Rapuh

2.7K 258 164
                                    

Happy Reading guys😍

             ****
Ketika Syaqilla masih menangis ia dikagetkan dengan suara pintu apartemen yang terbuka. Hatinya sangat senang, karena mengira pasti Dirga sudah pulang. Sebab, hanya Dirga yang tau password apartemen yang baru. Saat melihat ke arah pintu, ternyata itu adalah mertuanya. Harapannya bahwa itu Dirga pupus begitu saja.

Orang tua Dirga terkejut melihat kondisi menantunya yang sangat kacau terduduk lemas dan menatap mereka dengan sendu. Apakah menantunya sudah tau yang terjadi dengan Dirga?

Sinta menghampiri Syaqilla dan mendekap tubuh mungil menantunya. Tangis mereka berdua pecah. Geral yang melihat pun ikut menangis tidak menyangka nasib putranya akan seperti ini.

"Sayang, ada yang pengen mama sampaikan sama kamu," ucap Sinta.

Mati-matian Sinta menahan sesak didadanya, ia tidak sanggup jika harus menceritakan semuanya. Namun, mau tidak mau siap atau tidak siap ia harus menceritakannya. Syaqilla yang masih bingung hanya mengangguk.

"Gini, mama bisa masuk kesini karena papa yang melacak password baru apartemen ini." Kata Sinta sambil menyeka air matanya dan Syaqilla mengangguk.

"Mama mau menyampaikan apa ma? Ouh ya Killa mau ngasih tau. Dari tadi ka Dirga gak pulang-pulang, Killa khawatir ma bantu Killa cari ka Dirga." Mohon Syaqilla.

Sinta dan Geral tertegun akan permintaan Syaqilla, dengan cepat Sinta memberitahukannya.

"Syaqilla kamu harus sabar dan kuat menerima kenyataan ini," ucap Sinta sambil menangis.

"Ma kenapa mama nangis, ini ada apa ma?" tanya Syaqilla semakin cemas.

Sinta memegang kedua pundak Syaqilla. "Anak mama, hiks Syaqilla hiks dia di tembak nak dan sekarang kondisinya kritis."

Deg!

Lemas sudah seluruh tubuh Syaqilla. Kepalanya geleng-geleng tanda tak percaya tangisnya meluruh begitu saja ia mencengkram dengan kuat ujung bajunya.

"ENGGA MAMA LAGI BERCANDA KAN? IYA KAN MAH? GAK MUNGKIN KA DIRGA KRITIS! DIA PRIA YANG KUAT MA! JANGAN PRANK AKU MA HAHAHA GAK LUCU MA." Teriak Syaqilla sambil tertawa, namun tak bisa dipungkiri tangisnya pun ikut menyertai ia menggoyang pelan tubuh Sinta.

"Engga nak, semua ini benar. Mama dan papa pun tidak ingin semua ini terjadi. Namun, Allah sudah menakdirkan ini semua. Kita harus menerimanya walaupun berat, tapi usahakan bisa menerimanya do'akan Dirga nak. Karena sebentar lagi Dirga akan di operasi." Bukan Sinta yang menjawab melainkan Geral yang sedari tadi ia diam, namun tidak kuat melihat betapa rapuhnya istri dan juga menantunya.

"Killa mau ke rumah sakit ma, pa plis izinin Killa hiks Killa mau ketemu suami Killa ma hiks jangan halangin Killa." Pintanya.

Baru saja Geral dan Sinta akan melarang mengingat menantunya sedang berbadan dua, namun Syaqilla sudah bisa menebak jika mereka akan melarangnya. Dengan berat hati, mereka membiarkan Syaqilla ikut bersama mereka.

Sesampainya di rumah sakit dengan tidak sabarnya, Syaqilla membuka pintu mobil dan keluar sambil berlari. Perilaku Syaqilla membuat Sinta dan Geral panik, karena ulah Syaqilla bisa membahayakan dirinya dan juga anaknya.

Syaqilla masih berlari, banyak sekali yang memperhatikannya tanpa henti air mata terus membanjiri kedua pipinya.

"Tenang sayang  Daddy kamu akan baik-baik aja. Kalau Daddy kamu sampai tidak ada maka kita akan ikut Daddy ya sayang," batin Syaqilla sambil memegang perutnya.

Semua anak-anak Geng Asvere kaget melihat kedatangan Syaqilla yang nampak sangat kacau, mereka merasa sedih melihat keadaan Syaqilla. Mereka sudah sangat yakin jika Syaqilla sangat mencintai Dirga.

Dirgantara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang