<Reader POV>
"Khk!"
Kalau begini terus aku bisa jadi geprek!
Ternyata kantor ini tidak punya atap pendaratan helikopter.
Aku berada di lantai paling atas gedung ini.
Aku berkali-kali hampir menjadi geprek karena mahluk ini!
Tapi aku punya rencana.
Begitu jendela besi besar itu mulai rapuh akibat tinjunya aku akan menerjunkannya ke bawah.
Beresiko memang, bisa saja aku ikut jatuh.
Aku hanya perlu memutuskan tangannya.
"Mamam nih flashbom!"
Aku menutup mataku untuk menghindari efeknya.
Sekarang! Dengn kapak ini aku memotong tangannya.
Tangan kanan berhasil aku potong.
Giliran tangan kiri.
DOR!
Tembakan dari mana!? Pistol macam apa yang dapat memutuskan lengannya!?
Aku berbalik ke belakang. "Keigo!?"
Apa yang dilakukannya di sini!?
"Peraturan dalam militer, jangan pernah berpencar dalam misi tim"
"Ini urusanku! Jangan ikut campur!"
Ck, penganggu!
Aku mendorong tubuh mahluk besar ini ke arah jendela besinyang sudah penyok parah.
"[Y/n]!"
"Jangan mendekat! Kau pengacau!"
Aku tidak peduli dengannya.
Tubuhku sudah aku ikatkan pada tali tambang dan untuk menahannya aku ikat lagi ke patung.
Tubuhnya lumayan juga!
Tapi masih bisa aku dorong.
"AAAAAAAARGH!", ini teriakkan memalukan. "MATI KAU NJING!"
BRAK!
🦅🦅🦅
<Author POV>
Mahluk besar misterius itu terjun bebas ke arah kerumunan zombie.
Kau bergelantungan menatap "fans"mu itu.
"Jangan macam-macam denganku", gumammu.
Kau pun menarik diri ke atas.
Ctas!
Sayangnya tali itu outus karena gesekan tadi.
"Shima--!"
Tep!
"Peraturan kedua, seorang kapten tidak akan membiarkan nyawa seseorang mati", Keigo berhasil menangkap tanganmu.
Kau selamat dan tidak dijadikan makanan zombie.
Keigo menarikmu ke atas lagi.
Matamu masih mengawasi "fans" yang dikerumuni zombie.
Menjadi santapan zombie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovebird
FanfictionApa aku tertarik dengan hubungan percintaan? Jawabannya tidak. Tapi sekarang aku malah bucin.