Syaqilla sangat bersemangat karena hari ini Dirga sudah mulai masuk sekolah kembali. Pria itu pun memutuskan berangkat ke sekolah bersama dirinya menggunakan mobil.
Ketika Syaqilla sedang menunggu Dirga yang sedang bersiap tiba-tiba saja ponselnya bergetar pertanda ada sebuah pesan yang masuk.
"Hm ini siapa yang ngirim pesan ?" Dahinya berkerut namun Syaqilla tetap membukanya.
0896********
Jaga dirimu baik-baik jika tidak ingin mati! Jangan menganggap perkataanku waktu itu main-main! Anak mu pun akan terlibat. Dendam lama pembawa kehancuran!
Tangan Syaqilla gemetar. Lalu ia mulai menyeka wajahnya yang penuh keringat. Sedetik kemudian Syaqilla memeluk perutnya raut wajahnya memucat ia berasa diteror namun teror itu seperti alarm agar ia bisa menentukan keselamatannya sendiri.
"Tidak akan mommy biarin sesuatu terjadi sama kamu. Ini aneh kenapa dia bahas dendam lama maksudnya apa dan kenapa harus anak aku yang di libat kan? Engga-engga sepertinya memang sudah ada yang mengawasi aku sedari lama sampai dia tau masalah kehamilan aku. Bagaimana ini?"
"Kenapa hm?" tanya Dirga yang baru saja tiba.
"Hah? Emm engga." Syaqilla menggelengkan kepalanya.
"Gue paling gak suka di--"
"Dibohongin baby." Syaqilla memotong ucapan Dirga membuat sudut bibir Dirga terangkat.
"Pintar, sekarang jelasin lo kenapa?" Dirga mengusap rambut Syaqilla menunggu gadis itu menjawab pertanyaannya.
Syaqilla menggigit bibir bawahnya ia ragu menceritakan ke Dirga takut pria itu emosi.
"Jangan di gigit-gigit mending gue cium aja," ucap Dirga sambil mengusap bibir Syaqilla.
Syaqilla tersipu rona merah sudah menghiasi wajahnya. Karena malu ia memeluk leher Dirga menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Dirga menghirup dalam-dalam wangi tubuh pria itu yang begitu menenangkan.
"Ga usah malu biasanya juga malu-maluin," ejek Dirga sambil mencium rambut Syaqilla.
"Enak aja." Syaqilla yang tak terima memukul pundak Dirga.
"Buru jawab yang tadi." Desak Dirga membuat Syaqilla yang awalnya berfikir Dirga akan melupakan soal itu namun itu nihil nyatanya pria ini malah mendesaknya.
"Nih kaka baca aja." Syaqilla menyerahkan ponsel nya yang langsung diambil Dirga.
Ketika membaca pesan itu wajah Dirga memerah. Dadanya naik turun. Syaqilla sudah tau yang terjadi pasti akan seperti ini.
Prang!
Dirga melempar ponsel ke lantai wajahnya masih memerah bahkan rahangannya mengeras hingga terlihat lah urat-urat yang menonjol.
"Nah kan ponsel aku jadi korban," batin Syaqilla melihat ponselnya tergeletak di lantai sungguh nasib ponsel itu sudah hancur berkeping-keping.
"Dendam lama cih basi!"
Dirga tersenyum miring membuat Syaqilla bergidik ngeri melihat aura Dirga yang begitu berbeda.
*****
Bara dan Rizki sedang menunggu kedatangan Dirga tadi saat mereka berada di sekolah. Dirga menyuruh untuk bolos saja ada hal yang penting yang ingin pria itu sampaikan.
"Ckk si bos lama amat dah percuma kan kita diem di kafe tapi kaga pesan apa-apa cuman numpang duduk doang anying malu-maluin," gerutu Rizki.
"Lo kan kaya beli lah jangan kek setan," protes Bara.
"Kek orang miskin bar bukan kek setan," sahut Rizki memutar bola matanya.
Beberapa menit kemudian Dirga datang.
"Sorry telat tadi jalanan macet," jelas Dirga sambil menarik kursi untuk duduk.
"Nyalip kan bisa," usul Rizki.
"Gue bawa mobil mau gue tabrak-tabrakin hm?" tanya Dirga menaikkan sebelah alisnya.
"Jangan Dir sayang mobil mahal lo nanti rusak," kata Rizki sambil cengengesan.
"Heh bego orang mah kasian ama nyawa orang yang ditabrak bukan sama mobil Dirga," ucap Bara sambil menoyor kepala Rizki.
"Udah pada pesen belum?" tanya Dirga.
"Seperti yang lo lihat meja kita doang yang kosong."
"Cih miskin," ledek Dirga tertawa kecil.
Bara dan Rizki secara berbarengan mengusap dadanya. Sambil menunggu pesanannya datang, Rizki dan Bara tampak fokus mendengarkan ucapan Dirga .
"Gue mau semua pasukan Geng Asvers selalu siap di warung babeh bolos-bolos dah karena gue yakin sekolah kita bakal di serang tapi bukan sama anak SMA." Dirga berbicara dengan nada serius.
"Lah terus sama siapa?" tanya Bara penasaran.
"Nanti juga lo tau, intinya gue dapat kabar dari anak buah gue yang ngasih tau gue kalau waktu itu dia denger percakapan dua orang pria baruh baya sedang membahas masalah penyerangan dan sampai saat ini gue gak tau motifnya apa."
"Wah anjir kurang asem tuh bapak-bapak udah bau tanah masih suka nimbun dosa aja," decak Rizki.
"Dan yang paling gue khawatirin masalah keselamatan Syaqilla sama anak gue yang lagi terancam," lanjut Dirga.
Bara dan Rizki kaget mendengar penuturan Dirga mereka cukup heran juga masalah baru datang secara bersamaan dengan motif yang susah untuk mereka ketahui.
"Lah Syaqilla kan baik-baik aja?"
"Dia emang baik tapi udah dua kali dia di teror. Kalau gue anggap ini cuman main-main gak bisa ini menyangkut istri sama anak gue," ucap Dirga membuat Bara dan Rizki tersenyum.
"Ekhem, udah mulai lope-lope nih," ledek Rizki membuat Dirga salting namun sebisa mungkin ia mengubah ekspresi wajahnya.
"Duh mukanya merah." Bara ikut menjaili Dirga.
"Lo pada jangan ledek gue bisa? Sekarang kita fokus dulu buat ngatur semuanya sebelum terlambat."
Mereka mengangguk dan mulailah rencana demi rencana mereka bahas.
"Hebat." Puji wanita paruh baya itu yang sedari tadi menyimak susunan rencana yang Dirga bahas.
"Ternyata kau sudah besar nak, bahkan sikapmu sama seperti si bos kejam dan menyeramkan," batinnya sambil menatap Dirga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara (TAMAT)
Teen Fiction{Follow sebelum membaca} Dirgantara pria yang memiliki ketampanan diatas rata-rata siapa sangka sifatnya yang berbahaya itu malah membuatnya terjebak dalam sebuah skandal. Tepat malam itu ia malah berada di kamar dengan seorang perempuan yang tidak...