<Hawks POV>
Permintaanku hanya satu dan dikabulkan mereka.
Aku tidak langsung dipindahkan karena perawatan dari perang.
Permintaanku sederhana.
Aku ingin bersamanya, my angel.
"Gomen na! Shinpai takede"
"Shinpai yo!"
Anak-anak ini masih khawatir denganku, haha.
Mereka melihat hal yang tidak seharusnya.
Awalnya dari Tokoyami-kun yang menerobos masuk.
Terus pintu dijebol sama si kembar.
Kembar bar-bar.
"Tokoyami-kun, berhenti menangis dong. Aku ikut sedih nih"
"Datte!"
"Nakuna yo, Tokoyami-kun"
Aku mengelus kepala burungnya.
Bahkan sampai bayangannya ikut nangis.
Aku sudah bukan hero lagi.
Dan nantinya hidup dalam pengasingan.
Tinggal di hutan gunung bagus juga.
Yah, kalau [y/n] bangun nanti tidak keberatan.
Aku menatap tirai di sebelahku.
Di balik tirai itu ada dia.
Apa dia akan bangun?
Bagaimana kalau dia tidak pernah bangun?
Tidak, tidak, tidak.
Jangan sampai...jangan.
Ia menangisiku atas kejadian itu.
Dokter dan perawat saat aku tanya, itu bukan pertama kalinya dia mengeluarkan air matanya.
Sesaat sebelum aku di bawa kemari, itu kali pertama dia memiliki respon.
Apa itu tanda suatu harapan?
Atau...sebaliknya?
Aku tidak mau berpikiran seperri itu.
"Maaf ya anak-anak, keluar dulunya", perawat masuk bersama dokter.
Anak-anak keluar dari kamarku degan berat hati.
Dua dokter dan perawat.
Seperti 2 paket ya.
Satu paketnya ke tirai di sebelahku.
"Aku sudah merasa lebih baik, dok", sebenarnya tidak.
Aku sudah bukan hero lagi.
Aku hanya orang biasa.
Sayapku sudah tidak bisa tumbuh lagi.
Rasa sakit masih tersisa di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovebird
FanfictionApa aku tertarik dengan hubungan percintaan? Jawabannya tidak. Tapi sekarang aku malah bucin.