Semoga kalian suka sama part ini ya:)
Happy Reading guys😘
*****
"Ngapain?" tanya seseorang yang tiba-tiba saja datang.
Syaqilla menjawab tanpa menghentikan aktivitas tangannya yang masih asik menumis berbagai macam sayuran.
"Masak lah, masa nyuci." Syaqilla berkata dengan nada sedikit ketus.
Dirga yang tidak suka dengan Nada bicara Syaqilla mengepalkan kedua tangannya. Tangannya bergerak mematikan kompor dan itu membuat Syaqilla mengerutkan keningnya dengan perubahan raut wajah Dirga.
Dirga menarik lengan Syaqilla membawanya ke pojok dapur dan tubuh kekar Dirga mengurung tubuh mungil Syaqilla. Mencoba melawan namun Syaqilla sadar diri jika tenaganya sangat berbanding terbalik dengan lelaki yang berada dihadapannya.
Dirga masih menahan pergelangan tangan Syaqilla. Ditatap tajam seperti itu Syaqilla hanya mampu menunduk.
"Shh, aw ka le-pas sa-kit ka shh." Syaqilla mencoba melepaskan tangan Dirga namun usahanya tidak membuahkan hasil pegangan Dirga sangat lah kuat
Baru akan memarahi otaknya kembali mengingat jika di perut Syaqilla ada calon anaknya. Ia melepaskan pegangannya dan dapat dilihat jika pergelangan tangan Syaqilla sangat merah, menyadari hal itu Dirga berulang kali mencium pergelangan tangan Syaqilla perilaku hangat Dirga membuat Syaqilla diam tidak bisa berkutik.
Dirga menangkup wajah Syaqilla yang sudah dibanjiri air mata. "Maaf, gue minta maaf." Dirga berucap dengan nada lirih.
Syaqilla mendongak menatap mata lelaki yang berada dihadapannya mencoba mencari kebohongan, namun yang di dapat mata teduh yang menyiratkan ketulusan.
"Aku maafin, ketika kamu ada masalah sama aku selesaikan secara baik-baik ka. Jika kamu melakukannya dengan kekerasan apa masalah itu akan selesai? Aku yakin tidak, justru menambah masalah namun kalau kaka hanya diam saja apa aku bakal tau kesalahan aku katakan ka. Engga kan?" tanya Syaqilla menegaskan.
Dirga tampak memikirkan ucapan Syaqilla. Apa yang Syaqilla ucapakan tidak salah, namun mengendalikan emosi menurut Dirga adalah hal yang rumit saking banyaknya yang suka menguji kesabarannya Dirga terbiasa menjadi orang yang tidak sabaran dan emosinya mudah meledak kapan saja.
Syaqilla mengelus pelan pipi Dirga. "Aku harap kaka pikirin setiap perkataan aku." Setelah mengatakan itu Syaqilla pergi menuju kamarnya.
"Lo engga akan tau apa yang gue rasain, ketika gue mencoba bersabar justru kesabaran gue selalu dipermainkan," gumam Dirga.
BRAK!
Suara gebrakan meja menganggu tidur Syaqila matanya menatap nyalang kedua sahabatnya yang menunjukan ekspresi tanpa dosanya dan itu membuat Syaqilla kesal.
"Ish lo berdua pagi-pagi udah ganggu ketenangan gue aja." Kesal Syaqilla yang lagi enak-enaknya tidur malah diganggu dan itu menyebalkan sekali.
"Sekolah tuh bukan tempat tidur Syaqilla Ayundia." Gemas Gladys yang baru saja duduk bersama Tania.
Tania dan Gladys menatap lekat wajah Syaqilla dan itu membuat Syaqilla risih dengan sadis. Syaqilla menggeplak jidat kedua sahabatnya hingga mereka mengaduh kesakitan.
"Sakit anjir," ucap Tania sambil mengusap jidatnya.
"Hooh pukulannya harus di lombain dan gue yakin lo menang deh." Ceplos Gladys.
Syaqilla memutar bola matanya jengah. "Ngapain lo berdua ngeliatin gue, ada yang aneh?" tanyanya.
Mereka menggeleng dilanjut pertanyaan Tania yang membuat Syaqilla bungkam.
"Kenapa bisa lo pacaran sama Dirga? Sedangakan lo aja engga pernah tau siapa Dirga. Bahkan setelah tau pun sikap lo biasa aja engga keliatan kalau lo kagum ama dia seperti cewek yang lainnya. Hmmm dan seinget gue, Gladys pernah ngasih tau kita kalau Dirga ketua Geng Asvers salah satu Geng terkuat dan yang paling ditakuti dan respon lo jelas keliatan banget kalau lo engga suka ama dia. Gue harap lo jawab yang jujur kenapa bisa Dirga ngaku kalau dia pacar lo." Tania berucap dengan nada Tegas lebih tepatnya menuntut.
"Ya Allah bagaimana ini, apa Killa jawab jujur aja? Tapi, apa mungkin mereka akan nerima kondisi Killa yang seperti ini. Eh tapi kalau aku jujur pasti ka Dirga akan marah," batinnya bingung.
