Budayakan vote dan komentarnya.
Isi chapter ini tentang Rachel dan Deka ya. Biar lebih berwarna aja hehe...
Happy readings!
Btw maaf kalau misalnya nanti jarang up, karena tugas sudah mulai berdatangan hiks...
***
Yaspian bingung dengan perasaannya sendiri. Terkadang Yaspian merasa nyaman berada disisi Ivy. Tapi disisi lain, Yaspian juga membenci Ivy.
Yaspian kejam.
Egois.
Dan semaunya.
"Lo sama Ivy kenapa?" tegur Rachel yang menangkap raut gelisah pada wajah Yaspian. Wanita itu menempatkan posisi duduknya di samping Yaspian yang sedang berada di dapur.
Yaspian tidak merespon Rachel. Lelaki itu butuh ruang sendiri untuk menjernihkan isi kepalanya.
"Kalau suka sama orang, tunjukkin sisi baik lo. Jangan marah-marah." gumam Rachel. Wanita berambut panjang itu menempatkan dirinya di samping Yaspian yang tengah menoton kartun tom and jerry, acara kesukaan Yaspian.
Yaspian menoleh pelan. Mata Yaspian menyipit dan menatap Rachel intens. Nafas Rachel seolah tertahan begitu menangkap aura wajah yang nyaris sempurna dari Yaspian.
"Kenapa lo peduli?" tanyanya.
Rachel tersenyum kikuk. Ia hanya berusaha untuk tampil normal. "ya.. Karena lo temen gue. Tenang, gue gak suka sama lo. Gue punya seseorang di hati gue. Seseorang yang gue tunggu tujuh tahun." balasnya. Rachel berusaha untuk tetap tegar mengingat masa lalunya. Masa lalu yang begitu menyiksanya.
"Gue cuma gak tau gimana caranya memperlakukan seseorang dengan baik." ucap Yaspian menatap lurus kearah siaran televisi. Ya, matanya menatap televisi, tapi pikirannya tidak disitu.
"Ivy mungkin cemburu karena akhir-akhir ini lo jadi makin deket sama gue. Lo udah bilang ke dia kalau kita mau ada pertandingan karate?" Rachel menyodorkan pertanyaan. Yaspian berusaha mengingat-ngingat lagi. Betul juga, Ivy belum tahu soal ini.
Tapi…
Apa untungnya memberitahu Ivy? Ivy hanyalah seseorang yang muncul dalam kehidupan Yaspian sekilas. Tidak untuk selamanya.
Yaspian kemudian beranjak "gue gak suka sama Ivy."
"Pahamin lagi perasaan lo sendiri. Jangan sampe dia pergi, lo nyesel."
"Nyatanya gue emang gak suka, Rachel!" sarkasnya. Yaspian kemudian melangkahkan kakinya keluar dan mengambil bungkus rokok serta koreknya yang tergeletak pada meja putih di sudut ruangan.
***
"Vy udah cukup nangisnya!" Deka menjerit sambil menutup kedua daun telinganya. Pria itu tengah menemani Ivy di kamarnya. Mengeloninya seperti bayi.
Disaat-saat seperti ini, terkadang Deka rindu masa kecil mereka. Belum ada permasalahan rumit yang datang. Menghabiskan waktu hanya untuk bermain. Dan bermain.
"GIMANA GUE BISA BERENTI! LO TAU GAK YANG LEBIH PARAH APA!?" teriak Ivy histeris, air matanya terus mengalir tanpa jeda. Kantung mata Ivy sudah menghitam. Mirip monster.
Deka memicingkan kedua matanya sambil mengotak-atik photocard Jaehyun NCT "apa?"
"Ternyata selama ini mereka keluar tuh mau jodohin gue!!! Gue beneran capek. Gak kuat." Ivy mengangkat tangannya dan masih sesegukan.
"HAH!? SAMA SIAPA?" Deka sontak berdiri—beralih duduk di kasur Ivy.
"Ga... Gatau.. Hiks.. Katanya sama cowo pinter, ganteng, dan cowo baik-baik. Keluarga terpandang deh istilahnye." jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Yaspian; The secret of Yaspian life
Teen FictionSEQUEL ZERAGA Bisa dibaca tanpa membaca Zeraga dulu. Rank #2 in deep (5-7-21) Rank #10 in crime (20-7-21) Yaspian Juteirus terpaksa diasingkan ke kota lain bersama nenek tua yang dipercayai kedua orang tuanya. Yaspian yang seharusnya berada diantara...