Geral tak menyangka jika adiknya akan kembali dengan sifat yang masih tidak berubah. Ia tahu pasti pria itu belum puas dengan penjelasannya dahulu dan berniat untuk membalaskan dendamnya.
Beberapa tahun yang lalu, awal mula dimana adiknya dendam padanya. Tepat pada malam itu Geral berada di sebuah hotel. Saat itu ia sedang membahas bisnis dengan kliennya, namun karena sudah larut malam ia memutuskan menginap di hotel. Saat melewati salah satu kamar hotel, ia kaget mendengar suara teriakan perempuan. Karena merasa ada yang tidak beres, segera ia melapor ke pihak hotel dan meminta agar pintu itu bisa dibuka.
Betapa terkejutnya melihat keadaan adik iparnya yang begitu mengenaskan dengan pakaian sudah robek-robek. Sepertinya ia hampir menjadi korban pemerkosaan, untung saja Geral dateng tepat waktu. Petugas keamanan menyeret lelaki yang hampir memperkosanya. Geral menyuruh adik iparnya untuk mengganti pakainnya. Geral pun dengan sabar menunggu adik iparnya, namun tiba-tiba saja Alex datang dengan nafas memburu bertepatan itu Herlina istri Alex keluar dari kamar mandi dengan handuk yang hanya melilit tubuhnya sebagian.
Di situ Alex mulai membenci Geral kakak kandungnya sendiri, karena dia menyangka Geral melakukan sesuatu bersama istrinya. Awalnya ia tak percaya namun beberapa minggu kemudian, Herlina dinyatakan hamil dan itu semua menambah bukti bahwa memang tepat malam itu Herlina melakukan sesuatu bersama Geral.
"Alex jangan libatkan Syaqilla dan juga anakku. Asal kau tau aku dijebak dan aku tidak melakukan apa-apa dengan Herlina," ucap Geral mencoba meyakinkan.
"Halah gak usah bohong saya gak percaya ucapan anda paham?!"
"Cobalah Alex, kamu harus mengerti bahwa istrimu itu hamil anakmu bukan anakku berapa kali harus aku meyakinkan mu?" Tegas Geral.
Semua hanya menyimak dan tidak tahu harus berbuat apa.
"Pah hiks aku anak papah," lirih gadis itu sambil menatap sayu Alex.
"Berhenti membenci anakmu Alex! Asal kau tau Meira Anindiya adalah anakmu dia keponakanku bukan anak ku!" lanjut Geral.
Deg
Dirga, Bara dan Rizki kaget ternyata Meira adalah sepupu Dirga.
"Jadi selama ini gue cinta sama sepupu gue? Pantes aja rasanya beda dan parahnya lagi gue pacaran," batin Dirga miris.
"SAYA TIDAK PERDULI! INTINYA MEIRA BUKAN ANAK SAYA DIA ANAK DARI PEREMPUAN JALANG DAN KAU BRENGSEK!"
Geral mengacak-ngacak rambutnya kapan adiknya bisa paham.
"SEKARANG AKAN KU BUAT GADIS INI MATI HAHAHA."
Mereka semua berteriak saat Alex memegang pistolnya dan bersiap akan menembak Syaqilla. Tangisan sudah terdengar dari mana-mana bahkan Syaqilla hanya pasrah ia berdiam diri sambil menatap sayu mereka semua.
"Kalau sampe Syaqilla mati hari ini gue pun akan mati," batin Dirga menatap Syaqilla sambil menangis.
Dor!
Pelan tapi pasti suara tembakan menggema membuat mereka semua memejamkan mata.
"MEIRA!" teriak Alex.
Alex menatap sendu sang anak yang tergeletak tak berdaya. Ia melempar pistol yang berada digenggamannya. Matanya menatap nanar ke arah perut Meira. Baju sang anak yang bewarna putih sudah berubah warna menjadi merah.
Syaqilla terduduk lemas kedatangan gadis itu membuatnya selamat dari kematian. Dirga segera berlari mendekap tubuh Syaqilla yang menangis histeris melihat gadis yang menyelamatkannya begitu mengenaskan.
"Pa-pah si-ni," lirih Meira dengan mata yang berkaca-kaca.
Alex menghampiri sang anak ia mendekap tubuh putrinya dengan erat.
"Pa-pah pe-luk Mei-ra he-he, ka-lian li-hat pa-pah pe-luk a-ku do-ng a-ku se-neng ba-nget shh." Ringisnya yang tiba-tiba merasakan rasa sakit yang luar biasa.
"Pa-h shh ak-u ana-k pa-pah ko pa-pah g-ak per-caya ni-h ak-u pu-nya buk-tinya."
Meira mulai mengambil sesuatu namun tangannya begitu lemas sehingga ia tidak bisa mengambilnya.
"Pa-h shh am-bil." Meira menunjuk saku celana panjangnya dengan gemeteran Alex mengambil.
Ternyata itu adalah surat tes DNA karena sikap Alex yang berbeda itu, diam-diam Meira mengambil sempel rambut Alex dan mulai melakukan test DNA. Perlahan Alex membukanya, tangisan Alex tak dapat terbendung lagi ia menangis dengan sekencang-kencangnya.
"MEIRA! HIKS MAAFIN PAPAH NAK HIKS MAAFIN PAPAH HIKS ...."
"Ja-ngan nan-is pa-h ... nya-nyiin Me-ira lag-u ya Mei-ra uda-h d-i tung-guin ma-mah. Ka-sian ma-mah nu-nggu la-ma," ucapnya dengan suara yang makin melemah namun tetap berusaha tersenyum untuk terakhir kalinya.
"JANGAN NGACO NAK! HIKS PAPAH AKAN BAWA KAMU KE RUMAH SAKIT NAK HIKS KAMU HARUS HIDUP NAK HIKS."
Meira menggeleng dengan lesu. "Ik-hlasin Me-ira ay-o pa-h nya-nyiin."
Dengan terpaksa Alex bernyanyi sambil sesegukan dengan tangan yang mengelus surai sang putri.
Kuingin saat ini engkau ada disini
Tertawa bersamaku seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar tuhan, tolong, kabulkanlah
Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Hati hiks ini hanya rindu
Alex menyanyikan sepotong lirik lagu Admesh-hanya Rindu.
Meira tersenyum. "Ma-kasih pa-pah As-salamu-'alaikum."
"MEIRA BANGUN NAK!! HIKS BANGUN! TUHAN JANGAN AMBIL ANAK KU HIKS MEIRA INI PAPAH SAYANG AYO BANGUN! HIKS KAMU MAU PAPAH SAYANG KAN HIKS BANGUN NAK HIKS MEIRA SELALU HIKS NURUTIN PAPAH KAN HIKS KENAPA SEKARANG MEIRA HIKS GAK NURUTUIN PERINTAH PAPAH HIKS MEIRA BANGUN!" Teriak Alex histeris yang terus menggoyangkan tubuh putrinya.
Semua orang yang menyaksikan ikut menangis bahkan Alex tak hentinya meneriaki anaknya supaya bangun, namun Meira hanya memberikan senyuman saja dengan kondisi mata yang tertutup dan sudah tidak bernyawa.
"Kau sudah tenang nak, maafkan saya yang datang terlambat hingga nyawamu menjadi taruhannya," batin wanita paruh baya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara (TAMAT)
Teen Fiction{Follow sebelum membaca} Dirgantara pria yang memiliki ketampanan diatas rata-rata siapa sangka sifatnya yang berbahaya itu malah membuatnya terjebak dalam sebuah skandal. Tepat malam itu ia malah berada di kamar dengan seorang perempuan yang tidak...