Taruhan

3.4K 418 236
                                        

Holla guys😍 nih yang kangen ama Cerita Dirgantara siapa nih?

****

"Theo bangsat!" umpat Dirga

"Udalah Dirga, mau sampai kapan lo marah-marah mulu kayak gini?" tanya Bara yang sudah mulai terpancing emosi melihat Dirga sedari di sekolah sampai mereka di tongkrongan pun kerjaan nyaa hanya marah-marah aja.

"Berisik lo anjing, kalau engga tau apa-apa diem!" tunjuk Dirga tepat di wajah Bara.

"Gue emang engga tau apa-apa, seengganya lo bisa lah kasih tau sesuatu biar kita paham sama masalah lo." Bara menepuk pundak Dirga.

Dirga mengacak rambut nya frustasi mengapa bisa-bisa nya Theo melibatkan Syaqilla di masalah mereka? bukan masalah suka atau gimana hanya saja cara Theo sudah sangat kelewatan.

"Duduk dulu, bosen gue liat lo bulak-balik mulu." celetuk Rizki seketika Dirga menatapnya tajam kalau sudah kayak gini siapapun yang melihat tatapan tajam Dirga akan menahan nafas mati-matian.

"Eh santai-santai gue cuman bercanda ko mending lo duduk ya nanti gue pijitin oke." Rizki mencoba memegang pundak Dirga namun sang empu dengan teganya menepis tangannya.

Mampus gue! Batin Rizki

Mereka yang sedari tadi hanya diam mulai ketawa karena ulah Rizki yang terlalu mendramatis.

"Berisik monyet, mau lo gue di gaplok ama ketua." tanpa suara dan hanya gerakan tangan saja Rizki memberikan kode kepada teman-temannya.

Ekhem!

Deheman itu membuat tawa seketika terhenti hampir saja mereka lupa jika masih ada sang ketua di sini.

"Gue pengen ngucapin sesuatu, jangan ada yang memotong ucapan gue paham?" tanya Dirga.

Semua mengangguk patuh akan perintah Ketua yang sangat mereka hormati.

"Malam ini kita nemuin Theo seperti biasa kita akan memulai di kandang nya sendiri kita liat setebal apa muka si banci." Dirga menyunggingkan senyum miring nya.

"Baik ketua." Ucap mereka serentak.

"Siapin diri kalian nanti malam. tunjukin bahwa geng Asvers adalah geng paling kuat dan tidak bisa di pandang sebelah mata." Dirga berucap dengan lantang nya.

Prok prok prok

Suara tepukan bergema betapa bangganya mereka mempunyai ketua seperti Dirgantara Geovan Lukel sampai kapan pun mereka akan selalu setia menjaga Geng Asvers.

----------------------------

Sesampainya Dirga di apartement hal yang pertama kali ia lihat adalah Syaqilla yang sangat cekatan saat memasak sejauh ini pandangan Dirga terhadap Syaqiila sangat baik bisa di bilang Syaqilla istri yang baik.

" hm ka Dirga mandi dulu ya apa mau aku siapin air Hangat?" tanya Syaqilla hati-hati.

"Gausah."

Dirga mulai memasuki kamar nya meninggalkan Syaqilla yang hanya termenung menatap punggung lebar sang suami.

"Aku harus bagaimana untuk bisa mendapatkan cinta mu ka? Jika hati ku sudah berpihak sama kamu lantas aku harus apa?" ucap Syaqiila pelan seketika tangis nya pecah entah sampai kapan Kehidupan nya harus seperti ini.

Dilain sisi Theo sangat kaget mendapatkan info kalau Geng Asvers akan mendatangkan markas mereka.

Namun kemudian ia mengeluarkan smirk nya tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di otaknya.

"Syaqilla." gumam Theo.

Suara derum motor memperbising suasana, malam ini jalanan terasa sangat ramai karena banyak nya motor yang menimbulkan kebisingan namun mereka yang melihat hanya diam karena mereka enggan mencari masalah dengan Geng Asvers.

setibanya mereka di markas rival nya ternyata sang rival sudah menunggu kedatangan mereka.

"Bagimana kalian tidak takut untuk kesekian kalinya di kalah kan oleh Geng Asvers." Dirga turun dari motornya sambil melampirkan jaket hitam kebanggannya di pundak sebelah kirinya.

Theo sudah terpancing emosi nya tanpa aba-aba langsung memberikan bogeman tepat di pipi sebelah kanan Dirga.

Merasa tidak terima sang ketua di perlakukan seperti itu mereka dengan sigap turun dari motornya dan menatap bengis ke arah sang lawan.

"Cih banci." Gumam Bara.

Dirga terkekeh segitu saja kekuatan rival nya?

"Sebenernya gue malas ngotorin tangan gue buat orang kotor macam lo." Dirga berucap tepat di wajah Theo.

"Bangsat." Umpat Theo.

"Ayo kita balap motor," ucap Theo.

Dirga berdecih." Yakin lo bisa menang?" tanyanya remeh.

Theo tersenyum kecil." Yakin. Asal ada taruhannya." Ucapnya.

"Taruhan?Taruhan apa?" tanya Dirga mengerutkan keningnya.

"Kalau gue menang lo harus kasih cewek yang kemarin sama gue kalau gue kalah lo bebas mau apa. Asal taruhannya cewek lo," Theo tersenyum miring." Berani gak?"

Dirgantara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang