Dirga mengacak rambutnya frustasi. Apa yang harus ia katakan nanti?
Dirga berdecak, ia pun langsung mengambil jaket miliknya dan memilih untuk kembali pulang lalu menceritakan semuanya kepada orang tuanya.
Geral menatap anaknya dengan tajam, sedangkan sang istri sudah menangis tergugu-gugu di sampingnya. Perkataan yang dilontarkan anaknya membuat mereka kecewa dan marah bercampur jadi satu.
"Maaf." Dirga menunduk takut.
Dirga berucap lirih, tak sanggup menatap manik kedua mata orang tuanya yang sudah ia kecewakan. Walaupun perasaannya kini telah lega karena sudah menceritakannya, namun tetap saja ia harus menghadapi konsekuensinya.
"Siapa gadis yang sudah kau rusak, Nak?" tanya Sinta-Mama Dirga. Perempuan itu masih saja menangis.
"Dirga gak kenal."
"Cepat ceritakan semuanya dari awal Dirga!"
Dirga terdiam, masih mengumpulkan keberanian untuk mengucapkannya. Mulutnya mulai menceritakan awal kejadiannya.
Semua cerita mengalir begitu saja. Saat cerita pun ekspresi kedua orang tuanya susah ditebak.
"Kamu keterlaluan Dirga. Apa pernah papa ngajarin kamu jadi pria brengsek seperti itu huh!"
"Papa kecewa sama kamu, tapi tetap tidak bisa orang tua membuang anaknya begitu saja. Ingat Dirga! Kebebasan yang papa berikan bukan berarti kamu bisa menjadi pria brengsek. Lebih baik sekalian saja menjadi brandalan daripada menjadi pria brengsek seperti itu!"
"Udah jadi brengsek kali pa," batinnya.
"Maafin Dirga pa, tapi sumpah saat itu Dirga gak sadar. Kalau aja Dirga sadar pa, kejadiannya ga bakal kayak gini." Lelaki itu menunduk, ia sadar bahwa telah menjadi pria yang brengsek.
Geral memijit pangkal hidungnya perlahan rasanya ia pusing memikirkan ini semua.
"Papa sudah buat keputusan, kamu harus menikah secepatnya dan malam ini kita akan ke rumah gadis yang telah kamu rusak Dirga!"
****
Dirga beserta kedua orang tuanya telah berdiri di depan rumah mewah milik Syaqilla yang tak kalah mewahnya dengan rumahnya.
Setelah mendapatkan info dari anak buahnya mengenai keberadaan rumah Syaqilla, ia langsung segera datang.
Papanya berjalan mendahului mereka. Saat memencet bel beberapa kali, keluarlah wanita paruh baya yang diyakini adalah mama Syaqilla.
Dirga tetap santai walaupun tidak ada yang tahu jika ia sedang gerogi. Bahkan, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
"Nyari siapa ya?" tanya wanita paruh baya itu.
"Boleh kami bahasnya di dalam saja?"
Wanita paruh baya itu mengangguk dan membuka pintu mempersilahkan mereka untuk masuk.
Setelah itu, mereka dipersilahkan duduk di sebuah sofa yang berada di ruang keluarga.
"Tunggu sebentar, saya akan panggil suami dan anak saya dulu."
Suara derap kaki membuat Dirga mendongak, dan terlihat lah papa Syaqilla dan juga Syaqilla yang nampak sangat imut dengan memakai baju tidur bermotif panda.
"Sial! Kenapa harus imut sih!"batin Dirga.
Saat semuanya sudah duduk, Dirga mulai membuka mulutnya untuk berbicara.
"Saya Dirgantara Geovan Lukel ingin melamar anak om untuk menjadi istri saya sekarang dan selamanya."
Syaqilla dan keluarganya tercengang akan ucapan yang dikeluarkan pria itu.
"Tidak! Anak saya masih sekolah."
Dipta--papanya Syaqilla menolak dengan tegas lamaran yang diajukan oleh Dirga dan mendapatkan anggukan dari istrinya yang berada tepat disampingnya.
Karena merasa ditolak, Dirga pun mulai menceritakan maksud dan tujuannya.
Setelah selesai menceritakan, Dipta dengan emosinya menghajar Dirga. Semuanya terpekik kaget termasuk Syaqilla yang sudah menangis dipelukan mamanya yang sudah menangis lebih awal.
"Maaf Pak. Saya bakal tanggung jawab atas apa yang saya lakukan," ucap Dirga dengan serius. Suasana di ruang keluarga begitu tegang.
Bugh!
Dirga terhuyung saat pukulan ayah Syaqilla mengenai wajahnya dengan kuat.
Dirga memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. "Sial!"
"Kamu pikir dengan begini bakal selesai?"
"Saya harap Om menyetujuinya, karena ini demi kebaikan keluarga om dan keluarga saya jika suatu saat nanti Syaqilla hamil."
Dipta akhirnya pasrah karena ucapan Dirga ada benarnya. Lagi pula ini sudah terjadi, emosinya pun mulai mereda.
Mereka akhirnya berdiskusi menyusun rencana pernikahan yang akan dilangsungkan secepatnya.
"Baik, saya putuskan pernikahan akan diadakan besok."
Syaqilla tersentak kaget mendengar ucapan papanya, namun ia harus menerimanya dengan lapang dada. Ia melirik Dirga yang ternyata sedang menatapnya.
Sinta--mama dirga menghampiri Syaqilla dan memeluk wanita itu dengan erat dan di balas tak kalah eratnya.
"Maafin anak mama ya sayang?"
Mendengar kata 'mama' membuat Syaqilla malu, namun akhirnya ia memberanikan diri untuk mengucapkannya.
"Hm iya tan, eh mah," ucapnya gugup dan dibalas senyum merekah oleh mama Dirga.
----------------------
"SAH."
Suara lantang itu menggema di seluruh ruangan. Meski hanya beberapa yang datang dan itu pun hanya kerabat yang mereka percayai.
Syaqilla mengecup punggung tangan Dirga dengan malu-malu dan dilanjutkan dengan Dirga mencium kening gadis itu dengan lembut dan yang membuat Syaqilla memejamkan matanya.
Semua orang yang menyaksikan tersenyum. Harapan mereka semua, semoga kelak pengantin baru ini selalu bahagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/241636169-288-k867146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara (TAMAT)
Fiksi Remaja{Follow sebelum membaca} Dirgantara pria yang memiliki ketampanan diatas rata-rata siapa sangka sifatnya yang berbahaya itu malah membuatnya terjebak dalam sebuah skandal. Tepat malam itu ia malah berada di kamar dengan seorang perempuan yang tidak...