36. LELAKI KUAT, TERIMAKASIH

344 31 2
                                    

"Dia satu satunya wanita yang berhasil membuat hatiku sakit saat air matanya turun." -Yaspian Juteirus.

🦌🦌🦌

Ivy merebut pistol Deka, kemudian menembakkannya tepat di kepala Jaiden. Ia membabi buta hingga tidak terhitung berapa jumlah peluru yang ia tembakkan.

Namun saat tubuh Jaiden meluruh lemah, pasukan Jaiden menembakkan pelurunya tepat di luka tusuk Yaspian.

Ivy akan menghalalkan semua cara untuk menyelamatkan Yaspian.

"Yaspian bangun! Bangun!!!" erangnya terisak pilu. Ia menepuk nepuk pipi Yaspian pelan untuk menyadarkannya kembali.

Kondisi aman kembali. Tubuh Jaiden yang sudah ditembakkan beberapa kali itu sudah dibawa oleh pasukannya.

Kini, hanya tersisa darah yang bercucuran di lantai rumah sakit.

Yaspian membuka kelopak matanya pelan. Bibirnya putih pucat. Tubuhnya dingin. "Aku telah mendapatkan hatimu. Apa sekarang aku boleh pergi?" ujar Yaspian terbata-bata. Tangannya menggapai rambut Ivy dan membelainya lembut.

"Nggak! Yaspian kamu nggak boleh kayak gini! Mana Yaspian yang kuat?" balas Ivy dengan derai air mata yang terus terjun melewati pipinya, kemudian jatuh.

"Aku—telah membunuh banyak jiwa. Aku orang jahat." ucap Yaspian lagi menahan rasa sakit akibat lukanya yang bertubi-tubi.

Setelah mengatakan beberapa kalimat, tubuh Yaspian diangkat oleh dokter Alexandro menuju ruangan sebelumnya dan Kembali menginfus Yaspian.

Ivy, Deka, dan keluarga Yaspian menunggu diluar ruangan. Sembari terus berdoa agar tuhan masih berbaik hati untuk menyelamatkan nyawanya.

"Dari kecil, Yaspian tidak pernah bahagia.." ungkap Ayana—ibu Yaspian dihadapan Ivy. "Saya meninggalkannya pada seorang nenek yang bahkan juga tidak sekuat itu untuk membesarkan Yaspian."

Tangis orang tua Yaspian pecah saat itu. Ivy sontak memeluk Ayana menyalurkan energi positif. "Tante nggak salah."

"Kalau tante tidak menitipkannya pada hari itu, Yaspian tidak akan terlibat dengan pekerjaan gila itu. Yaspian pasti akan tumbuh menjadi anak yang baik. Hikss..."

"Yaspian nggak pernah mau menjadi jahat, tapi keadaan memaksanya." jawab Ivy. Wajah gadis itu sudah memerah panas. Dua hari ini ia habiskan hanya untuk menangisi Yaspian.

"Apa benar Rachel yang melakukan itu pada Yaspian?" tanya Ayana.

Ivy mengangguk perlahan.

Berbeda dari bayangan Ivy sebelumnya, ternyata Ayana sama sekali tidak marah. Ayana justru tambah terisak seraya menutup kedua wajahnya dengan tangannya. "Apa Yaspian membuat kesalahan padanya?"

Prince Yaspian; The secret of Yaspian lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang