Salah paham

2.4K 178 24
                                    

Sinta menangis terisak-isak di taman, ia sudah seperti orang gila. Bagaimana tidak menangis Syaqilla diculik oleh orang-orang yang tidak di kenal.

"Hiks tolong tolong hiks."

"Mamah!" panggil Geral.

"Hiks papah hiks Syaqilla pah hiks dia di culik hiks."

"Apah?!" teriak Dipta sedangkan Rani sudah menangis.

"Bagaimana ini bisa terjadi Mah?" tanya Geral sambil memeluk Sinta.

Sinta mulai menceritakan yang sebenarnya.

Flashback on

"Mah Syaqilla bosen," rengeknya.

"Yaudah kita ke taman aja," ajak Sinta membuat Syaqilla menepuk tangannya bahagia.

Sinta mulai mendorong kursi roda Syaqilla. Sesampainya di taman, Syaqilla sangat senang saat sedang melirik sekitar taman matanya tak sengaja melihat toko es krim.

"Mah aku mau es krim rasa matcha," pinta Syaqilla.

Sinta mengerutkan keningnya mengapa tiba-tiba menantunya mengingingkan es krim.

"Kamu ngidam ya?" tanya Sinta.

"Hehe iyah mah," ucapnya sambil cengengesan.

"Oke mama beli dulu ya. Kamu tunggu sini jangan kemana-mana." Peringat Sinta.

"Siap mah," jawabnya.

Setelah Sinta pergi, dua orang laki-laki menghampiri Syaqilla. Naru saja akan berontak mulutnya sudah disumpal kain dan membuat Syaqilla pingsan karena kain itu sudah diberikan obat bius. Tubuh Syaqilla digendong dan dimasukan ke dalam mobil meninggalkan kursi roda yang tergeletak di rumput taman.

Sinta yang baru saja datang, kaget karena tidak menemukan keberadaan Syaqilla. Saat melihat ke samping, ia berteriak sontak saja es krim yang berada di genggamannya terlepas dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Syaqilla yang di masukan ke dalam mobil.

"Tolong! Hiks hiks ...," jeritnya.

Flashback off

Dipta segera menyuruh anak buahnya melacak keberadaan Syaqilla. Hingga sebuah pesan masuk.

"Tuan, non Syaqilla ada di SMA Lukel."

"Syaqilla ada di sekolah," ucap Dipta membuat yang lain bingung mengapa Syaqilla ada di sana segera mereka pergi menuju sekolah.

Perkelahian masih berlanjut, jumlah yang masih bertahan pun tidak banyak karena selebihnya sudah tumbang dengan tubuh yang tergeletak dan dipenuhi luka-luka.

Setengah jam berlalu akhirnya perkelahian selesai semua preman sudah tumbang namun yang menang pun lemas karena mereka sangat lelah dan rasa sakit di sekujur tubuh mereka tambah menjadi-jadi.

"MANA BOS LO PADA? KELUAR SINI JANGAN BERANINYA BERSEMBUNYI CIH." teriak Dirga dengan sangat emosi.

"I'M HERE."

Seorang lelaki paruh baya memunculkan wajahnya matanya menatap Dirga dengan kebencian yang sangat dalam.

"Kau sudah besar hahaha persis seperti papahmu pria brengsek hahahaha."

Dirga mengepalkan keduanya menatap tajam pria itu.

"MAKSUD ANDA APA?" sentak Dirga dengan suara dinginnya.

"YA PAPAH MU ADALAH LELAKI BRENGSEK DAN SEKARANG KAU SAMA SEPERTI PAPAH MU BRENGSEK!" ucap pria itu.

"Tunggu, aku punya hadiah untuk mu," ucapnya sambil tersenyum misterius.

Mata mereka semua melebar melihat kedua pria yang memegang tangan Syaqilla dengan kasar. Syaqilla hanya mampu pasrah saat badannya di lempar dan dari belakang pria paruh baya itu memeluk lehernya sekaligus menodongkan pistol tepat di samping kepala Syaqilla.

"Hiks hiks ...."

"Kaka hiks Killa takut hiks ...."

"BANGSAT TURUNIN PISTOL LO ANJING!" murka Dirga.

Baru saja Dirga akan maju pria itu berucap yang membuat langkah kakinya terhenti.

"Jangan coba-coba maju. Mau istri cantik mu ini mati dengan bersimbah darah?" Ancamnya membuat Dirga mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

Syaqilla sudah gemetaran seketika tangisnya makin keras saat pria tua itu mengusap pipinya menggunakan pistol.

"HIKS AMPUN HIKS LEPASIN KILLA HIKS JANGAN BUNUH KILLA HIKS KAKA HIKS TOLONG KILLA KA HIKS ...."

Tangisan Syaqilla membuat badan Dirga lemas badannya meluruh ke tanah menatap sendu wajah cantik yang berada di hadapanya.

"Lepasin dia kalau lo mau bunuh gue aja jangan dia," lirih Dirga.

"HIKS ENGGA KA HIKS KALAU GITU HIKS AKU AJA YANG MATI HIKS ...."

"Duh so sweet sekali. Oke biar adil kalian berdua saya mampusin sekalian aja," ucap pria itu.

Yang lainnya hanya mampu berdoa mereka pun terkejut melihat keadaan Syaqilla namun ingin membantu tidak bisa.

"Alex jangan gila kamu!" Sentak seseorang.

"Sudah lama kita tidak bertemu betul kan? My brother," ujar Alex.

Semua tak percaya mendengar pengakuan Alex dari raut wajah Alex ia sangat membenci pria yang tak lain Geral papanya Dirga.

Dirgantara (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang