Terpuruk

2.5K 243 166
                                    

Happy Reading guys😍

           *****

Sepanjang perjalanan, Syaqilla memejamkan matanya karena mengantuk. Sinta yang melihat ke arah belakang tersenyum miris melihat nasib menantunya.

"Dia gadis yang kuat seperti anak kita," kata Geral sambil menyetir.

"Hmm, dia pasangan yang cocok Pah, aku harap mereka akan selalu bersama, Aamiin."

"Aamiin."

Beberapa menit kemudian, mobil Geral sudah memasuki perkarangan rumahnya yang sudah mirip sekali dengan istana.

Sinta membuka pintu belakang menepuk pelan pipi Syaqilla.

"Ayo turun nak sudah sampai," ucap Sinta memberitahu.

"Eh maaf mah, tadi Syaqilla ketiduran," katanya merasa tidak enak.

"Heh, gak masalah kok yasudah ayo!"

"Baik Mah."

"Hm ... Mah ko aku dibawa ke rumah mama?" tanya Syaqilla yang merasa aneh. Mengapa ia malah dibawa ke rumah mertuanya, seharusnya kan ke apartemen nya.

"Iyah, sementara kamu tinggal disini dulu, karena mama sama papah takut ada apa-apa sama kamu mengingat kondisi kamu yang sekarang sedang berbadan dua nak." Sinta mengusap lembut rambut Syaqilla.

Syaqilla mengikuti langkah kaki Sinta dan sampailah mereka di ruang tamu. Syaqilla memperhatikan setiap sudut ruangan hingga matanya menatap bingkai foto Dirga yang terpajang di tembok.

Syaqilla mulai melangkahkan kakinya ketika sudah berada di hadapan foto Dirga, matanya tidak pernah lepas dari wajah Dirga karena letak foto nya yang sangat tinggi maka Syaqilla tidak bisa memegangnya. Padahal yang ia harapkan bisa memegangnya. Perilaku Syaqilla pun tidak luput dari pandangan Sinta dan Geral.

"Aku kangen banget sama kamu yang selalu natap aku dengan tajam, tapi sekarang mata itu malah tertutup," batin Syaqilla.

Air mata turun begitu saja. Rasa rindu, cinta dan takut kehilangan sangat menyiksa dirinya sudah jelas ia merasa tersiksa bila Dirga tidak ada di sisinya. Karena mendengar suara langkah kaki yang mendekat buru-buru Syaqilla menghapus sisa air matanya.

"Mamah tau kamu kangen sama Dirga, rasa cinta kamu lah yang membuat kamu tidak bisa hidup tanpa dia. Mamah gak nyangka anak nakal kayak Dirga dapat gadis sepolos dan sebaik kamu nak. Mama harap kalian berdua selalu berbahagia." Sinta menatap mata teduh Syaqilla, sudah Sinta tebak jika menantu cantiknya ini habis menangis.

"Killa gak tau mah kenapa Killa bisa cinta sama ka Dirga, karena awal pertemuan Killa dan Ka Dirga tidak di katakan baik, malahan buruk mah dan Killa dulu juga pernah bilang benci ke ka Dirga. Eh benci itu berubah jadi cinta mah, walaupun ka Dirga belum mencintai killa," ucap Syaqilla sambil menatap foto Dirga.

"Pertemuan buruk tidak selalu akan berakhir buruk juga dan pertemuan baik tidak akan selalu berakhir baik juga. Percayalah semuanya sudah di atur dan masalah yang kamu dan Dirga hadapi akan ada solusinya. Nanti kamu atau Dirga akan menyadari kejadian yang menimpa kalian membawa keberuntungan atau kesialan."

"Sekarang kamu istirahat di kamar Dirga ya, tadi barang-barang kamu udah di beresin ama bibi."

Syaqilla mengangguk sambil tersenyum tipis. Kakinya mulai menaiki tangga hingga sampai di sebuah pintu bercat putih, perlahan tangan Syaqilla membuka knop pintu ketika dibuka wangi maskulin khas Dirga sangat tercium.

Setelah menutup pintu, Syaqilla mulai membereskan pakaian yang berada di dalam kopernya. Saat menyusun barang, Syaqilla tidak bisa konsestrasi karena pikirannya selalu tentang Dirga.

Dirgantara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang