knew

82 12 0
                                    

Senja duduk di atas tempat tidurnya. Bahunya bergetar dan tangannya sudah luka karna ia gigit kuat untuk meredam suara tangisannya. Di luar sana, Ten dan kedua orang tuanya tengah bertengkar hebat.

Kedua orang tuanya benar-benar mengamuk. Bahkan ibu Ten sampai memukuli Ten. Memaki Ten dengan seluruh kata kotor dari A sampai Z. Dan yang membuat Senja merasa menjadi orang paling jahat adalah Ten yang dengan lapang dada menerima semuanya.

Suasana semakin mencekam kala Prince datang dengan kedua orang tua Senja. Ten segera berdiri dan menyalim tangan kedua orang tua Senja. Semalam ia sempat membaca artikel mengenai sopan santun di Indonesia.

Agar menjadi calon menantu yang baik maka Ten mempelajari dan mempraktikkannya langsung.

;

"Mau nangis sampai kapan?" Romeo mengelus pundak Sia.

"Besok, Romeo. Besok Ten bakal nikah hiks! Besok Remeo besok!!"

"Bukan Ten yang bakal nikahin Senja besok, tapi Sungchan."

Sia segera menoleh pada Romeo. "Maksud Lo?"

"Lo baca ini baik-baik" Romeo menyerahkan sebuah map. Sia membuka map itu dan membaca isinya.

"Ini nggak mungkin" Sia menggelengkan kepalanya tak percaya.

Romeo kembali tersenyum. "Sekarang yang perlu kita lakuin cuman dua"

"Apa itu?"

"Ikut gue"

;

Renjun sibuk dengan ipadnya. Lukisan indah ia ukir untuk menyalurkan imajinasinya. Perpaduan warna hitam dan putih. Entahlah. Belakangan ini dia menyukai lukisan dengan perpaduan kedua warna itu.

Gelap, namun penuh makna.

Drrttt drrtt

Dering ponsel disampingnya mengusik Renjun. Ponsel yang tak lain milik Sungchan itu terus berdering. Renjun yang tadinya tidak ingin mengangkatnya mau tak mau harus mengangkat panggilan itu.

Sepertinya Sungchan juga tidak terusik sedikit pun dan masih terus melanjutkan tidur nyenyaknya di sofa. Begitu juga Sinchan yang ada dipelukan Sungchan. Keduanya mungkin sangat kelelahan menjaga ibunda mereka yang saat ini terbaring di atas bangsal rumah sakit.

Mama sedang tidur jadi mereka juga bisa istirahat. Berhubung juga ada Renjun disana jadi dengan senang hati ia bergantian dengan Sungchan agar lelaki itu bisa memejamkan matanya barang sebentar saja.

Pada akhirnya Renjun mengangkat panggilan itu. Dahinya berkerut kala mengetahui panggilan itu dari salah satu staff.

Entahlah.

Perasaannya tidak enak.

"Halo"

"..."

"Dia lagi tidur"

"...."

"Nggak bisa. Dia lagi tidur. Kasihan dia kecapean nggak tidur tidur jagain mamanya"

"...''

"Yaudah tunggu di taman rumah sakit"

Renjun bergegas keluar dari ruang rawat inap mama Sungchan. Berjalan agak terburu-buru ke taman rumah sakit.

Feeling-nya mengatakan, apa yang Renjun takutkan akan terjadi.

Malam ini.

"Ada apa?"

Renjun langsung to the point' begitu dia berdiri didepan kedua orang itu. Seorang dari mereka memberikan Renjun sebuah map.

Renjun tidak menerimanya. "Itu anak Sungchan?"

NCT V [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang