<Hawks POV>
Pekerjaanku sudah selesai semua.
Apa aku jemput dia ya?
Sedari tadi chat dan telponku tidak dijawab.
Sibuk sekali ya? Apa sok sibuk?
Sudah jalan berapa minggu?
Ah, baru 2 minggu.
Meski terlihat tidak akur tapi sebenarnya aku suka berada di sampingnya.
Aku mengetuk dinding kaca ruangannya.
Sejak waktu itu, dia merubah penampilannya jadi tertutup.
Yang boleh lihat cuma aku jangan yang lain.
Aku melambai padanya saat mata kami bertemu.
"Boleh aku masuk?", apa terdengar ya?
Dia mengangguk.
Ini sudah larut tapi kenapa masih di sini?
Mengerjakan proyek ya?
Proyek apa sih sampai betah di sana?
Aku masuk ke ruangannya yang penuh dengan suku cadang dan barang ciptaannya.
"Masih lama?"
"Aku akan menginap di sini, kau pulang saja Hawks"
"Keigo"
"Hah?", akhirnya dia melihatku.
"Saat berdua saja begini aku ingin kau memanggilku dengan nama asliku"
[Y/n] tampak berpikir? Sampai menaikkan kacamata googlenya itu.
Memang namaku tidak banyak yang tahu, lebih tepatnya dihapuskan oleh asosiasi tempatku mengabdi.
"Takami Keigo, nama asliku"
"Belum pernah dengar"
"Memang, tapi khusus untukmu manis kau boleh panggil nama asliku saat berdua saja"
"Doushite?"
"Omae wa ore no tenshi da"
Aw, dia malu ya~
Pura-pura fokus lagi mengejakan sesuatu tadi.
Bikin gemas.
"Jangan mengacau Hawks"
"Panggil apa dong"
"Anak itik"
"Aku menjatuhkan barangmu ups!"
"Kei!"
Haha, terpancing. "Yang lengkao dong"
"Anak itik bangsat"
"Ah, barangmu rusak"
"Keigo!"
"Hahaha, ya sayang?"
"Jangan sentuh barangku atas izinku!"
"Ha'i, ha'i"
Padahal mau aku ajak jalan sebentar.
Tapi malah dia masih kerja.
Aku dekati saja.
Lihat ekspresinya yang bekerja keras itu sangat cantik.
Betah rasanya melihatnya saja.
"Shimata!"
"Ng?"
"Berlindung!"
"Dari a--"
Boom!
Ledakan kecil itu mengenaiku sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovebird
FanfictionApa aku tertarik dengan hubungan percintaan? Jawabannya tidak. Tapi sekarang aku malah bucin.