''Aku tidak pantas dimiliki siapapun. Takdirku—memang seharusnya selalu dalam kesendirian'' —Yaspian Juteirus
🍁🍁🍁
Yaspian berjalan tanpa arah, menatap lurus dengan mata kosong. Tidak ada tempat untuk berlindung. Mungkin semua rencana untuk menemui seseorang yang dapat dipercaya memang tidak semudah bayangan Yaspian. Di titik ini—Yaspian menyatakan dirinya gagal untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.Sebersit rasa pedih selalu menghantamnya disaat-saat seperti ini. Yaspian mengerjapkan matanya, kemudian mengambil barang yang satu satunya masih terjaga—handuk kecil bertuliskan 'Prince Yaspian' . Yaspian bahkan tidak tahu siapa pemilik handuk tersebut. Yang jelas, barang itu seperti memiliki sebuah penerangan untuk langkah Yaspian.
Perjalanan yang cukup jauh ia tempuh dengan kakinya sendiri. Tanpa disadari, Yaspian sekarang berada di tengah kerumunan yang sangat diyakini bahwa ini adalah pasar.
"Pencuri!!! tolong ada pencuri!!" teriak salah satu pengunjung kisaran usia 30 tahun dan terlihat dari keluarga terpandang.
Mata elang Yaspian menangkap sosok pencuri tersebut. Dengan segera, Yaspian berlari sekuat tenaga. Masalah seperti ini terlalu mudah baginya.
"Kembalikan selagi ku minta baik baik." ucap Yaspian yang lebih dulu menghadangnya dari depan. Lelaki itu perlahan mendekat dan mengulurkan tangannya untuk mengambil kembali dompet yang dicuri.
Dan pencuri tersebut tetap berusaha untuk meloloskan dirinya—ia berusaha mencari celah kanan dan kiri untuk kabur.
Yaspian tak kalah cepat untuk menyangkal niatnya, lelaki itu langsung menendang perutnya hingga pelaku tersungkur ke tanah dan kini dalam keadaan tidak berdaya. Lelaki itu tentunya langsung merongoh tas sang pemilik dan berniat untuk mengembalikannya.
"Wah.. siapa pemuda itu. Hebat sekali!"
"Wajahnya tampan sekali. Belum pernah kulihat wajah sesempurna itu di kota ini. Siapa dan darimana asalnya?"
"Entahlah. Aku belum pernah melihatnya."Yaspian mengembalikan tas tersebut tanpa sepatah kata apapun. Pujian demi pujian ia dapatkan, tapi tidak mengguncangkan hatinya.
Kemudian pria itu membalikkan badannya berniat untuk melanjutkan perjalanan yang ia sendiri tidak tahu harus kemana.
"Tunggu! setidaknya kau harus mampir ke rumah saya sebagai balas budi." ucap wanita paruh baya tersebut. Wanita ini—walau terlihat sudah 30 tahun tetap terlihat cantik.
"Tidak perlu, masih banyak yang harus aku selesaikan." gumam Yaspian.
"Masuk ke dalam mobil saya. Anggap saja ini perintah." balasnya.
"Lihat, lihat.. betapa beruntungnya dia berurusan dengan nyonya terkaya di kota ini."
"Bukankah itu wajar? Dia telah mengembalikan dompetnya, ia berhak mendapatkan hal setimpal."Gumam warga warga sekitar alias ibu ibu yang sedang menghabiskan waktunya untuk merecoki hidup orang lain.
Yaspian dengan terpaksa mengikuti perintahnya. Semoga hal baik berpihak padanya kali ini, hanya itu doanya sekarang.
"Jadi, darimana asalmu?" interogasi wanita paruh baya tersebut. Wajar saja semua orang mengheran herankan darimana Yaspian datang, karena wajahnya tampak asing dan kemampuan bela dirinya sangat menonjol.
"Batavia." ucap Yaspian dengan ragu, pasalnya ini adalah pertama kali ia menyebutkan kota tempat ia dibesarkan.
Kalau dipikir pikir Yaspian tidak peduli berada dimana sekarang. Ia pergi benar benar hanya bermodalkan tekad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Yaspian; The secret of Yaspian life
Teen FictionSEQUEL ZERAGA Bisa dibaca tanpa membaca Zeraga dulu. Rank #2 in deep (5-7-21) Rank #10 in crime (20-7-21) Yaspian Juteirus terpaksa diasingkan ke kota lain bersama nenek tua yang dipercayai kedua orang tuanya. Yaspian yang seharusnya berada diantara...