawa kepala Senja untuk bersandar di dadanya.

"Harusnya kamu nggak gini" lirih Senja.

"Kamu ngomong apa sih. Kalau aku nggak gini jadi aku harus gimana"

"Kamu ngidam aku make dres? Atau kamu mau makeup-in aku? Atau kamu mau aku make kostum buaya?" Tanya Ten bertubi-tubi.

Senja menggeleng. Tangisannya semakin deras menghilangkan senyuman Ten. Sepertinya tangis Senja kali ini berbeda dari tangisnya seperti biasa ketika sedang ngidam dan merengek pada Ten.

"Kamu ngidam apa? Bilang aja samaku. Pasti aku kabulin kok" ujar Ten sambil mengelus kepala Senja. Mungkin Senja merasa tak enak Karna selalu meminta yang aneh-aneh pada Ten ketika ngidam.

"Ini bukan karna aku ngidam atau sebagainya"

"Jadi kamu nangis bukan karna ngidam sesuatu?" Tanya Ten kembali memastikan.

"Jadi kenapa?"

Senja diam. Hanya tangisannya yang mengisi kesunyian di mobil itu. Terlebih lagi di basement tidak ada siapa-siapa.

"A-aku—

Alis Ten naik menantikan kelanjutan ucapan Senja.

"Rindu Sia"

Ten terkekeh mendengar ucapan Senja. "Itu tandanya kamu ngidam Senja~"

Suara bernada lembut itu kembali Senja dengar. Entah berapa ratus kali dia dengar setiap hari. Dan sebanyak itu pula Senja merasakan sesak karna terus menyusahkan Ten.

Suara lembut ini juga yang membuat Senja takut untuk mengutarakan semuanya. Takut kalau dia akan kecewa. Takut dia akan membenci Senja dan takut kalau dia juga akan kehilangan Ten karna hanya Ten yang ada disampingnya.

Lelaki ini terlalu baik untuk dirinya yang egois. Memang Sia sering datang ke dorm mereka. Membantu Ten mengatasi ngidam Senja yang kelewat aneh.

Sosok yang juga Senja hancurkan hatinya. Sosok yang dengan senang hati memberikan lelakinya untuk menikah dengan gadis lain. Bahkan tanpa di minta datang membantu calon istri mantan kekasihnya yang sedang mengandung.

Setiap melihat kedua orang itu, Senja merasa dirinya adalah orang  paling jahat didunia. Orang  paling egois yang hanya mementingkan diri sendiri. Ya. Itu adalah Senja.

"Kita masuk ya. Sia juga ada di kantor kok. Nanti kita pulang bertiga ke rumah"

Ten menuntun Senja dengan menggenggam tangannya. Mensejajarkan langkahnya dengan Senja yang seperti siput. Sangat pelan.

"Mark. Semoga ini bisa menjadi kebaikan yang Hyung lakukan untukmu yang selalu ada disampingku"

Hening melanda ruangan mewah nan luas itu. Meja panjang diisi dengan 38 lelaki tampan yang tak lain adalah member NCT.

NCT V [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang