29. BENTUK BALAS DENDAM IVY

347 27 4
                                    

"Bela diri ini penting. Lo harus bisa jadi kuat." Jaiden mengarahkan Ivy. Hari ini, wanita itu akan diberikan pelatihan bela diri dan kekuatan kekuatan otot.

Ivy mengikuti gerakan gerakan dasar yang pembinanya saat ini lalukan. Otot Ivy sakit semua. Wajar, karena ini kali pertamanya.

"Gue injek paha lo, kalau sampe bunyi dan lo nggak kuat, artinya lo masih belum kuat, dan harus ngulang latihan dasar ini."

Ivy mengambil sikap kuda kuda. Berusaha menahan injakan kaki Jaiden diatas pahanya. Jujur, tulang Ivy rasanya ingin patah. Namun setelah percobaan beberapa kali, ototnya seperti mati rasa hingga ia tidak dapat merasakan apapun.

"Berdarah itu makanan lo. Jadi kalo lo dapet luka, atasin sendiri, jangan ngerengek!" Jaiden membeset pergelangan Ivy dengan jarum.

Wanita itu tidak menjerit, ia hanya memejamkan matanya.

"Curi uang dari bank terbesar di Batavia. Ingat, disana dilengkapi dengan cctv, alarm laser sensor, dan sensor sidik jari untuk mencapai ruangan penyimpanan keuangan." tutur Jaiden. "Dan-bebaskan para narapidana dari penjara. Itu tugas lo." lanjutnya pada Ivy.

Ivy sedikit ragu. Ia takut mengacaukan semua rencana yang telah tersusun. "Sebenarnya apa tujuan dari pembobolan bank dan pembebasan narapidana?" tanya Ivy.

"Untuk pembobolan bank, of course karena money. Semua itu dilakukan agar semua orang sibuk mencari dalang dari kasus ini, dan ketika semua orang sudah teralihkan-kita akan menjinakan pemerintah, dan membuat mereka tunduk."

"Gue harap lo gak ngacauin ini. You can do it, Vy!" ujar Jaiden padanya.

Ivy mengambil alih senjata tembakannya. Kemudian menembakan ke papan tembakan. Ia mengedipkan satu matanya guna memfokuskan pandangannya.

"Fokus sama satu titik. Bayangin, titik itu adalah orang yang paling lo benci, jangan kasih belas kasihan, begitu lo tembak, lo harus benar benar musnahin dia." bisik Jaiden.

Kilat mata Ivy dicampur dengan rasa kekecewaan dan amarah karena mengingat Yaspian.

Boom!
Ivy menembakkannya, tepat sasaran.

"Good job. Siapa yang lo bayangin?"

"Yaspian."

"Ini bentuk balas dendam paling menabjukan, Vy. Lo benar benar membanggakan." Jaiden menghasutnya.

Ivy menyudahkan latihannya, ia mengambil segelas air dan meneguknya.

Ponselnya tiba-tiba berdering. Begitu mendapati nama Yaspian, wanita itu segera mengangkatnya.

Vy, lo dimana sekarang!?

Ivy berdecih.

Jangan sok peduli lagi, Yaspian. Mulai sekarang, lo musuh gue, ngerti!?

Vy. Ini demi kebaikan lo. Gue tadi lihat pasukan Jaiden lagi berkeliaran di sekitar gedung. Gue gak tau mereka mau apa. Gue cuma mau pastiin kalau lo aman.

Cukup! Lo gak penting lagi, Yaspian.

Ivy memutuskan panggilannya. Kemudian bertanya pada Jaiden. "Pasukan lo-kenapa Yaspian bisa tau!?"

"Karena dia adalah Yaspian, lo tau siapa Yaspian dulu, gerak gerik seperti ini udah kebaca sama dia. Tenang aja, orang normal lainnya gak akan ada yang sadar akan keberadaan pasukan gue. Yaspian juga saat ini gak bisa apa apa. He not have a power again." balas Jaiden.

Prince Yaspian; The secret of Yaspian lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang