Khawatir

3.7K 330 129
                                        

Yukk dibaca jangan lupa votment nya hehe😍

Btw nib banyak banget yang minta aku adain gc pecinta Dirgantara klian pada setuju gak nih klo iya silahkan coment ya😉

                     ******

Syaqilla masih meringkuk di atas kasur dengan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya sampai batas kepala. Ia memikirkan nasibnya yang akan mendapatkan gelar 'mama muda'. Ucapan Renata saat di parkiran masih terngiang-ngiang di kepalanya.

Flashback on

Hah?!

Deg!

"Gi-mana bisa tan hmm tante kan udah liat kalau itu hasilnya negatif," ucap Syaqilla ragu-ragu.

Renata mengangguk dan menatap tajam Dirga yang sedang memperhatikannya, sedangkan Dirga yang ditatap hanya menaikan sebelah alisnya.

"Iyah itu benar sekali bahwa kita sama-sama melihat hasilnya menunjukan bahwa kamu negatif. Tapi gini Syaqilla seharunya kan kita menunggu hasilnya sekitar 5 menit agar hasilnya tidak salah. Tapi gara-gara anak nakal ini kamu asal ditarik ama dia jadi kan kamu engga tau hasilnya dan kalian udah memutuskan buat terima aja. Tante sudah 10 tahun menjadi dokter jadi dari tanda-tanda yang kamu beritau saja sudah jelas kamu hamil. Karena tante belum percaya sama hasil Tes packnya maka tante buktikan sendiri dan saat tante cek kembali itu menunjukan dua garis merah yang pertanda kamu hamil," jelas Renata panjang lebar.

Flashback off

"Huaa masa iya Killa udah mau jadi mama muda aja," ucapnya pelan.

"Mama hiks... kila belum siap huaaa," teriaknya tiba-tiba.

Dirga yang berada di dapur buru-buru lari mencari asal suara itu, ia takut sesuatu terjadi sama Syaqilla. Saat sudah sampai di kamar Dirga geleng-geleng kepala melihat Syaqilla yang meringkuk dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Dirga menarik selimut yang menyelimuti tubuh Syaqilla namun Syaqilla tidak mau. Jadinya sekarang mereka tarik-tarikan karena keseimbangan Dirga oleng jadi ia menindih tubuh Syaqilla dan itu membuat Syaqilla nangis bukan main.

"Hikss... kaka sakit aduh kenapa malah ditindih huaaa." Dirga yang kaget langsung berdiri.

Karena kesal, Dirga menarik selimutnya dengan kencang dan akhirnya selimutnya terlepas. Muka Syaqilla yang merah belum lagi matanya yang sembab dan bibirnya yang dicebikan membuat Dirga tidak bisa menahan tawanya.

"Hahahahaha." Tawa Dirga membahana.

Syaqilla memperhatikan Dirga yang masih asik ketawa sambil memegang perutnya.

"Ihk itu Ka Dirga bukan ya," batinnya heran.

Dirga yang sadar diperhatikan seketika berdehem dan menetralkan mimik mukanya menjadi datar kembali emang soal gonta-ganti mimik muka Dirga lah jagonya.

"Ko gue bisa ketawa karna ulah lo yang imut ya,"batin Dirga.

"Kenapa nangis?" tanya Dirga.

Syaqilla duduk dan menatap sendu mata Dirga dan benar jadinya Dirga tidak bisa jika ditatap seperti itu

Dirga duduk disamping Syaqilla menarik lembut badan Syaqilla mendekap tubuh Syaqilla, mengusap-ngusap rambut Syaqilla dengan sayang. Jujur saja Dirga tidak tau alasan Syaqilla menangis namun entah kenapa melihat air mata Syaqilla ia tidak sanggup.

Syaqilla masih terisak di pelukan Dirga, sungguh Syaqilla takut jika nanti sahabatnya tau apa mereka akan menerima keadaan Syaqilla yang berbadan dua.

"Cerita," pinta Dirga.

"Hiks ..., Syaqilla takut ka hikss." Suaranya pelan sekali namun Dirga tetap bisa mendengarnya.

"Takut kenapa?"

Syaqilla melepaskan pelukan Dirga. Ia menunduk sambil meremas-remas jarinya. Dirga yang gak sabaran akhirnya memegang pundak Syaqilla.

"Tatap gue!"

Syaqilla pun menatap Dirga.

"Hiks ka jadi Killa takut kalau temen-temen sekolah Killa tau hiks killa hamil gimana?"

Deg!

Jantung Dirga berdetak dua kali lebih cepat. Ternyata ulahnya sangat merugikan Syaqilla tapi ini pun bukan kemauan Dirga hanya saja ungkapan Syaqilla membuat Dirga memikirkan bagaimana keselamatan Syaqilla nantinya. Apalagi Rivalnya sangat banyak dan pasti Syaqilla bisa jadi masuk ke dalam masalahnya dan dia tidak mau itu sampai terjadi.

"Lo dengerin gue, soal ini akan gue pikirin jadi sekarang lo jangan mikir apa-apa gak baik buat kesehatan lo sama anak gue yang belum lahir."

"Tapi gue pastiin mereka gak akan tau karena gue juga gak pengen sampai berita ini tersebar dan keselamatan lo terancam," lanjut Dirga.

Syaqilla mengangguk, ia percaya Dirga akan membantunya walaupun belum bisa dipastikan. Tapi yang ia harapkan semoga anaknya dan juga dirinya tidak dalam masalah apapun.

"Mommy akan menerima kehadiran mu sayang," batin Syaqilla sambil mengusap perut ratanya.

              *******

Dirga sudah sampai di warung Babeh, setelah menenangkan Syaqilla ia memutuskan untuk bertemu dengan Anak-anak Geng Asvers. Ada sesuatu hal yang harus ia bahas.

Kakinya mulai melangkah masuk dan kehadiran Dirga pun disambut sorak-sorak dari mereka.

"Wish pak bos dateng."

"Yang udah punya pacar beda woi."

Dirga yang mendengar hanya menatap datar saja dan duduk tepat di samping Bara.

"Lo kenapa kemarin gak kumpul si Theo berulah lagi," ucap Bara memberitahu.

"Si banci berulah apa lagi?" tanya Dirga sambil asik menyesap rokok.

"Si Dito di keroyok sama Geng Xito dan sekarang dia dirumah sakit dari kemarin gue telfon sampai chat lo tapi gak ada tanggapan apa-apa."

Dirga yang mendengar bahwa salah satu anak Geng Asvers ada yang di keroyok sampai-sampai masuk rumah sakit tidak terima. Matanya mengeluarkan tatapan yang menyeramkan, rokok yang berada di tangannya pun ia genggam hingga telapak tangan Dirga luka saking kuatnya Dirga meremas rokok tersebut.

Rizki yang biasanya banyak omong pun hanya diam saja. Ia tau bahwa Dirga dalam keadaan yang tidak baik, yang lain hanya mampu melihat Dirga dan menunggu keputusan apa yang akan Dirga putuskan.

Dirga ternyum smirk yang lain yang melihat senyuman Dirga bergidik ngeri, Dirga jarang marah namun sekalinya marah ia susah untuk dikendalikan.

"Ouh ya, tadi Dito pas di rumah sakit bilang kalau Theo bakal jadiin Syaqilla umpan buat lawan lo," Ucap Rizki. Bagaimana pun ia harus bilang ke Dirga karena ini menyangkut keselamatan Syaqilla.

Rahang Dirga mengeras, ia membuang rokok yang berada di genggamannya lalu menonjok tembok tepat disampinya.

"Si banci gak bisa di diemin dia udah cari mati sama gue," gumam Dirga.

"BESOK KITA AKAN LAWAN GENG XITO. KITA LIAT PEMIMPIN NYA YANG KAYAK BANCI AKAN NGELAKUIN APA , PERSIAPKAN SEMUANYA DAN JANGAN LUPA BENDERA GENG ASVERS HARUS DIBAWA, BESOK PAGI JAM 8 HARUS SUDAH KUMPUL DISINI," teriak Dirga yang lain mengangguk patuh.

"Liat aja apa yang bakal gue lakuin," batin Dirga.

Dirgantara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang