Pertarungan

2K 177 31
                                    

Seluruh murid kaget melihat banyaknya heng yang menjaga sekolah mereka terutama pasukan Geng Asvers yang berada paling depan.

"Cek cek cek." Suara mikrofon bergema di seluruh penjuru sekolah.

"PERHATIAN, UNTUK SELURUH MURID SMA LUKEL SEGERA MASUK KE DALAM KELAS KALIAN MASING-MASING JIKA KALIAN INGIN SELAMAT KARENA SEKOLAH KITA AKAN DI SERANG. DEMI KESELAMATAN BERSAMA KALIAN PATUHI HIMBAUAN DARI SAYA."

Mendengar itu mereka semua berbondong-bondong memasuki kelas setiap kelas sudah diberi penjagaan sekitar dua puluh orang.

Bara memberi intruksi kepada mereka semua karena saat tengah malam ia mendapat kabar bahwa penyerangan akan terjadi pagi ini. Untuk itu, mereka mempersiapkan penjagaan dengan sangat ketat.

Ada enam Geng yang memperketat penjagaan. Sudah ada Geng Axer yang dipimpin Angkasa, Geng Baskar dipimpin Rio, Geng Drasto dipimpin Rafi, Geng Helix dipimpin Faisal, Geng Xito dipimpin Theo dan yang terakhir Geng Asvers yang sementara ini di pimpin oleh Bara sambil menunggu Dirga datang. Mengapa rival Dirga sudi membantu Geng Asvers jawabannya karena mereka ingin bebas. Ya, penawaran Dirga tadi malam tidak lain mereka harus membantu penjagaan Dirga pun sudah membagi tugas mereka. Karena ingin bebas mereka pun setuju walaupun sebenarnya kondisi mereka tidak di katakan baik. Bagaimana tidak, saat mereka berada di tempat terkutuk itu mereka selalu di siksa, namun demi bebas badan sakit tak jadi masalah.

"Gue pergi dulu ya," ucap Dirga sembari mengecup puncak kepala Syaqilla.

"Iyah ka jangan bolos terus bentar lagi kamu UN loh." Peringat Syaqilla soal penyerangan Dirga tidak memberitahu Syaqilla karena takut Syaqilla tidak akan membiarkannya pergi.

Dirga mengangguk. "Iyah sayang yaudah aku pergi ya," pamit Dirga sekali lagi namun sebelum itu ia mengecup bibir Syaqilla sekilas.

"Ekhem."

"Di sini masih ada mamah loh," sindir Sinta .

Syaqilla tersipu malu ia menutup mukanya dengan kedua tangannya.

"Minta lah mah sama papah pasti di kasih," ujar Dirga.

Sinta menggeplak pundak Dirga.

"Sembarangan kamu," ujar Sinta.

"Mah jagain istri Dirgantara Geovan Lukel ya," teriak Dirga sambil melangkahkan kakinya pergi dari ruangan rawat Syaqilla.

"Iyah anakku sayang," balas Sinta membuat Dirga tertawa geli.

"Hebat kamu Syaqilla bisa buat anak kutub mama jadi bucin." Puji Sinta sembari tertawa membuat Syaqilla makin malu.

"Mama ish," rengek Syaqilla.

Seluruh murid terpekik kaget mendengar suara pistol yang ditembakan ke udara sehingga menimbulkan suara yang sangat keras.

Di luar Gerbang, sudah ada segerombolan lelaki berpakaian urakan dan juga banyak tato di sekujur tubuhnya dan ya mereka adalah preman yang sangat kejam bahkan sudah sering preman-preman ini bolak balik penjara karena kasus yang menjerat mereka.

"BAKAL MATI LO SEMUA HAHAHA," ucap salah satu dari mereka.

"MATI DI TANGAN TUHAN!" teriak seorang pria yang tiba-tiba datang.

Sontak saja mereka semua melihat siapa pria itu seketika semua murid SMA Lukel bernafas lega karena ternyata orang itu adalah Dirga.

"CIH DASAR ANAK KECIL!"

"JANGAN PANGGIL AKU ANAK KECIL KAKEK NAMAKU DIRGA IYAH DIRGA," ujar Dirga membuat yang lain tertawa terbahak-bahak berbeda dengan para preman yang melototkan matanya.

Mereka tidak terima jika dipanggil kakek.

"KURANG AJAR LO BOCAH!" bentaknya.

"LO JUGA KURANG AJAR YA INTROPEKSI DIRI ATUH," balas Dirga tak kalah sengit.

"SERANG!"

"BISMILLAH LAWAN!"

Akhirnya, baku hantam pun terjadi semuanya nampak semangat dalam membuat lawannya lumpuh. Dirga akui para preman ini sangat lah kuat sehingga mereka cukup kesulitan tapi tidak ada di kamus Dirga kata 'menyerah' sebelum  kalah.

Suara pukulan dari sana sini sangat terdengar jelas bahkan luka-luka pun mustahil jika tidak ada.

Bugh!

"Mati lo anjing," bentak Dirga.

"Huft makasih Dir," ucap Theo karenya nyawanya diselamatkan oleh Dirga.

Ya tadi Dirga melihat ada salah satu preman yang mengeluarkan pisau dari sakunya dari tatapannya Dirga sudah tebak itu diarahkan ke Theo. Segera ia mengambil balok dengan keras Dirga memukul tepat di kepala pria itu hingga terkapar tak berdaya.

Seorang pria paruh baya yang bersembunyi di dalam mobilnya segera menghubungi seseorang dapat dilihat senyuman iblis terukir di wajahnya.

"Bawa dia kesini!" perintahnya.

"Baik tuan."

"Dendamku akan terbayar hahaha." Tawanya menggelegar ia sangat senang sebentar lagi dendamnya akan terbalaskan.

Dirgantara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang