"Ketika aku sudah berada didalam tanah. Maka diamlah. Aku sudah tidak ingin diganggu"
Peti di angkat oleh Jaehyun, Jungwoo, Ten, Lucas, Johnny, dan Yuta. Dengan Haechan yang berdiri di barisan terdepan sambil memegang foto Mark.
Haechan berusaha kuat. Ia tidak boleh lemah. Sorotan kamera mengarah pada mereka. Haechan hanya menatap ke depan dan berjalan secara perlahan.
Senja hanya mengikut dari belakang. Berada di belakang artis artis dari agensi lain. Ntah untuk alasan apa tapi agensi meminta dengan keras agar Senja jangan sampai dilihat publik.
Kini peti dengan Mark didalamnya sudah ditimbun tanah. Meninggalkan Isak tangis dan duka mendalam bagi semua orang. Meninggalkan penyesalan yang begitu besar pada semua member karna tidak ada disisi Mark di hari hari terakhirnya.
Sungchan berdiri disamping Haechan. Tepat disamping kuburan Mark. "Harusnya dia dikubur di Canada. Dia pasti rindu kota kesayangannya itu" ujar Sungchan.
"Vancouver" lirih Haechan.
Tiba tiba Haechan bergerak hendak menghancurkan kuburan. Mark pasti tidak suka dikubur di Korea!
"Haechan!! Jangan nak!" Ibu Mark segera memeluk tubuh Haechan yang tengah dipegang kuat oleh Jaehyun dan Johnny.
"Dia pasti rindu Kanada. Sedari kecil dia sudah di Korea. Dia pasti merindukan kota dengan hujan salju yang lebat itu" ucap Haechan sambil menahan isakan. Dia teringat ketika Mark mengatakan dia benar benar rindu Kanada.
Dulu Haechan pernah berkata pada Mark agar membawanya jalan jalan ke Vancouver. Tapi sekarang di peristirahatan terakhirnya Mark sendiri pun belum menginjakkan kakinya di Kanada.
"Dia suka disini. Dia suka negara dan orang orang disini. Tidak mungkin dia bertahan disini kalau bukan karna nyaman disini. Mark pasti suka beristirahat disini" Taeyong berusaha menenangkan Haechan.
Ketika Haechan sudah mulai tenang, Taeyong menghitung jumlah member yang ada di acara peristirahatan terakhir Mark.
Gawat!!
Kurang satu!!
Taeyong langsung memeriksa siapa yang tidak ada disana. Ah kemana lagi si brengsek Doyoung itu!! Sungguh kepala Taeyong bisa pecah mengurus mereka semua.
Belum lagi member baru yang benar benar membutuhkan arahan Taeyong agar tidak melakukan kesalahan yang akan berakibat fatal pada NCT.
Sebagian member NCT sudah seperti orang kesurupan karna kabar duka ini. Taeyong kena hatecomment karna dianggap tidak becus sebagai Leader.
Percayalah menjadi Taeyong itu tidak mudah!!
Sekarang Taeyong harus menyerahkan sementara tugasnya pada Kun. Taeyong segera menancap gas mobilnya sembari menerka nerka kemana Doyoung pergi.
"Kenapa gue bodoh sih!! Coba aja gue ada di sisi Mark. Gue lebih perhatian sama dia, ini semua nggak bakal terjadi!!!" Taeyong sibuk menyalahkan dirinya sendiri. Tangannya menggenggam erat stir mobil.
Walaupun sudah tak ada gunanya lagi tapi menghilangkan rasa penyesalan adalah hal tersulit di dunia ini.
Apalagi menyesal ketika orang itu sudah pergi dari dunia.
Entah mengapa firasat Taeyong membawanya ke gedung SM entertainment. Tak jauh dari tempat dimana Mark dikubur. Taeyong segera naik ke rooftop.
Ketika hendak membuka pintu rooftop, tangannya berhenti di udara begitu mendengar suara dari luar.
"Hahahaha..."
Taeyong tertegun. Dia yakini itu suara tertawa Mark karna ketawa Mark sangat berbeda dan mudah dibedakan. Dengan tergesa-gesa Taeyong mendorong pintu kasar.
Brak!
Mark tertawa terbahak bahak karna tingkah Jungwoo hingga lupa cara berdiri yang benar.
Ah Taeyong sangat merindukan tawa itu. Akhirnya dia mendengarnya lagi. Tawa yang membuat siapapun ikut tertawa. Tawa seorang Mark Lee.
