"Dan pada akhirnya, lo khianatin kita semua."
🍁🍁🍁Untuk kali ini, Jaiden menjadi pengkhianat Matthew. Matthew lumpuh dengan satu kali tembakan yang Jaiden berikan.
Kini lelaki tua itu tertunduk lemah sembari menatap Jaiden dengan kilat kemarahan. Jika Jaiden tidak mau mati ditangan Matthew, maka ia harus benar benar membunuh Matthew sampai tuntas. Dengan begini, nyawanya tidak akan terancam.
Bukan hanya ini yang mengejutkan. Tetapi Ivy yang ikut serta hadir disana. Penampilannya kian berubah karena rambut yang menjadi lebih pendek.
Dari kejauhan sana, sorot mata Ivy jelas sekali menggambarkan perasaan kecewa pada Yaspian.
Yaspian juga menatapnya dengan penuh rasa bersalah. Ia masih harus memukul Matthew kali ini. Ia akan melanjutkan apa yang telah ia mulai, yaitu membunuhnya.
Ivy menutup mulutnya, perasaannya meradang saat melihat nyawa sahabatnya yang gugur, Pradekar.
Ia berniat ingin menghampiri dan mengecek dengan matanya sendiri apakah Deka masih bisa terselamatkan, tetapi Jaiden menahannya. "Tetep disini kalau lo mau selamat."
"G-gimana gue bisa tenang, hah!?!? itu sahabat gue!!! Deka..." lirihnya dengan suara parau. Belati putih seolah menancap di dadanya, benar benar menyesakkan.
Ivy menjerit sehisteris mungkin di sela sela tangisnya. Sementara Jaiden menutup mulut wanita itu agar tidak mengundang perhatian pasukan Matthew yang lain.
Pasukan Yaspian semakin dikit. Mau tidak mau, Jaiden harus turun kesana.
"Ivy! denger!!!" kedua tangan Jaiden menangkup pipi Ivy, matanya menatap Ivy dengan lekat.
Air mata Ivy menyeluruh. Ia tidak bisa seperti ini. Ia tidak bisa diam disini menyaksikan sahabatnya yang sudah tidak berdaya disana.
"Listen, Deka masih bisa selamat, tapi kemungkinannya cuma dua puluh persen. Sekarang diem dan percayain semua sama gue, bisa?" ujar Jaiden berusaha menenangkan tangis Ivy yang pecah.
Dua puluh persen? Bisakah Ivy mempercayai dua puluh persen itu? Dapatkah Ivy berharap dengan dua puluh persen itu?
Tangis Ivy mereda. Ivy yakin, Deka pasti bisa selamat.
"Oke, sekarang gue harus turun kesana. Lo cari tempat aman.'' perintah Jaiden. Ivy mengangguk setuju dan segera mencari tempat aman.
Jaiden menembak satu persatu anak buah Matthew. Diakhiri dengan dirinya yang menginjak punggung Matthew yang sudah tengkurap di atas tanah.
"Menyerah atau mati?" Jaiden memberikan Matthew pilihan saat pria itu sedang sekarat.
Matthew tak menjawab, tubuhnya sudah terlumuri oleh darah bekas tembakan. Maka, Jaiden mempersilahkan Yaspian maju untuk membunuh Matthew dengan dua kali tembakan.
Yaspian mengarahkan pistolnya pada tubuh Matthew, tangannya bergetar hebat.
Dor!!
Dor!!
Matthew kalah, dan ini adalah kemenangan untuk Yaspian.Tangis Yaspian pecah saat itu juga. Mengingat semua orang terdekatnya menjadi korban, membuat hati Yaspian merasa tersayat sayat, apalagi melihat kondisi Deka yang berjarak beberapa meter darinya.
Bisa dibilang kalau Deka adalah orang yang paling bisa dipercayainya. Buktinya, ia berhasil melindungi Ivy dan Rachel.
Pertarungan selesai. Jaiden mencoba untuk menelfon rumah sakit terbaik untuk menyelamatkan Deka. Walau kemungkinannya kecil, ia akan mencoba yang semaksimal mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Yaspian; The secret of Yaspian life
Teen FictionSEQUEL ZERAGA Bisa dibaca tanpa membaca Zeraga dulu. Rank #2 in deep (5-7-21) Rank #10 in crime (20-7-21) Yaspian Juteirus terpaksa diasingkan ke kota lain bersama nenek tua yang dipercayai kedua orang tuanya. Yaspian yang seharusnya berada diantara...