05. BAGAIMANA RASANYA?

577 68 5
                                    

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05. Bagaimana rasanya, memiliki         orangtua? -Yaspian

🍁🍁🍁

Yaspian memcengkram kuat tangan Ivy hingga sampailah mereka disebuah gubuk tua yang sudah tidak layak untuk ditinggali.

Yaspian melempar lengan Ivy dengan kasar setelah sampai disana.

"Liat!!! Kalau lo mau cari tau alasannya, ini alasannya gue ambil pekerjaan itu!" pekik Yaspian.

Sementara Ivy terjatuh. Kemudian ia berusaha untuk bangun seraya menepuk-nepuk roknya yang kotor "maaf Yaspian. Aku... Sama sekali gak bermaksud buat maksa kamu bawa aku kesini—"

"See? Lo gak akan ngerti rasanya jadi gue. Sekarang lo bisa berenti ganggu gue?" rahang pria tampan ini mulai mengeras.

Jujur saja, Ivy sangat takut sekarang. Niat Ivy bukan seperti ini.

"Yaspian, sedang apa?" suara itu mengalihkan keduanya. Seorang nenek tua sedang berjalan mendekat kearah Yaspian dengan satu tongkat sebagai tumpuan.

"Yaspian pulang, nek. Nenek udah makan?" Yaspian mengubah suaranya menjadi lembut. Suara lembut itu bahkan tidak pernah Ivy dengar sama sekali.

"Yaspian. Nenek sendiri di rumah, Yaspian kemana aja?" ujar sang nenek seraya memandang wajah cucunya.

Nenek tersebut menoleh kearah Ivy karena menyadari ada orang lain selain Yaspian.

"A...aku Ivy, nek. Temennya Yaspian sekarang. Dua hari kedepan, Yaspian jadi pacar aku." Ivy memperkenalkan diri dengan cara yang berbeda. Yaspian membulatkan matanya sempurna mencari penjelasan lewat kontak mata.

Nenek itu tersenyum dan mendekat kearah Ivy "Ivy cantik sekali."

"Nek. Yaspian boleh gak jadi pacar Ivy?" ucap Ivy dengan sangat bar-bar.

Sang nenek terkekeh pelan "ajari Yaspian untuk memiliki perasaan ya. Karena Yaspian sudah mati rasa." guyonnya.

Ivy tersenyum puas karena nenek Yaspian berpihak padanya. Ini artinya, mereka sudah direstui? Sebetulnya percuma, Yaspian saja tidak suka padanya.

"Ayo kita makan bersama." ajak nenek Yaspian.

Ivy terlihat sangat bersemangat. Sementara Yaspian? Lelaki itu hanya diam dan sesekali menjawab pertanyaan dari neneknya seputar kegiatannya di sekolah. Yaspian ingin sekali menampar Ivy saat ini. Tapi semua itu tertahan.

***

"Buat lo." ucap Sangga pada Resti—pria itu mengulurkan tangannya memberi sebuah minuman. Tau saja kalau Resti kelelahan habis olahraga.

Resti yang sedang sibuk mengambil buku dilokernya, refleks menutupnya kembali. Lalu, menatap Sangga penuh tanda tanya.

"Eh? Makasih kak..." ucap Resti gugup, "kenapa tiba-tiba, kak?" lanjutnya.

Prince Yaspian; The secret of Yaspian lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang