55. Bandung (2)

131 21 7
                                    


H

A P P Y  R E A D I N G
🐐🐐🐐
____________________________

Setelah mengunjungi beberpa tempat wisata yang ada di bandung, kini mereka semua sedang berada di perkebunan teh. Mereka diberi waktu 2 jam untuk mengelilingi perkebunan teh, mereka akan kembali ke hotel pukul 17:00.

Dan lagi-lagi, zahra kembali kesal. Sebab ia ditinggal lagi dengan ketiga temannya. Setelah semalam mereka meninggalakn zahra sendirian, kini ia kembali ditinggalakan.

Sebenarnya tadi ia bersama echa. Namun ada perusuh yang datang menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri echa. Siapa lagi kalau bukan reza yang hobi sekali menjahili echa. Dan terjadilah aksi kejar-kejaran diantara mereka. Dan berakhir dengan meninggalakan zahra seorang diri.

Sedangkan amel, tau sendiri kalau sekarang ia tak lagi berstatus jomblo, tentu saja ia pergi dengan sang doi. Jika kalian bertanya dimana adeva, ia pergi bersama vero yang tiba-tiba datang dan langsung mengajak adeva pergi entah kemana.

"Kampret lo semua!" teriak zahra kesal, lalu mendudukkan bokongnya di bebatuan besar.

"Wooiiii!" ucap seseorang mengagetkan zahra.

"Bisa ngga sih kak, ngga usah ngagetin!" kesal zahra.

"Hehe, ya sorry kalo lo kaget, tapi gue kagak ada niatan buat ngaetin elu kok".

"Nyatanya gue kaget"

"Ya brarti emang lo nya aja yang kagetan".

"Bodo lah......!" kesal zahra. "Mamaaaa.....zahra mau pulangggg...!" teriak zahra lumayan kencang.

"Ngapain sih lo teriak-teriak? Kesambet ya lu?".

"Mamaaaaaa huwaaaaa....." teriaknya semakin didepan! Semakin kencang maksudnya elah!.

"Buset ni anak kenapa dah" ucap aldo bergidik ngeri. "Jangan tetiak-teriak deh ra, jadi diliatin banyak orang kan kita, malu tau ngga".

"Kita? Lu aja kali" ucap zahra angkuh.

"Marah-marah mulu kenapa si? Dari semalem lu uring-uringan sendiri".

"Gue itu lagi kesel! Kesel! Tau nggak lo kesel!" teriak zahra begitu kesal.

"Kesel ya kesel aja kali! Tapi ya jangan nglampiasinnya ke gue dong" ucap aldo ikut kesal.

"Kok lu malah ikutan kesel si!".

"Ya elu yang bikin gue kesel!".

"Ya udah sono lu pergi! Ngapain disini" ucap zahra ketus.

"Gue maunya disini, gimana dong".

"Kagak tau" ucap zahra acuh. Hingga terjadi keheningan beberapa saat.

"Kak..." ucap zahra memecahkan keheningan.

"Apa?!" jawab aldo dengan ketus.

"Ya elah bang, ketus amat, cepet tua loh entar".

"Bodo".

"Kak, ikut gue yuk!".

"Kemana?".

"Kemana-mana hatiku senang" nyanyi zahra.

"Dimana-mana nyet! Bukan kemana-mana!".

"Oh salah ya, hehe..."
"Udah lah, ayo ikut gue!" ucap zahra menarik tangan aldo.

"Mau kemana si?!".

"Udah deh kagak usah bawel".

"Ntar kalo kita nyasar gimana?''.

"Nyasar-nyasar apaan dah! Lu pikir ini hutan?!".

"Ya kan kali aja gitu".

"Tenang aja elah, kagak ada yang namanya nyasar-nyasarn, orang gue aja dulu sering kesini".

"Sering-sering apaan! Lo itu baru pertama kail kesini".

"Gue kasih tau nih ya, oma gue tinggal disini, waktu gue masih smp dulu gue sering maen ke sini".

"Ya kan gue kagak tau".

"Makanya gue kasih tau, udah ayo buruan!".

Lalu mereka berdua berjalan berdampingan, entahlah aldo tidak tau ia akan dibawa kemana. Dan saat diperjalanan zahra melihat riska yang terjatuh, tergelincir batu licin.

"Riskaaa....!" teriak zahra, berlari meninggalakan aldo.

"Jangan lari ra!" peringat aldo, sebab jalanan sekarang lumayan licin.

"Astaga! Riska lutut lo! sini gue ban..." zahra mengulurkan tanganya, namun ucapannya terpotong.

"Riska....!" teriak rifqi mengahmpiri riska dengan raut khawatir. "Kamu kenapa?" tanyanya, sambil membantu berdiri.

"Di...dia...ta...tadi...ngedorong aku" ucap riska menatap zahra. Sedangkan rifqi, ia menatap zahra tajam.

Ohh god! Drama apalagi ini!

"Jangan asal nuduh lo!" ucap aldo emosi. Menatap tajam riska.

"Nggak usah ngebentak cewek gue bangsat!" emosi rifqi.

"Hebat ya lo, segitu percayanya sama ni cewek ular" ucap aldo tersenyum miring.

"Mau lo apa sih ra!" ucap rifqi mengabaikan ucapan aldo.

"Jawab bego! Kenapa cuma diem ha!" bentak rifqi.

"Lo juga ngebentak zahra bego!" emosi aldo sudah di ubun-ubun.

"Kak, udah" ucap zahra menenangkan, sambil mengelus bahu aldo.

"Jangan jadi orang bego ra, berapa kali dia ngefitnah lo?! Tapi kenapa lo cuma diem, tu anak bisa ngelunjak ra kalo lo gini terus!" ucap aldo masih emosi.

"Kak, udah berapa kali gue bilang, gue ngomong sampe mulut gue berbusa pun dia nggak akan pernah percaya sama gue. Omongan gue aja ngga dipercaya, apalagi omomgan lo! Percuma tau ngga!" ucap zahra mengebu-ngebu.

"Gue nggak butuh omong kosong lo!" Ucap rifqi pada zahra.

"Gue nggak ngomong sama lo! Gue ngomong sama kak aldo! gue juga nggak peduli kalo lo ngangep omongan gue cuma omong kosong!" Ucap zahra penuh penekanan.

"Oh iya satu lagi, kalo lo nggak lupa, dua hari yang lalu lo abis minta maaf sama gue! Dan bener kan apa kata gue! Percuma tau nggak!" Ucapnya lagi.

Sedangkan rifqi, ia hanya diam membisu.

"Ayo kak, kita pergi" ucap zahra menarik tangan aldo.

"Bentar ra".

"Asal lo tau, Niat zahra itu baik, dia sampe lari-larian cuma mau nolongin cewek lo yang nggak tau diri itu! Dia tadi kepleset sendiri! Bukan karena zahra!".

"Bohong je...." ucap riska terpotong.

"Diem lo!" ucap aldo menatap tajam riska.

"Gue tegasin sama lo! Pasang kuping lo baik-baik! Cewek lo itu cuma cemburu! Dia nggak suka kalo lo sama zahra kembali deket!" Ucap aldo lagi.

"rif, mending lo cepet obatin riska, ntar bisa infeksi" ucap zahra.

"Udah ra, ngga usah lo peduliin dia! Ayo" ucap aldo menarik tangan zahra.

"Bahkan dia masih peduliin keadaan gue, tapi sayang, gue ngga peduli! Karna samapi kapanpun rifqi milik gue!" batin riska.





















********
Bersambung_____________

padahal yang nulis kan gue, kenapa gue ikutan kesel yak😤
Pengen gue cincang-cincang tu si riska!!!!!

Golok mana golokkk wooiiii!
*dasar author gila!

||Thanks for reading||
🐐🐐🐐

Azzahra [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang