Perhatian Syaqilla

3.3K 399 233
                                    

Hallo pecinta cerita Dirgantara🤗

Gimana kabar kalian semua? Aku harap baik ya:))

Btw aku mau minta maaf banget ya karena jarang up karena jujur aku lagi sibuk" nya tapi karena banyak banget yang dm aku minta up maka aku tepati deh😆

Selamat membaca guys Jangan lupa Votment nya ya😘

*****

Dirga merasa puas telah mengalahkan rival nya untuk kesekian kalinya. Dengan bangganya ia merayakan kemenangan nya bersama Geng Asvers.

"Cabut," pamit Dirga.

"Siap bos."

Merasa badannya lelah dan sangat tidak nyaman, Dirga memutusakan pulang ke apartement nya.

Sesampainya di pintu apartement, ia mulai memasukan beberapa digit angka dan secara otomatis pintu pun terbuka. Seketika ia terpaku melihat pemandangan yang ada di depannya, yang pertama kali ia lihat adalah Syaqilla yang nampak meringkuk di sofa tanpa memakai selimut sudah dipastikan tidur Syaqilla sangat lah tidak nyaman.

"Ck, nyusahin." Selepas Dirga menutup pintu langkah kakinya mendekati letak Syaqilla berada.

Tanpa sadar Dirga memperhatikan wajah polos Syaqilla. Memang Dirga tak bisa mengelak bahwa Syaqilla sangat cantik dan sudah menjadi istri yang baik, hanya saja cintanya belum bisa ia berikan untuk Syaqilla.

Geleng-Geleng kepala Dirga dibuat nya. Bayangkan saja, tidur Syaqilla sudah persis seperti bayi. Seketika ia terkekeh, untung saja Syaqilla sudah terlelap.

"Eunghh." Dirga panik saat perlahan melihat Syaqilla membuka kedua matanya.

"Ngapain tidur disini?" tanya Dirga sambil memposisikan duduk tepat disamping Syaqilla.

"Anu Kak, aku nungguin Kakak," cicit Syaqilla.

"Lebay."

"Astagfirullah." Tiba-tiba saja Syaqilla berteriak membuat Dirga kaget bukan main.

"Berisik tau gak."

" kenapa bisa begini?" tanya Syaqilla khawatir saat melihat wajah Dirga yang terluka dan memar.

"Bawel," balas Dirga berdecak kesal.

"Kakak tunggu sini ya, jangan kemana-mana." Sambil menyepol rambutnya asal Syaqilla mulai mengambil kotak P3K yang berada di dekat Meja pantry

Syaqilla datang dengan membawa kompresan dan juga kotak P3K. Untung saja mood Dirga sedang bagus, jika tidak sudah dipastikan Syaqilla akan menangis karena ulahnya.

"Sini Kak, aku kompres dulu." Syaqilla mencondongkan badannya dan mulai memasukan kain ke dalam baskom berisi air dingin.

"Shhh... pelan-pelan." Dirga meringis saat tangan Syaqilla sudah mulai mengobatinya.

"Aduh maaf ya, Kak." Syaqilla meniup wajah Dirga yang membuat Dirga terpaku akan perbuatan Syaqilla kepadanya.

Sabar Dirga batinnya.

"Masih sakit ya?" tanya Syaqilla.

"Udah tau nanya." Dirga memutar bola matanya jengah.

"Maaf, Kak. Sini aku lanjutin, bentar lagi selesai kok."

Saat Syaqilla mengobati Dirga, ia dibuat gerogi. Bayangkan saja, setiap pergerakannya selalu ditatap intens oleh Dirga, bahkan sampai tatapan mata mereka bertemu dan Syaqilla lah yang memutuskannya.

"Udah, kan?" tanya Dirga.

"Hm... iya, Kak." Jawab Syaqilla.

"Thanks" Setelah mengucapkan kata-kata itu Dirga pergi menuju kamarnya ya tujuannya adalah mandi.

Huft gila bisa mati muda gue Batinnya

Syaqilla baru saja memasuki kamarnya dan betapa terkejut dirinya ketika melihat Tubuh dirga yang hanya dililit handuk sebatas pinggang. Karena panik, ia membalikan tubuhnya membelakangi Dirga. Rasanya matanya telah ternodai.

Karena sikap acuh yang sudah mendarah daging, Dirga pun tak ambil pusing ia segera mengambil baju setelah selesai ia mulai membaringkan badannya di kasur.

Dirga memperhatikan Syaqilla yang masih membelakanginya."Mau sampai kapan gitu mulu?" ucapnya.

Dengan gemetar Syaqilla menjawab."Sampai Kakak selesai pake baju."

"Dasar bego gue udah selesai dari tadi," kata Dirga.

Syaqilla mengerucutkan bibirnya lalu membalikan badannya dan ternyata benar Dirga sudah selesai mengenakan pakaiannya, bahkan dengan santai Dirga memeluk bantal guling.

Syaqilla melotot. Ia baru sadar jika Dirga tidur di ranjang yang sama dengannya nantinya."Kak, kenapa tidur disana sih?" tanya Syaqilla sebal. Namun Dirga seolah-olah tuli ia menghiraukan kata-kata Syaqilla.

Syaqilla pasrah, dengan berat hati ia mengambil selimut dan bantalnya untuk menemaninya ketika ia tidur di sofa.

"Mau kemana lo?" Syaqilla kesal bukan main giliran tadi ditanya malah tidak dijawab, sekarang aja nanyain.

"Ya aku tidur di sofa lah, kan lagian kasur nya di pake Kakak."

"Udah tidur aja disini, gue gak akan ngapa-ngapain lo."

Syaqilla bimbang, apa iya harus terima? Tapi kalau nanti Dirga mengambil kesempatan dalam kesempitan bagaimana? Engga-engga, Syaqilla gak mau.

Dirga tau Syaqilla meragukan ucapannya."Laki-laki tuh yang dipegang omongannya, gue jamin omongan gue dan perilaku gue nanti gak akan bertentangan."

Syaqilla tercengang ternyata suaminya yang terkenal dingin bisa ngomong panjang juga.

"Tidur!" Nada tegas itu membuat kesadaran Syaqilla kembali sepenuhnya.

Dengan gerakan cepat Syaqilla menaiki kasurnya dan tidur tepat disamping Dirga dengan ditengah-tengah mereka terdapat bantal guling sebagai pembatasnya.

Dirgantara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang