Tidak perlu munafik, semua orang menyukai uang, bukan?~~
🐺🐺🐺
"Gue kecewa sama lo, Vy.. kenapa lo kayak gini?"
Ivy terbangun dari tidurnya dengan gelagapan. Dalam mimpinya, Deka mengatakan bahwa dirinya kecewa pada Ivy.
Ivy mengedarkan pandangannya pada sekitar, kemudian menghadapkan dirinya di depan cermin. Nafasnya memburu karena bayang bayang sahabatnya—Deka.
Semua yang Ivy lakukan hanya untuk membalaskan dendamnya pada Yaspian. Tidak lebih dari itu. Ia juga membenci seseorang—yaitu Rachel, karena Rachel selalu terlibat dalam hubungannya dengan Yaspian. Rachel juga yang mempengaruhi Ivy hingga Ivy berontak seperti sekarang.
Ivy turun ke lantai bawah, dan tidak menemukan siapapun selain dirinya di rumah. Ia meneguk air hangat, dan menyetel musik klasik.
"Permisi..."
Ivy segera membuka pintunya. Mata Ivy melebar saat mengetahui bahwa yang datang adalah polisi. "Putri bapak Araga dan ibu Alzetta?"
"Ya, saya."
"Kedua orang tua anda ditangkap pagi tadi karena penipuan terhadap rekan kerjanya. Untuk sementara waktu, rumah ini akan ditahan."
Ivy tertohok. "Nggak. Nggak mungkin!"
"Silahkan untuk segera keluar dan singgah di tempat lain. Kami perlu menyelidiki rumah ini." lanjut sang polisi.
Ivy masih menggeleng tidak percaya. Kemudian, polisi dengan paksa menarik Ivy keluar.
Ivy mengamuk, ia kembali berdiri. "Minggir. Ini rumah saya! Orang tua saya nggak mungkin ngelakuin itu. Kalian pasti salah orang." sergah Ivy sembari menghalangi rumahnya dari para polisi.
"Seret dia." komando berbicara.
Ivy sekali lagi diseret dan dijatuhkan ke aspal. Tapi ini bukan waktunya untuk menangis.
Ia mengeluarkan ponselnya. Kemudian mencari nama Jaiden.
"Cepat ke rumahku. Aku perlu bantuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Yaspian; The secret of Yaspian life
Teen FictionSEQUEL ZERAGA Bisa dibaca tanpa membaca Zeraga dulu. Rank #2 in deep (5-7-21) Rank #10 in crime (20-7-21) Yaspian Juteirus terpaksa diasingkan ke kota lain bersama nenek tua yang dipercayai kedua orang tuanya. Yaspian yang seharusnya berada diantara...