Dirga mendekat ke arah ranjang rumah sakit. Ia sangat menyesal karena lalai dalam menjaga Syaqilla, andaikan dia tidak lalai ini semua tidak akan terjadi.
Untung saja Syaqilla dan calon anaknya tidak mengalami hal yang serius hanya saja luka Syaqilla memang cukup parah.
Melihat selang infus terpasang di salah satu tangan gadisnya membuat hatinya sakit belum lagi wajah gadisnya penuh dengan luka-luka. Dirga menggenggam sebelah tangan Syaqilla yang tidak di infus menciumnya dengan lembut.
"Maaf karena semua ini salah gue. Andaikan gue jagain lo ini semua gak akan terjadi. Gue memang bodoh," tutur Dirga meneteskan air matanya.
"Gue akan membalas mereka semua. Bangun, jangan buat gue takut, gue janji kalau nanti lo bangun gue akan nuruti semua keinginan lo," ucap Dirga serius sambil melirik Syaqilla yang masih memejamkan matanya.
Ceklek!
Dirga terlonjak kaget melihat kedua orang tuanya dan orang tua Syaqilla masuk sontak saja ia menghapus air mata yang mengalir di kedua pipinya.
Dipta menghampiri Dirga dengan tergesa-gesa ia menarik ujung kaos Dirga melayangkan pukulan demi pukulan.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
"Pah udah pah." Teriak Rani sambil menarik lengan suaminya.
"Hiks pah tolongin Dirga," pinta Sinta.
Geral menjawab namun tak menatap Sinta. "Dia lalai, jadi sudah sepantasnya dia mendapatkan hukuman agar Dirga kedepannya bisa lebih berhati-hati."
"KENAPA ANAK SAYA BISA SEPERTI INI! DIMANA KAMU SAAT ITU DIRGA?! DASAR BODOH!" murka Dipta berteriak dengan penuh emosi.
Dirga memegang sebelah pipinya terasa ngilu. "Maaf pah saat itu Dirga sedang ada di kafe," ucap Dirga.
"NGAPAIN KAU DI SANA BODOH! SUDAH SAYA BILANG WAKTU ITU JIKA KAU TIDAK SIAP MENAJAGA SYAQILLA MAKA AKAN SAYA BAWA SYAQILLA BERSAMA SAYA!" bentak Dipta.
Dirga tidak terima dengan ucapan Dipta. Memang ia salah, namun sampai kapan pun Syaqilla akan tetap bersamanya. Tidak boleh ada yang mengambil gadis itu darinya sekalipun itu orang tua gadis itu.
"SAYA TIDAK AKAN MELEPASKAN SYAQILLA! MEMANG INI KESALAHAN SAYA TAPI ADA ALASAN SAYA MENINGGALKAN SYAQILLA."
Dipta dan yang lainnya terdiam ucapan Dirga terdengar tegas, namun serius membuat mereka bertanya-tanya alasannya apa?
"Alasannya apa hah?" Sentak Dipta.
"Nyawa Syaqilla sedang tercancam. Apa bisa ketika saya sudah tau seperti itu saya bisa tinggal diam? Untuk itu saya menyusun rencana agar sesuatu tidak sampai terjadi, namun secara bersamaan mereka semua tau tentang Syaqilla," ucap Dirga panjang lebar.
*****
"Shit pria bodoh itu sudah mulai beraksi," umpat wanita paruh baya itu.
"Tidak akan aku biarkan semua itu terjadi. Oh tidak, di usiaku yang sudah tidak muda lagi harus dilibatkan masalah serumit ini sial!" geram wanita itu.
Wanita paruh baya itu mulai memasukan benda tajam ke dalam tas besarnya. Itu bukan lah hal yang baru, itu lah sifat aslinya kejam dan menyeramkan.
"Sudah lama aku tidak memakainya," ujar Wanita itu sambil membolak-balikan pistol yang berada digenggamannya.
"Sudah ku tebak pria bodoh itu akan memakai benda ini, namun sayangnya punya ku jauh lebih mahal daripadanya hahaha." Wanita itu tertawa sinis.
"Kau akan ku pakai besok, semoga nanti pinggang ku tidak encok saat sedang bertarung," lanjutnya sedikit cemas dengan nasibnya.
Lapangan SMA Lukel penuh dengan ribuan manusia. Panasnya matahari sangat menyengat membuat tubuh mereka seakan terbakar secara perlahan ingin kabur, namun tak bisa penjagaan sangat ketat. Ya, sekarang murid SMA Lukel sedang dikumpulkan mereka semua akan menerima hukumannya hari ini.
Dirga naik di atas podium, lelaki itu menatap sengit orang-orang yang menundukan kepalanya. Dirga tidak akan main-main dalam segala ucapannya untuk itu ia menugaskan anak-anak Geng Asvers untuk menjaga mereka agar tidak kabur. Sedangkan guru-guru dan kepala sekolah hanya mampu menyaksikan saja rasanya memang lebih bagus saat memberikan hukuman sama orang yang bersangkutan, namun karena Dirga tau Syaqilla tidak akan menghukum mereka maka dirinya lah yang mewakilkan tanpa perlu persetujuan dari Syaqilla.
"Siapa yang nyebarin berita ini?" teriak Dirga menggema di seluruh lapangan.
Dirga sudah tau pasti ada yang membocorkan rahasianya untuk itu ia ingin tahu pelaku sebenarnya.
"Jawab anjing!" bentaknya membuat mereka semua terlonjak kaget.
"Kalau gue hitung sampai tiga gak ada yang mau ngaku, liat aja akan banyak hukuman yang lo semua dapatkan." Dirga mengeluarkan seringai miring membuat mereka ketakutan.
"Satu."
"Dua."
"Ti--."
"GUE ORANGNYA."
Suara pengakuan yang diiringi dengan teriakan yang menggema membuat mereka mencari sumber suara, seketika mereka terkejut melihat siapa orang itu.
"LO?"
"IYA, GUE ARSYA FIRMANSYAH SAHABAT SYAQILLA PUAS LO HAH?" dengus Arsya membuat semua orang kaget.
Dirga tak percaya ternyata Arsya bisa sejahat itu namun ia yakin pasti ada alasan tersembunyi di balik ucapannya.
"Bawa dia!" Perintah Dirga.
Dengan cepat Bara dan Rizki membawa Arsya mereka mengikuti langkah kaki Dirga membuat yang lain dilanda penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara (TAMAT)
Teen Fiction{Follow sebelum membaca} Dirgantara pria yang memiliki ketampanan diatas rata-rata siapa sangka sifatnya yang berbahaya itu malah membuatnya terjebak dalam sebuah skandal. Tepat malam itu ia malah berada di kamar dengan seorang perempuan yang tidak...