08. PRADEKARTARA

523 57 0
                                    

Oke gais. Jadi karena author tuh suka banget banget banget nonton konspirasi. Cerita ini juga akan diselingi oleh konspirasi. Jadi jelas, konfliknya gak semudah itu. Ehehe...

Pokoknya enjoy aja ya!

***

Hari ini suasana sekolah kembali seperti semula. Tenang dan terlihat aman saja. Semua berkat Yaspian. Kalau saja lelaki itu tidak muncul, mungkin Ivy akan dikeluarkan dari sekolah.

Pawangnya Ivy sekarang adalah Yaspian. Sudah pasti, tidak ada yang berani memperlakukan Ivy dengan buruk lagi.

"Yaspian aku boleh tanya sesuatu gak?" tanya Ivy yang duduk di sebelah meja kantin khusus Yaspian. Ya, jauh dari kerumunan, dan berada dipojokkan.

Yaspian fokus pada rubiknya. Yaspian adalah orang berambisi tinggi. Kalau sudah memulai sesuatu, maka Yaspian harus menyelesaikannya dengan tuntas, bukan menyerah seperti pecundang.

"Yaspian!" bentak Ivy dengan nada tinggi seraya menggoyang-goyangkan lengan Yaspian.

Tentu yang berani memperlakukan Yaspian seperti ini hanyalah Ivy. Wanita itu selain tahan banting dengan kata-kata kejam Yaspian, juga punya mental yang kuat.

"Berisik njing!" bentaknya lagi dan menepis tangan Ivy kasar.

"Dengerin dulu. Ini tentang Peter!" Ivy memelankan suaranya.

Yaspian tertohok. Ia menghentikan permainan rubinya dan mengalihkan pandangannya pada cewe berambut sebahu tersebut. Yaspian menatap kesal.

"Gue udah bilang, kan, gak usah bahas bahas soal itu! Lo mau mati!?" ancam Yaspian.

"Denger dulu makanya, marah aja terus marah kerjaannya! Belom aje berhadapan sama bapak gue!" ancamnya balik.

"Jadi gini...kemarin aku lihat kak Rachel, mantannya kak Sangga, nangis gitu di taman sekolah. Terus aku nguping gitu. Dan kamu tau? Rachel kakanya Peter." ujar Ivy dengan antusias.

"Lo gak ngerti drama dibalik permainan ini semua, Ivy." balas Yaspian. Benar, semuanya tidak akan semudah apa yang Ivy pikirkan. Pasti ada suatu konspirasi yang membuat otaknya mumet.

"Kalo gitu kasih tau dong!" bujuk Ivy.

"Berisik."

"Ohiya satu lagi. Yang waktu itu kode apa, sih?" tanya Ivy penasaran mengingat kejadian beberapa hari lalu saat Ivy diculik.

"Bukan apa-apa." ketus Yaspian.

"Serius ahk!" rengek Ivy.

"Ngomong sekali lagi gue tonjok!" ancam Yaspian keji.

Sementara Ivy hanya menduplikat gaya bicara Yaspian kalau marah. Entah kenapa, Ivy sama sekali tidak takut dengan sosok Yaspian yang menurut orang sangat menyeramkan. Dibeberapa waktu Yaspian memang seperti tidak punya hati. Tapi ada saatnya ia berbuat baik seperti malaikat.

"Sumpah. Aku kira kamu mau ngomong 'sekali lagi ngomong gue cium' . Dasar, jadi cowo gak ada romantis-romantisnya banget!" Ivy berdecak kesal.

"Gak ada yang spesial dari lo." jawab Yaspian singkat dan jelas.

Ivy menatap Yaspian teduh dan tenang "sekarang aku cuma punya kamu, Yaspian. Jangan galakin aku ya..." gumam Ivy seraya mengerucutkan bibirnya.

Jantung Yaspian beritme tidak teratur saat ini. Entah apa yang membuatnya gila begini "berisik!! Pergi aja sana!" usir Yaspian sambil mendorong tubuh Ivy menjauh.

"Vy." panggil Yaspian lagi.

Ivy bangkit, lalu tersenyum kearah Yaspian "apa, ganteng?"

"Kalau ada orang asing ngomong sama lo, jangan ditanggepin gitu aja. Lo gak tau dia jahat apa baik." peringat Yaspian.

Prince Yaspian; The secret of Yaspian lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang