"Biar kita sama sama tau, untuk mencapai 100, kita harus ngelewatin 0 dulu" -Pradekar Gunanta
🍁🍁🍁
Ivy tengah menyumpal kedua telinganya dengan headset. Mendengarkan lagu sedih memang hal terbaik yang bisa memahami situasinya.
Tiba-tiba Deka mencekal kedua tangannya dan menyeret Ivy keluar kelas.
"Ngapa si!?" bentak Ivy jengkel.
"Ke kantin. Lo pengen liat Yaspian, kan? Gue temenin. Jangan gengsi. Kalau nanti ada Rachel, gue jauhin deh." ungkap Deka penuh pengertian.
Tidak bisa dideskripsikan lagi kebaikan Deka. Lelaki itu memang cocok dijadikan sahabat. Persetan tau darimana Deka tentang perasaan Ivy sekarang.
Deka dengan santainya duduk di meja yang sama dengan Yaspian, dan jangan lupakan seorang wanita berambut panjang kecokelatan yang sangat menyebalkan... Rachel.
"Hel. Mending lo sama gue mulung aja." celetuk Deka tiba-tiba.
"Eh ada engkoh. Biar ape mulung?" tanya Rachel seraya menyeruput es jeruknya.
"Biar kita sama sama tau, untuk mencapai 100, kita harus ngelewatin 0 dulu." balas Deka seraya menampilkan deretan giginya yang rapih.
Rachel hanya tertawa garing. Tapi serius, kali ini Deka garing banget. Gajelas. Di sisi lain, Ivy dan Yaspian hanya diam menyimak. Biasanya Ivy akan aktif dalam obrolan, bahkan bisa jadi paling berisik. Pasti ada sesuatu.
"Tuh Vy udah ketemu Yaspian, kan? Udah mood lagi belom?" tegur Deka. Dan Ivy hanya diam saja, tangannya sibuk menyobek-nyobek tisu.
"Eh sorry Vy. Gue sama Yaspian lagi ngebahas untuk lomba. Kebetulan Yaspian kepilih jadi salah satunya, gue cuma lagi diskusi." ujar Rachel merasa tak enak hati.
"Ih gapapa kok. Deka aja yang gak jelas, sok asik dia bawa bawa aku kesini hehe. Maaf ganggu waktunya." ujarnya. Ivy kemudian berdiri berniat untuk pergi dengan separuh hati menyakitkan.
"Duduk."
Suara berat itu berasal dari Yaspian. Lelaki misterius yang memilih diam dalam beberapa waktu tadi akhirnya angkat bicara.
Ivy kembali menempatkan posisi awalnya. Kalau Yaspian yang sudah memerintahkannya, tidak bisa diganggu gugat. Yaspian yang bilang sendiri kalau dia suka cewe yang penurut.
"Hel, jelasin masalah lo sama mereka berdua. Biar gak ada yang tersakiti disini." gumam Yaspian pada Rachel.
Rachel sempat membeo. Kemudian ia paham. Wanita bersurai panjang itu menarik nafas pelan.
"Sebelumnya.. Gue mau minta maaf sama lo, Vy. Gue gak ada maksud lebih sama Yaspian. Gue cuma butuh teman yang gak fake. Yang gak dateng cuma pas gue ada duit aja."
"Lanjut deh, jan banyak drama. GECE!" tukas Deka di mode serius ini. Perkataannya mendapat respon sinis dari ketiganya "kalem boi kalemmm!!!"
"Seperti yang lo tau. Adik gue hilang. Sampai sekarang belum ada kabar. Gue cuma diperintahin ayah gue untuk bersikap seolah olah adik gue beneran hilang, walau gue tahu kenyataannya bukan seperti itu. Ya ayah dan ibu gue emang gak menginginkan Peter yang udah cacat. Bagi mereka, Peter merepotkan. Dan sekarang ayah gue berniat untuk menghancurkan ibu gue demi reputasinya di kantor, demi kenaikan pangkat. Dia bakal seolah olah sedih, seolah olah paling terpuruk karena telah kehilangan dua orang yang dia sayang, kemudian ayah akan mendapat simpati dan diberikan kepercayaan untuk memimpin perusahaan." terang Rachel panjang lebar. Perlahan lahan hati Ivy teriris mendengarnya. Oke sekarang Ivy paham, Rachel hanya butuh dukungan dan menjaga jarak dengan ayahnya. Rachel tidak mau menjadi korban selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Yaspian; The secret of Yaspian life
Teen FictionSEQUEL ZERAGA Bisa dibaca tanpa membaca Zeraga dulu. Rank #2 in deep (5-7-21) Rank #10 in crime (20-7-21) Yaspian Juteirus terpaksa diasingkan ke kota lain bersama nenek tua yang dipercayai kedua orang tuanya. Yaspian yang seharusnya berada diantara...