<Author POV>
Matamu terbelalak sesaat dan kembali normal.
Terkejut dengan apa yang dikatakan Keigo dengan mata serius.
Kau pun berusaha menahan air mata dan rasa sakit di dadaku.
"Naze tara?", tanyamu.
"Yah...", Keigo menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gatal. "Aku muak"
Jantungmu seolah tertusuk pedang.
Muak?, pikiranmu rasanya kosong.
"Seolah hanya aku saja yang menyukaimu, hanya aku saja yang berjuang...tapi apa? Haha, kau sangat dingin", lanjut Keigo.
Suara pria itu sedikit bergetar.
Ia pun menahan rasa sakit dan air matanya.
"Aku bosan...", Keigo menghela nafas kasar. "Kau selalu dan selalu...meski aku sibuk aku menyempatkan waktuku untukmu tapi kau..."
Dari balik maskermu, bibir bawahmu gigit.
Menahan semua rasa sakit yang menguar dihatimu.
Orang akan melihat hububganku seperti itu.
Awalnya memang kau tidak menyukainya tapi lama kelamaan perasaan hangat itu menjalar.
Inikah yang dinamakan cinta terlambat?
Ditinggal pas lagi sayang-sayangnya?
"Sokka...", kau membuka maskermu dan tersenyum pada Keigo. "Iro iro to...arigatou ne Keigo"
Bibirmu berusaha menunjukkan senyum terbaikmu.
Keigo yang melihatnya hajya bisa menahan rasa sakit.
Sebelum senyummu menjadi senyum ke bawah, masker kau pakai lagi.
Kau pun berbalik, menarik nafas dan mengeluarkannya kasar.
"Owari da...", gumammu. "Sayonara, Hawks"
Kau pun meninggalkan Keigo yang terdiam.
Terdiam di tempat.
Dia mengancingi jaketnya yang paling atas.
Air matanya tidak bisa dibendung lagi.
"Padahal aku yang memutuskan..."
Kau yang sudah jauh dari taman itu berlari.
Yang awalnya berjalan menjadi berlari.
Gusrak!
Dengan tidak elitnya kau tersungkur ke depan karena kakimu tersandung.
"Ittai..."
Air mata berderai deras.
Kau tidak langsung bangkit hanya terduduk sambik menangis layaknya anak kecil yang tersesat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovebird
FanfictionApa aku tertarik dengan hubungan percintaan? Jawabannya tidak. Tapi sekarang aku malah bucin.