04. IS THAT YOU!?

652 63 3
                                    

"Aku kayaknya suka sama kamu, Yaspian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku kayaknya suka sama kamu, Yaspian." -Ivy

🍁🍁🍁

Yaspian telah menyelesaikan jobnya. Ia sudah menuruti apa yang bosnya perintahkan. Sekarang, Yaspian tengah menunggu hasil uangnya. Dengan hitungan hari, Yaspian dapat mengumpulkan semua informasi tentang Peter, kemudian menghilangkannya tanpa jejak.

Sang bos melempar uangnya, satu tangannya diselipkan ke dalam saku celana. Kemudian Yaspian refleks menangkapnya.

"Bicara soal hal lain. Apa kesalahan Peter, bos?" tanya Yaspian. Karena jujur saja, ini pertama kali ia diperintah untuk membunuh seorang anak kecil yang berasal dari keluarga kaya.

Sang bos mengelus-elus jenggotnya "tidak ada yang menginginkan Peter di keluarga itu. Peter cacat mental. Tidak ada yang sanggup mengurusnya. Bahkan orangtuanyalah yang merencanakan ini." 

Yaspian mengangguk paham. Prihatin sekali, anak berusia dua tahun yang tidak tahu apa-apa harus mengakhiri hidupnya karena pengakuan pasrah dari kedua orangtuanya bahkan keluarganya.

"Perempuan yang kemarin, apakkah dia mengatakan sesuatu tentang semua yang ia lihat kemarin?" tanya sang bos.

Yaspian menggeleng "tidak. Aku memintanya untuk diam."

"Baguslah. Karena kalau sampai ia bicara sedikit saja tentang hal ini, ia akan mati." gumamnya.

"Bos. Aku memikirkan sesuatu yang tidak pernah ku pikirkan sebelumnya. Entahlah— hanya sekilas melintas dipikiranku." ungkap Yaspian dengan ragu.

Sang bos meresponnya dengan mengangkat dagunya sekilas.

"Bagaimana kalau aku berhenti?"

Seketika hening. Sang bos mendekat, kemudian menepuk pundak Yaspian pelan "ada banyak pekerjaan diluar sana, tapi tidak ada yang bisa menjaminmu untuk bertahan hidup." balasnya.

"Kenapa? Apa jumlah uang yang kau terima tidak tercukupi? Bagaimana kalau pembagian hasil diulang saja, untukmu 45%, untukku 35% dan sisanya untuk anggota yang lain." lanjut sang bos.

"Bukan masalah itu. Belakangan ini aku hanya memikirkan seperti apa yang aku lakukan salah."

"Tetaplah seperti ini. Kami semua membutuhkanmu. Jujur saja, sejak kehadiranmu, kami meraup keuntungan yang besar." balasnya dengan tatapan penuh harapan.

Yaspian menunduk. Entah apa yang mengusik pikiran Yaspian belakangan ini hingga ia berfikir untuk berhenti dari pekerjaan yang sudah ia anut hampir setahun ini.

***

"Ayah, Ivy mau minta tolong sesuatu boleh gak?" rayu Ivy pada sang ayah yang sedang fokus bermesraan dengan ibunya.

Dari kecil memang seperti ini. Dunia seolah milik ayahnya dan ibunya saja. Kadang Ivy kesal. Tapi tidak apa, ini memberi kemungkinan kecil kalau Ivy akan jadi anak broken home yang kedua orang tuanya pisah.

Prince Yaspian; The secret of Yaspian lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang