"Salah gue yang berharap. Atau salah lo yang kasih harapan?"
🍁🍁🍁
"Pulang sekolah ada acara gak?" tanya Yaspian dengan tiba-tiba. Ivy belum siap ngefly. Disini kondisinya Ivy lagi lelah. Ditambah dengerin suara deep voice Yaspian bikin makin gila aja.
Ivy memasang wajah sedatar mungkin. Lebih tepatnya, ia pura-pura dingin "gak ada. Kenapa?"
"Kalo mau ikut, nanti jam 7 gue jemput." gumamnya, kemudian langsung melanjutkan perjalanannya.
"OKEEEE!!!" ujar Ivy dengan suara nyaring.
Kemudian, Ivy berjalan menyusul Yaspian. Berusaha menyeimbangi langkah kaki pria itu yang begitu panjang. Ivy hampir lupa kalau ia membawa cokelat. Ia mengambilnya, kemudian menyodorkannya pada Yaspian. Malu-maluin, cokelatnya udah meleleh.
Ivy hanya tersenyum kikuk untuk menutupi rasa malunya.
"Buat permintamaafan aku. Kalau gak mau, gak apa apa. Nanti aku makan sendiri aja."
Lalu Yaspian merengutnya kembali. Yaspian tidak peduli bagaimana rupa cokelatnya, bahkan kalau sudah basipun, Yaspian akan makan, asal dari Ivy.
"Gue gak suka—"
"Yaudah jangan di makan." balas Ivy.
"Dengerin dulu kalo orang lagi ngomong. Gue gak suka kalau lo marah marah sama gue, yang baik baik dan nurut aja kayak gini, gue seneng." lanjut Yaspian sambil melirik sekilas Ivy yang sedang memonyong-monyongkan bibirnya tidak jelas.
"Iya deh. Maaf. Tapi manusia kan pasti ada moodnya. Aku gak bisa janji bakal baik terus ya. Aku bukan bonekamu bisa kau suruh suruh, dengan seenak maumu." ucap Ivy diselingi oleh nyanyi pada akhirnya.
Yaspian juga tidak mengerti kenapa cowo secool, seganteng, semisterius, sekalem Yaspian bisa disatukan oleh gadis yang super annoying.
"Pokoknya jadi anak baik aja. Jangan bandel." balasnya.
"Iya kasep! Si kasep teh cerewet juga nya..." ucap Ivy seraya manggut manggut.
***
"Mau kemana kamu?" tegur sang mama mendapati Ivy sudah memakai outfit yang super manis dan terkesan soft. Ivy sudah tidak mau menutupi lagi tentang Yaspian. Terserah ayah dan ibunya ingin menganggapnya apa.
"Keluar." jawabnya.
"Jangan. Hari ini Jaiden mau dateng berkunjung kesini." larang Alzetta.
Ivy mendengus kesal. Jaiden itu cowo yang bernasib sial sama seperti Ivy. Ya, Jaiden akan dijodohkan oleh Ivy rencananya. Tapi namanya rencana, pasti akan berubah kalau ada seseorang yang berusaha menghentikannya, dan Ivylah yang akan menghancurkan rencana itu sendiri.
"Gak mau!" bantah Ivy.
"Jangan kayak gitu, Ivy. Jaiden kurang apa? Dia baik, pinter, kaya, cowo bener bener pokoknya." balas Alzetta lembut, berusaha mendapat pengertian dari putrinya.
"Ivy gak butuh yang sempurna mah."
"Mama cuma gak mau kamu bernasib seperti mama. Bukan berarti mama menyalahkan papamu. Mama hanya tidak mau, karena salah memilih laki laki, kamu jadi tersiksa sendiri." balasnya lagi dengan tatapan sendu dan juga penuh harap.
Ivy mengerti maksud sang mama. Beberapa tahun lalu saat Alzetta dan Araga masih berstatus sebagai pelajar di SMA D-ONE, Araga sengaja menabrak sang mama dan menyebabkan sang mama kehilangan kaki kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Yaspian; The secret of Yaspian life
Teen FictionSEQUEL ZERAGA Bisa dibaca tanpa membaca Zeraga dulu. Rank #2 in deep (5-7-21) Rank #10 in crime (20-7-21) Yaspian Juteirus terpaksa diasingkan ke kota lain bersama nenek tua yang dipercayai kedua orang tuanya. Yaspian yang seharusnya berada diantara...