Dirga Marah

3.7K 376 242
                                    

Yuk dibaca jangan lupa Votment nya😘😘

                          ****

Suasana kelas XI IPA 1 sangat berisik,  saja mereka dapet keburuntungan kali ini kelas mereka  freeclass sebab Pak Bondan yang tampannya mirip Stevan William tapi versi jadi-jadian tidak masuk dikarenakan ngurusin anaknya sunatan.

Seperti sekarang ini, mereka melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Jika dilihat cowok pasti lebih identik dengan bermain game dan itulah yang dilakukan siswa kelas XI IPA 1 sambil tiduran di bawah meja yang memberikan kesan nikmat tersendiri bagi mereka, sedangkan siswinya malah asik gibah dan nyanyi-nyanyi tidak jelas.

Syaqilla menghelas nafasnya melihat teman-temannya absurd semua. Beda halnya dengan Gladys yang kini sedang membaca cerita di aplikasi orange, sedangkan Tania sibuk mendengarkan musik.

Syaqilla beranjak dari kursinya, sungguh ia sangat bosan berdiam diri di kelas tanpa melakukan hal apa-apa.

"Lebih baik bolos saja," pikirnya.

"Eh mau kemana lo?" tanya Gladys melihat Syaqilla yang akan pergi.

Syaqilla menengok ke kanan "mau bolos." Dengan santai Syaqilla berucap seperti itu.

"Eh anjir bar-bar banget lo."

Sungguh Syaqilla dibuat emosi dengan ucapan yang Gladys bicarakan, kalau begini caranya kapan dia bolos.

"Dah ah lu bawel," tukas Syaqilla.

Saat Gladys mau menjawab, Syaqilla buru-buru lari membuat Gladys misuh-misuh sendiri dibuatnya.

"Emang ya temen macam gitu harus dilestarikan," gumam Gladys.

"Tujuannya?" timpal Tania.

Dari awal Tania memang mendengarkan semuanya, hanya saja ia memilih diam.

"Alat pengukur kesabaran orang," ketus Gladys.

"Ouh."

"Dora salah apa ya Allah katakan peta katakan peta,"batin Gladys.

Syaqilla berjalan di lorong sekolah dengan riangnya. Akhirnya, ia bisa bolos juga walaupun harus sabar terlebih dahulu menangani spesies macam Gladys.

"Kayaknya lagi seneng banget nih." Arsya tiba-tiba saja muncul tepat di sebelah Syaqilla.

"Eh Arsya. Iya nih akhirnya Pak Bondan gak masuk, jadi aku bisa bolos deh," ucapnya sambil menyengir.

"Trus sekarang mau kemana?" tanya Arsya.

"Kantin," ucap Syaqilla bersemangat. Sudah dari tadi pagi ia menginginkan baso Mang Ujang, baru memikirkan saja sudah membuat Syaqilla gila apalagi memakannya.

Arsya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Syaqilla yang menurut nya sangat menggemaskan. Arsya menggenggam tangan Syaqilla. Ulah Arsya membuat badan Syaqilla menegang, namun Syaqilla mencoba rileks agar tidak terlihat oleh Arsya bahwa ia sedang gerogi.

"Hmm, Arsya ayo." Syaqilla mempererat pegangan tangannya Arsya tersenyum tipis dan menggangguk.

Mereka berjalan berdampingan dengan tangan yang saling bertautan sepanjang perjalanan menuju kantin. Syaqilla menceritakan tentang baso Mang Ujang, celotehan Syaqilla pun Arsya sambut dengan baik karena Arsya tidak mau sampai gadis yang ia sayangi marah kepadanya.

                        ****

Dari tadi kerjaan Bara dan Rizki hanya mengganggu ketenangan Dirga.

Dirgantara menatap kedua sahabatnya dengan tatapan tajam, bisa-bisanya mereka mengganggu ketenangannya. Untung saja kelas mereka sedang tidak ada guru.

Dirgantara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang