"Mungkin dia sedang tersesat dan kebetulan kau sedang lewat"
Senja memukul kepalanya berkali kali. Kini hanya ada kecanggungan antaranya dan Sungchan. Entah dorongan darimana ia melakukan hal bodoh itu.
Kini ia duduk termenung menatap langit langit kamarnya. Ia sudah kembali dari Kanada. Sudah satu minggu berlalu sejak kejadian itu dan dia belum berjumpa dengan Sungchan.
Entah kemana perginya lelaki itu. Mungkin ia masih betah di Kanada karna Senja kembali lebih dulu. Sungguh Senja merasa sangat rendah sekarang.
Kini ia merasa tak ada kehidupan di sekitarnya. Dorm sangat sepi karna para member datang sebentar lalu pergi lagi. Senja tak ada hak untuk melarang karna mereka sedang dalam masa libur.
Tanpa sadar air mata menetes dari kedua mata Senja. Merutuki kebodohannya karna telah membawa dirinya ke dalam masa sulit. Senja sadar kalau penderitaan yang sebentar lagi akan dia hadapi adalah ulahnya sendiri.
Tok! Tok! Tok!
Senja tidak berkutik. Tidak berniat sedikit pun untuk membuka pintu. Ia takut kalau orang itu adalah Sungchan. Bolehkah Senja berharap kalau Sungchan datang menanyakan kabarnya?
Ah Senja bodoh! Ia bahkan tidak tahu apakah dia menginginkan Sungchan ada atau tidak!
"Senja?! Kau didalam??"
Senja menemukan sedikit cahaya di hidupnya begitu mendengar suara itu. Dengan semangat ia berlari ke arah pintu dan membuka pintunya.
"Ten!" Seru Senja girang. Tanpa menunggu Ten siap, Senja berhamburan ke pelukan lelaki itu. Membuat tubuh Ten terhuyung keluar dari kamar.
Membuat seorang oknum yang hendak melintas ke kamarnya berbalik arah. Kedua orang yang sedang berpelukan itu pasti tidak sadar dengan kehadiran nya.
"Kau menangis?" Ten mengendurkan pelukannya. Sedangkan yang dia tanya malah semakin menangis. "Kenapa kau menangis?" Tanya Ten lagi. Bukannya menjawab, Senja malah semakin menangis membuat Ten keheranan.
"Aku menangis karna kau tanya kenapa aku menangis! Kalau kau tak menanyakan itu mungkin aku tidak akan tambah menangis"
Ten sukses melongo. Apa ini benar Senja di gadis yang suka bertingkah aneh dan diluar nalar itu? Kenapa dia menggemaskan ketika menangis begini?
"Baiklah baiklah. Sekarang ceritakan padaku apa yang terjadi?" Ten menuntun Senja untuk duduk di bawah dan bersandar pada tempat tidur.
Ten merasa ada sesuatu yang berbeda dari Senja. Wajahnya sangat pucat. Ten takut terjadi sesuatu pada wanita yang begitu dia sayangi ini. Wanita tempatnya berteduh yang sudah dia anggap seperti adiknya sendiri.
"Aku tidak bisa cerita sekarang" Ucap Senja disela sela ia membersihkan air mata di pipinya. Ten mengambil tangan Senja dan menggantikan tangan itu untuk membersihkan sisa air mata di pipinya.
Ten tersenyum manis lantas berucap. "Tak apa kalau tak bisa bercerita sekarang. Kau bisa bercerita nanti, besok, lusa atau kapanpun kau mau. Aku akan selalu mendengarkanmu kapanpun itu." Ujar Ten begitu manis.
Senja tampak menunduk begitu mendengar ucapan Ten. "Jika aku meminta bantuanmu apa kau mau menolongku?" Tanya Senja membuat Ten kebingungan.
Sebenarnya ada apa dengan Senja? Pikir Ten. "Tentu saja. Apapun untukmu karna kau sudah aku anggap kau sebagai adikku"
Senja kembali menitikkan air mata. Membuat Ten langsung memegang pundak wanita itu. Ia menunduk guna melihat wajah Senja. Lalu tersenyum manis. "Kau sepertinya tidak sedang baik baik saja" Ucap Ten lagi yang hanya dijawab oleh isak tangis Senja.

KAMU SEDANG MEMBACA
NCT V [END]
Фанфіки"Hari ini sulit. Dan aku yakin besok juga pasti lebih sulit" Sungchan menatap video yang dia rekam di ponselnya dengan berlinang air mata. Video bayinya yang masih ada diperut Senja ketika menemani istrinya itu periksa ke rumah sakit. Jantung Sungch...