Di dalam kamar seorang gadis sedang menyakiti dirinya sendiri. Berulang kali lengannya disayat-sayat hingga mengeluarkan darah segar.
"Hiks mama maafin Meira hiks Meira udah jadi orang jahat hiks ...."
"Tadi meira hiks buat orang masuk rumah sakit hiks tapi hiks itu bukan kemauan Meira hiks Meira disuruh hiks ...," ucapnya yang terus menyayat lengannya.
Meira Anindiya menyesali perbuatannya, namun jika ia tidak melakukan itu maka pria jahanam itu akan menyakitinya terus menerus. Jika saat disakiti ia langsung mati, sama sekali tidak masalah namun jika sampai ada salah satu organ tubuh yang tiada itu yang jadi permasalahannya ia tidak mau sampai itu semua terjadi.
Semua data-data yang Arsya berikan ke anak buahnya sudah di tukar oleh Meira. Kenyataan pahit harus ia hadapi kembali lelaki yang baru saja ia cintai ternyata sangat mencintai seorang gadis yang sudah ia sakiti.
Flashback on
"Besok semua harus sudah di bocorkan jangan sampai ada kesalahan," ucap Arsya sambil menyerahkan flashdisk.
"Baik Tuan kalau begitu saya permisi." Pamit pria itu dari hadapan Arsya.
"Aku mencintaimu Syaqilla," ucap Arsya sambil melihat foto Syaqilla yang terpasang di wallpaper ponselnya.
Meira yang memang lagi berada di taman karena sedang mencari ketenangan tiba-tiba saja matanya menyipit melihat sosok lelaki yang membuat malamnya waktu itu terasa indah.
"Itu Arsya kan?"
Dia mulai mendekati Arsya dan saat itu juga ia mengetahui hal yang sebenarnya.
Meira segera berlari mengejar pria yang tadi berbicara dengan Arsya untung saja pria itu sedang membali minuman.
"Bisa bicara sebentar?" tanya Meira hati-hati takut pria itu menolaknya.
"Boleh."
Akhirnya mereka berbicara, Meira mulai memberanikan diri memeberikan penawaran kepada pria itu. Jika pria itu mau menukar flashdisk itu dengan flashdisk yang nanti ia buat maka Meira akan memberikan uang yang banyak karena pria itu sedang membutuhkan banyak uang. Akhirnya pria itu tergiur dan menerima tawaran itu.
Flashback off
Saat sedang termenung, ia di kagetkan dengan ketukan pintu yang sangat kencang dengan tertatih-tatih ia membuka pintu itu sambil menyembunyikan sebelah tangan yang berlumuran darah di balik punggungnya.
"Dasar bodoh lama sekali kau! Cepat persiapkan barang-barang mu kita akan pergi dari rumah ini!"
"Loh kenapa pah?"
"Jangan banyak tanya cepat!" Desak pria itu.
Saat sedang makan, pria itu mendapat kabar jika rencananya sudah di terbongkar bahkan mereka akan ke rumahnya untuk itu ia akan pergi dari rumah ini secepatnya.
Baru saja mobil pria itu pergi tiba-tiba saja mobil Dirga sampai. Dirga mengetuk pintu berulang kali ia mengerutkan kening nya karena tidak ada respon sama sekali.
"Dobrak aja udah," ucap Rizki asal yang langsung dihadiahkan jitakan oleh Dirga.
"Sepertinya mereka udah kabur," ujar Arsya.
Baru saja Arsya berucap seperti itu tiba-tiba saja ada seorang ibu-ibu yang menghampiri mereka.
"Adek telat, tadi yang punya rumah udah pergi," ucap ibu itu memberitahu membuat mereka mengumpat.
"Ya sudah ibu pergi dulu," pamit ibu itu.
"Cepat lo bertiga cari mereka!" Tegas Dirga.
Ponsel Bara berdering dengan segera pria itu mengangkatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara (TAMAT)
Fiksi Remaja{Follow sebelum membaca} Dirgantara pria yang memiliki ketampanan diatas rata-rata siapa sangka sifatnya yang berbahaya itu malah membuatnya terjebak dalam sebuah skandal. Tepat malam itu ia malah berada di kamar dengan seorang perempuan yang tidak...