34. AKANKAH YASPIAN BERTAHAN?

299 30 1
                                    

"Lo nusuk milik gue, sama aja lo nusuk gue~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lo nusuk milik gue, sama aja lo nusuk gue~"

***

Ivy keluar dari supermarket.

Sambil ditemani rintik kecil hujan, ia menyebrangi punggung jalan raya besar.

Belum sempat ia sampai ke sebrang jalan, kepalanya mendadak pening saat cahaya lampu mobil menyorot matanya.

Ia sudah mengingatnya.

Detik saat ia bertemu dengan Pradekar di halte, detik saat dirinya bertemu dengan ibunya Pradekar. Ya, kronologi itu tidak diragukan lagi, Ivy sudah sepenuhnya sadar.

Tanpa disadari, Ivy sudah berdiri di tengah jalan. Klakson mobil saling sahut menyahut membuat bahu jalan gaduh.

"Mbak! Kalau mau mati jangan disini!"
"Minggir woy!"

Kemudian, ia melangkah maju ke pinggir jalan lagi sambil menundukkan kepalanya menahan rasa bersalah.

Tiba tiba ada tangan yang menggenggamnya dari belakang, Ivy menoleh dan mendapati Rachel dengan nafasnya yang tersengal sengal.

"Kenapa, Hel?" tanya Ivy khawatir.

"Ikut gue."

Ivy tidak tahu apa yang Rachel sedang berusaha hindari. Untuk ini, Ivy menuruti Rachel untuk membawa dirinya bersamanya.

Keduanya telah berada di rumah Rachel dengan ukuran seadanya. Kehidupan Rachel yang dulu dan sekarang benar benar berbanding terbalik. Kalau dulu, Rachel bisa dibawakan makan sama pelayan kapan saja, dan sekarang untuk mendapatkan makanan saja rasanya sulit.

Wanita itu mengunci pintu rumahnya rapat rapat.

Lalu, Rachel membuka jaketnya dan memperlihatkan bekas lukanya.

"Hel, lengan lo kenapa?" Ivy refleks bertanya karena lukanya nampak terlihat jelas.

Rachel menatap sinis kearahnya, kemudian berimbuh. "Ini saat yang tepat... lo harus mati."

"Hel apaan sih! Gue lagi nggak ada selera humor." balas Ivy tertawa garing.

"Nggak, gue serius."

Rachel mengambil tindakan lebih lanjut, yaitu mengambil pisau dari dapur.

"Semua karena lo. Gue kehilangan semuanya karena lo, aaa!" teriak Rachel seperti orang depresi.

Saat ini, gadis itu sudah terlalu banyak menanggung beban berat.

"Hel... kita bicara baik baik ya..." bujuk Ivy perlahan lahan mundur.

"Dan karena lo cinta pertama gue hilang. Harusnya Deka masih ada disini, harusnya Deka ada disini!!! Selama ini Deka adalah orang yang gue cari, bertahun tahun gue nungguin dia! Gue harus menunggu sampai hari kematian gue dulu untuk ketemu sama dia lagi." ujar Rachel yang disusul dengan isakan menyakitkan. "Dan karena lo juga Yaspian pergi ninggalin gue." tambahnya.

Prince Yaspian; The secret of Yaspian lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang