Mendengar pernyataan dari Ivy, Yaspian melakukan peregangan otot leher dan tangannya seperti mengaba-abakan akan memukul Ivy. Ivy mundur selangkah."Gue gak butuh pacar." balas Yaspian dengan penuh penekanan.
Ivy menghela nafasnya "kenapa, Yaspian? Yaspian tuh ganteng, pendiem, baik kayaknya."
"Lo anak baru ya?"
Ivy menggeleng "bukanlah! Yaspian gak pernah liat Ivy emangnya? Kudet lau."
Sumpah. Ivy setelah ini harus diajarkan bagaimana membedakan bicara dengan oranglain dan Yaspian.
Yaspian kemudian menghiraukannya dan masuk ke dalam kelas. Ivy melirik pintu kelas Yaspian, ternyata ia kelas 11 IPA 2. Ivy pikir, Yaspian sangat menarik.
Keempat temannya langsung menjemput Ivy untuk segera menjauh "sumpah nih anak. Gue udah bilang, kan, kalau ngomong sama Yaspian ati-ati." ucap Lala.
"Lo megang tangannya gak? Katanya, yang megang tangan Yaspian, besoknya mati." timpa Kalista khawatir.
Ivy terkekeh melihat kelakuan teman-temannya. Aneh sekali "gue yakin Yaspian tuh baik. Kalian belum kenal aja. Nanti kalau gue udah jadi pacar Yaspian. Gue kenalin ke kalian deh." respon Ivy dengan begitu percaya dirinya.
"Emangnya lo suka ama Yaspian? Lo aja gak tau rasa suka bentuknya kayak apa." ujar Velli.
Ivy diam. Iya juga. Kata orang, pacaran itu harus berawal dari suka kemudian jadi cinta. Ivy saja tidak tahu bentuk rasa suka. Bagaimana mau pacaran.
"Udah deh lo mah kebanyakan gambar-gambar jadi stres nih!" sela Resti.
"Tetep aja. Gue mau Yaspian. Titik!" gelak Ivy masih bersikeras. Pemikiran Ivy tentang cinta memang sangat dangkal. Padahal, jelas-jelas tadi baru saja diberi penolakan oleh Yaspian.
"Lo mau gue ajarin seputar cinta, kan? Gue ajarin. Asal jangan sama Yaspian." ucap Velli.
***
Ivy lagi-lagi menggambar di kantin menggunakan tangan kirinya. Kali ini jelas kalau itu sosok Yaspian yang memakai jaket hitam.
Ivy menopang dagunya "ganteng banget si." dan Ivy persis seperti orang gila memandang dimensi tak hidup.
Dari kejauhan, Ivy menangkap sosok Yaspian yang sedang memegang ponselnya seraya meminum es kelapa. Ivy bangkit, dan menghampirinya.
"Hai Yaspian." sapa Ivy.
Yaspian hanya melirik sebentar, kemudian kembali fokus pada ponselnya. Karena penasaran, Ivy merebut ponsel Yaspian.
"Liat apa—aaaaa!"
Ivy sontak melempar ponselnya dan cepat-cepat menutup matanya. Bagaimana Ivy tidak ketakutan. Yaspian menonton film pembunuhan.
Kilat kemarahan jelas tercetak di wajah tampan Yaspian. Ia mengambil ponselnya yang Ivy jatuhkan "kalau lo mau baik-baik aja. Jangan deket-deket gue." gumamnya misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Yaspian; The secret of Yaspian life
Teen FictionSEQUEL ZERAGA Bisa dibaca tanpa membaca Zeraga dulu. Rank #2 in deep (5-7-21) Rank #10 in crime (20-7-21) Yaspian Juteirus terpaksa diasingkan ke kota lain bersama nenek tua yang dipercayai kedua orang tuanya. Yaspian yang seharusnya berada diantara...