"Merindukannya?" Tanya Taeyong setelah duduk dilantai tepat disamping Doyoung.
"Aku tidak tahu harus tertawa atau menangis melihat ini" Doyoung benar benar menangis sambil tertawa. Atau tertawa sambil menangis? Entahlah. Doyoung benar benar melakukan keduanya dalam detik yang sama.
"Dulu ketika mendengarnya tertawa mulai dari cara hingga suaranya akan membuat orang lain tertawa. Tapi kenapa sekarang aku merasa sedih mendengarnya tertawa?" adalah pertanyaan Doyoung yang membuat Taeyong diam seribu bahasa.
Benar benar tak tahu harus menjawab apa. Doyoung kembali terkekeh pelan sambil menghapus air matanya dengan pandangan fokus pada layar ponselnya yang menampilkan video panjang komplikasi Mark di satu tahun penuh. Mulai dari setiap comeback, variety show, konten YouTube atau yang lainnya.
Diikuti musik melow yang menambah kesan dramatis dalam video tersebut. Doyoung tak tahu siapa yang membuat video itu. Tapi dia berterima kasih dengan sangat karna sudah menghancurkan semangat hidup seorang Kim Doyoung.
"Apa kau pernah berpikir...bagaimana jika Sijeuni tahu perbuatan kita pada Mark."
Doyoung menahan isakannya. "Mungkin mereka akan meminta paksa kita untuk disband" lanjutnya.
"Kenapa Lo nggak Dateng?" Taeyong teringat tujuan utamanya mencari Doyoung. Taeyong memang tak berniat menjawab pertanyaan yang juga sedang dia cari jawabannya.
Doyoung tertawa pelan sambil menghapus air matanya. "Gue malu. Gue malu sama Mark, sama Lo, sama semua member, sama Sijeuni, dan—sama Senja"
Bukan rahasia lagi bagi anak NCT tentang Senja yang menyukai Mark. Mereka semua tahu. Bukan berarti Sungchan atau siapapun yang memberi tahunya. Tapi Senja yang terang-terangan sekali dengan memasang penuh dinding kamarnya dengan foto Mark.
"Maafin gue" ujar Taeyong tiba-tiba. Membuat Doyoung langsung menatap heran Taeyong. "Buat apa?" Tanya Doyoung.
"Benar yang mereka bilang. Gue nggak becus jadi manager. Gue bakal mengundurkan diri dari NCT"
***
Senja duduk tanpa minat didepan CEO. Bukan karna sesuatu, tapi karna hatinya masih sangat belum siap untuk kembali bekerja walau sudah 2 hari sejak Mark dikubur.
"Kalian libur 2 bulan. Kau bisa mengatur ulang semua jadwal"
Senja mengangguk patuh. Senja sedikit lega. Setidaknya dia memiliki waktu untuk mengistirahatkan hati dan pikirannya.
Ketika hendak pulang, Senja bertemu tatap dengan Sungchan yang terlihat masuk gedung SM dengan cup coffee di tangan.
Senja segera mengalihkan pandangannya. Menimbulkan tatapan sendu Sungchan ketika bahu Senja sudah menghilang dari pandangannya.
Sungchan melangkah gontai masuk ke dalam. Mencoba untuk tidak terlihat peduli dengan Senja. Bukankah skenario awalnya adalah Sungchan yang antagonis di hidup Senja?
Kira-kira itu yang ada diotak Sungchan setiap mengingat Senja. Menekan pada dirinya sendiri agar jangan memperlihatkan sikap Protagonis. Sungchan adalah si antagonis di mata Senja.
Senja memarkirkan mobilnya. Ia memasang masker juga topi Hoodie nya. Ia berdiri dari kejauhan. Menatap sendu pada makam seorang lelaki yang amat sangat dia kagumi.
Ingin sekali dia kesana. Meletakkan sekuntum bunga sebagai pertanda dia sudah berkunjung. Tapi ia tak bisa. Mark bukan orang biasa dan kematiannya masih dua hari yang lalu.
Sampai saat ini sekitar kuburan masih sangat ramai. Entah sampai berapa lama akan seperti ini.
Ah senja rindu senyumannya. Tawanya. Rindu semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT V [END]
Fanfiction"Hari ini sulit. Dan aku yakin besok juga pasti lebih sulit" Sungchan menatap video yang dia rekam di ponselnya dengan berlinang air mata. Video bayinya yang masih ada diperut Senja ketika menemani istrinya itu periksa ke rumah sakit. Jantung Sungch...