Syaqilla menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan.
"Yang lo katakan benar Tania. Gue memang engga suka sama ka Dirga, tapi itu dulu karena ternyata orang tua gue dan ka Dirga itu sahabatan. Jadi ka Dirga sering main ke rumah gue dan berjalannya waktu, kita sama-sama suka dan soal pacaran kita memilih Backstreet karena menurut gue itu jauh lebih baik. Gue takut sama fans-fansnya Ka Dirga nah itu alasan gue." Syaqilla berucap dengan lancar walaupun di dalam hatinya ia tidak yakin jika kedua sahabatnya percaya dengan alasannya.
"Terus si Arsya nasibnya gimana tuh? Yang gue liat dia suka ama lo tau." Gladys berucap dengan nada serius.
Syaqilla mematung ketika nama Arsya di sebutkan. Rasa bersalah kepada lelaki itu kembali hinggap di hatinya.
"Lo ngapain bahas Arsya sih, gue kan lagi bahasnya Dirga satu-satu dulu jangan asal nyerebot aja," ucap Tania menatap tajam Gladys yang ditatap hanya manggut-manggut saja sudah persis seperti orang bodoh pikir Tania.
Kring🔔
Bel masuk telah berbunyi membuat Tania kesal karena masih banyak yang ingin ia tanyakan kepada Syaqilla namun bunyi bell mengacaukan semuanya.
"Gue bukan orang bodoh yang bisa lo bohongin. Gue akan cari tau semuanya," batin Tania dan matanya melirik Syaqilla.
Di lain sisi, Dirga pun diserbu pertanyaan dari kedua sahabatnya, namun Dirga memilih menjawab jujur percuma saja ia berbohong kedua sahabatnya sangat licik. Ketika sesuatu yang menurut mereka sangat mencurigakan, mereka tidak segan-segan mencari tau dengan cara apapun dan akhirnya Dirga pasrah. Toh Dirga percaya bahwa kedua sahabatnya tidak akan membocorkan rahasia terbesarnya.
Kini mereka bertiga tengah berada di gudang belakang sekolah yang sangat sepi. Tempat ini cocok untuk dijadikan tempat diskusi karena jarang sekali ada orang yang berani melewati tempat ini.
"Lo bukan sekedar pacaran sama Syaqilla kan? Gue udah lama naro rasa curiga sama lo. Saat Dito di rumah sakit dan kita ngejenguk dia, gue denger percakapan lo berdua. Menurut gue jawaban lo sangat tidak masuk akal, mungkin orang lain bakal percaya tapi bukan berarti gue sama Rizki bisa dengan mudah percaya begitu aja," ucap Bara.
"Lagian dari gelagat lo juga udah beda, mustahil aja gitu seorang Dirgantara Geovan Lukel bisa percaya lagi dengan seorang perempuan apalagi menjalin hubungan itu sangat aneh bro," kekeh Rizki.
"Yang lo berdua katakan memang benar dan gue akan jawab jujur tapi jangan sampai ada yang tau rahasia ini." Tegas Dirga sorot matanya menatap tajam kedua sahabatnya dan mereka mengangguk.
"Gue sebenarnya dijebak dan gadis yang gue tidurin itu adalah Syaqilla, bahkan sekarang dia sedang hamil sekarang status gue udah mau jadi Daddy," ucap Dirga.
Rizki dan Bara kaget bukan main bola matanya membulat sempurna mulutnya menganga lebar. Mereka menggeleng tidak percaya fikir mereka Dirga hanya akan mempermainkan Syaqilla. Justru faktanya sahabatnya telah menikah dan akan mempunyai anak sungguh mengejutkan.
Bara menepuk pundak Dirga. "Lo lagi engga bercanda kan?" tanya Bara yang masih tidak percaya.
Dirga menggeleng dengan cepat. "Gue serius, ngapain yang kayak gini dijadiin bercandaan gila lo." Sewot Dirga.
"Berarti bentar lagi lo mau jadi Daddy muda. Astagfirullah aing terkejut dengan beraninya lo membuat anak sobat, seharusnya gue dulu," ucap Rizki mendramatis Bara dan Dirga hanya diam pikirnya orang gila mulai beraksi.
Bara masih tidak percaya, apa yang barusan ia dengar sangat mengganggu pikirannya apalagi berhubungan dengan sahabatnya. Faktanyanya lagi Dirga telah di jebak, Bara bersumpah tidak akan membiarkan orang yang menjebak sahabatnya bisa berkeliaran bebas tanpa mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Gue janji Dir siapapun yang jebak lo, gak akan pernah gue lepasin. Sesuatu yang gue genggam gak akan mudah untuk gue lepas," batin Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirgantara (TAMAT)
Teen Fiction{Follow sebelum membaca} Dirgantara pria yang memiliki ketampanan diatas rata-rata siapa sangka sifatnya yang berbahaya itu malah membuatnya terjebak dalam sebuah skandal. Tepat malam itu ia malah berada di kamar dengan seorang perempuan yang tidak...