Forty Fourth: Dream or...?

1.3K 175 33
                                    

<Author POV>

Sayap merah mengepak menyusuri permadani gelap bertabur bintang di langit.

Ia melesat begitu cepat tak sabar menemui seseorang yang menunggu kepulangannya.

Senyum menghiasi wajah tampannya.

Senyumnya semakin mengemvang ketika rumah kecil sederhananya mulai tampat di matanya.

Ia pun melesar agar lebih cepat sampai.

Kakinya menapak tanah.

Kepakan sayapnya menerbangkan beberapa daun yang berguguran.

"Tadaima"

Kegelapan dan kesunyian yang ia dapati begitu masuk ke kediamannya.

Tidak ada jawaban dari dalam.

Tidak ada senyuman manis yang menyambutnya.

Tidak ada suara lembut yang menyapanya.

"Babe? Sudah tidur ya?"

Kegelapan itu sirna begitu cahaya ia nyalakan.

Namun keheningan tidak sirna.

Kakinya mulai melangkah masuk lebih dalam di rumahnya.

Perabotan yang berantakan.

Ada cipratan darah di mana-mana.

Lubang peluru tercipta di dinding rumahnya.

Firasatnya buruk.

"[Y/n], kau di mana?"

Yang dipanggil tidak menyahut.

Pria bersayap itu mulai gelisah.

Setiap ruangan ia masuki.

Sosok yang ia cari tidak ada.

Lampu dapur ia nyalakan.

Bau anyir darah yang kuat menghampiri hidung.

Sosok yang dicarinya ada di sana.

Tergeletak tak berdaya.

Darah menggenang di sekitar tubuhnya.

Isi perutnya di keluarkan.

Sosok mungil ada di atas meja.

"Hoeek!"

Dia tahu itu sosok yang ia cintai.

Namun rasa mual tidak bisa dia tahan.

"Tidak...babe"

Dihampirinya dengan gemetar tubuh dingin wanitanya yang bersimbah darah itu.

"No...my angel no"

Di dekapnya tubuh yang telah dingin itu.

Matanya beralih apa yang ada di meja makan.

Bayi mereka yang masih 5 bulan tetancap pisau tepat di jantungnya.

Dua nyawa tidak bisa ia selamatkan.

"Siapa...siapa yang..."

Bendungannya sudah tidak bisa menahan kesedihannya lagi.

"Hawks, chanto mitsuketta ne"

Seorang lelaki berjas serba hitam masuk dengan santainya.

"Teme...NAZE DA!?"

"Kudengar quirkmu kembali, berterima kasihlah pada [y/n]-san dengan begitu kau bisa kembali"

"Kembali? Setelah kalian membuangku!?"

LovebirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang