Adakkah yang bisa dipercaya? Aku tidak butuh banyak orang. Yang kubutuhkan hanya satu dan bertahan untukku selamanya.
🍁🍁🍁
Ivy meremas jaket Yaspian dan menangis dibalik jaketnya. Penampilan Ivy tidak bisa dideskripsikan lagi. Hari ini Ivy melalui masa sulitnya. Mulai dari kehilangan teman, kehilangan simpati orang, dan terakhir Sangga sialan. Semua cukup membuat Ivy hancur. Ivy tidak tahan lagi.
Yaspian mengusap punggung Ivy sebagai penguatan "nangis aja... Asal jangan modus."
Ivy mengerutkan keningnya dan memukul Yaspian pelan "enggak! Aku masih kesel ya kamu nendang Resti tadi. Biar apa coba?" ujarnya.
"Biar dapet pelajaran."
"Kasar tau!" pekik Ivy kesal.
"Bodo." jawab Yaspian ketus. Memang seperti ini tabiat Yaspian. Cuek, ketus, menyebalkan, dingin, kejam.
Ivy menatap wajah Yaspian tenang "Yaspian?
"Hm?"
"Kenapa nolongin aku?" tanya Ivy penasaran.
"Kebetulan lewat." jawab Yaspian singkat. Kedua jarinya sibuk menjepit putung rokok, kemudian pria itu menghisap rokoknya dan menghembuskannya ke udara kosong.
"Emang enak? Boleh cobain gak?" ucap Ivy antusias. Wanita ini...seperti tidak ada lelahnya. Baru saja tadi menangis, sekarang sudah seger lagi.
"Gue gak suka cewe ngerokok." celetuk Yaspian.
"Oke oke aku paham kode kamu, Yaspian. Sekarang aku jadi cewe kamu, gitu maksudnya, kan?" balas Ivy dengan begitu bersemangat.
Yaspian miris melihatnya, jelas sekali kalau Ivy banyak beban, tapi ia mencoba untuk menyembunyikan semua dibalik jokesnya yang tidak lucu.
"Bacot, Vy. Kalo sedih, sedih aja. Gak usah kayak tai." pekik Yaspian dengan kasar.
Ivy mengerucutkan bibirnya "ihhh... Kok gitu sih ngomongnya!" rengek Ivy.
Setelah menghabiskan satu batang rokoknya, Yaspian mengantar Ivy sampai depan angkutan umum dan meminta wanita itu langsung pulang saja. Lelaki seperti Yaspian...mustahil nganterin cewe balik!
Makasih, Yaspian. Hari ini kamu baik.
***
Sebetulnya Ivy malas ke sekolah. Yang ia dapat pasti bukan pujian lagi, melainkan hinaan.
Benar saja...
Begitu Ivy memasuki gerbang sekolah, para murid sudah berdemo di depan ruang guru. Bahkan beberapa diantara mereka menuliskan #SaveResti #keluarkanIvydarisekolah pada sebuah karton besar dengan tulisan sebesar mungkin dengan spidol. Dan begitu mereka menangkap wajah Ivy yang melewati kerumunan tanpa rasa bersalah, semuanya menatap Ivy dengan hina.
Ivy menarik nafasnya berat untuk mencoba setenang mungkin. Ivy bahkan tidak berusaha menghindari tatapan mereka-Ivy balas dengan senyum.
"Ada apa ini pagi-pagi anak-anak sudah heboh di depan ruang guru, bu?" ucap pak Yanto meminta kejelasan. Bapak itu baru datang dan sudah disambut oleh keriuhan.
"Gatau, pak. Bapak aja yang tanganin, saya up!" balas bu Friska yang langsung berlalu pergi menjauhi ruang guru.
Dengan berat hati, pak Yanto terpaksa mengambil alih keributan ini untuk segera dihentikan "ada apa ini anak-anak!?" teriak pak Yanto agar semua dengar.
"Kami tidak terima dengan perlakuan Ivy pada Resti, pak!"
"Kami mau Ivy dikeluarkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Yaspian; The secret of Yaspian life
Teen FictionSEQUEL ZERAGA Bisa dibaca tanpa membaca Zeraga dulu. Rank #2 in deep (5-7-21) Rank #10 in crime (20-7-21) Yaspian Juteirus terpaksa diasingkan ke kota lain bersama nenek tua yang dipercayai kedua orang tuanya. Yaspian yang seharusnya berada diantara...