20. DAN ANCAMAN ITU DATANG

442 51 7
                                    

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍁🍁🍁

"Vy ada yang nyariin lo di gerbang sekolah." lapor salah satu anak kelasnya. Tangan Ivy semakin cepat untuk berkemas karena dihantui oleh rasa penasaran.

"Sama siapa?"

"Gak tau. Bawa mobil putih, dan yang pasti ganteng polll...." gumamnya sambil senyum senyum tidak jelas. Ah, jelas kalau sudah seperti ini, pasti Jaiden yang datang untuk menjemput Ivy.

"Oke makasih infonya." balas Ivy singkat. Batinnya tahu bahwa itu Jaiden, Ivy jadi malas.

Deka, orang yang biasanya mengantar jemput Ivy sedang izin masuk sekolah. Pria itu memilih untuk menonton pertandingan karate bersama Rachel guna mendukung Yaspian. Dan alasan Ivy tidak bisa datang hari ini karena ada acara bersama Jaiden, itu harus, atas perintah kedua orangtuanya.

Dengan tidak bersemangat, Ivy berjalan melewati satu persatu koridor. Dan kini dihadapannya sudah disuguhkan pemandangan yang menjijikan.

"Kak namanya siapa, boleh kenalan gak?"
"Kak, aku minta nomornya boleh?"

Jaiden hanya memasang wajah datar, tidak bicara sama sekali. Yang membuatnya terlihat salah disini adalah ketika datang membawa mobil dan menggunakan pakaian formal, ditambah dengan kacamata hitam yang bertengger dihidungnya semakin membuatnya terlihat glamour.

"Mau terus diri disini, apa nganterin gue balik?!" ketus Ivy melirik tajam kearah Jaiden. Sejujurnya, Ivy males berhubungan dengan Jaiden. Memang dasarnya tidak suka, mau tampan sekalipun, Ivy tetap tidak minat.

Jaiden dengan segera membukakan pintu mobil untuk Ivy.

Sepanjang jalan yang menguras pikiran Ivy hanyalah Yaspian. Bagaimana keadaannya? dia sudah makankah? dia berhasilkah?

"Bisa gak, kalau jalannya lagi sama gua, pikirannya jangan melayang kemana mana?" tegur Jaiden dengan raut tak bersahabat. Ada kilat kemarahan yang terpancar dari aura Jaiden sekarang.

"Hmm." Ivy hanya membalas acuh. Wanita itu merongoh headset yang berada ditas pinknya.

Tangan kekar Jaiden menahannya, kemudian membuang headset itu ke pinggir jalan lewat kaca mobil. Demi tuhan, Jaiden sangat menyeramkan. Ivy bahkan tidak tahu letak kesalahannya dimana, perlakuan kasar seperti ini terlalu mendadak.

"Apaansih!!" pekik Ivy kesal.

"Kelarin urusan kita untuk segera menikah. Setelah itu, lo bebas ngapain aja."

Satu kata dibenak Ivy 'stres!'

***

"Gapapa bro. Juara dua juga udah hebat. Bangga abis sama lo!" terang Deka sambil menepuk pundak Yaspian yang tengah terduduk di kursi dengan tatapan kosong. Pria itu terlihat... kecewa?

Prince Yaspian; The secret of Yaspian lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang