Forty Fifth: Gift

1.5K 177 22
                                    

<Hawks POV>

"Tak apa nih kutinggal?"

"Hah, untuk kesekian kalinya aku tidak apa Keigo"

Masa aku harus kerja disaat dia semalaman menahan sakit?

Kontraksi perut dari semalam, bodohnya aku tidak membawanya ke rumah sakit.

Dia bilang tidak apa.

"Lebih baik ke rumah sakit sekarang", aku memggendongnya ala pengantin baru.

Berat, maklum bawa dua orang.

Ini juga sudah masuk bulan di mana little bird akan lahir.

"Sudah kubilang aku tidak apa"

"Lebih baik mencegah kemungkinan yang akan terjadi"

Aku mulai terbang perlahan takutnya dia merasa sakit.

Lebih baik juga aku ambil cuti.

Aku tidak mau melewatkan moment.

"Pelan sekali"

"Aku takut malah nanti kau kontraksi"

"Hm, percepat saja sedikit"

"Kalau ketubanmu pecah gimana? Pikirkan orang yng di bawah"

"Menjijikan membayangkannya"

"Deshou?"

Aku sedikit mempercepat laju terbangku, tidak sepelan tadi.

Tadi sangat pelan.

Bahkan hewan paling lamban lebih cepat dariku.

"Ukh!"

"Kerasa lagi?! Aku percepat ya!"

"Jangan! Ukh, tu-turun sebentar"

"O-ok"

Aku terbang turun dengan perlahan.

Mendaratkannya di bangku jalan.

Aku mengipasinya pelan dengan sayapku.

"Ittai..."

"Ta-tahan ok? Ikuti aku, hih, hih, fuh~"

Aku panik astaga!

Haruskah aku telpon ambulans?

Haruskah aku menunggu kontraksinya bera--

Seer~

"Ah, aku ngom--"

"ITU AIR KETUBANMU PECAH SAYANG! KITA KE RUMAH SAKIT SEKARANG!"

🦅🦅🦅

<Author POV>

Keigo dengan panik melesat dengan cepat sambil membawamu dengan hati-hati.

Bagian pinggang ke bawah ditutupi jaketnya.

Piyik panik :v

Sesampainya di rumah sakit terdekat.

Tanpa basa-basi Keigo mengambil kursi roda kosong dan mendaratkanmu di kursi roda itu.

"Kursi rodaku...", ternyata kursi roda milik seorang kakek :v

Panik Keigo menjelaskan situasi dengan singkat ke resepsionis.

"[Y/n] hosh my angel hosh baby bird!", jelasnya dengan nafas tersenggal.

Perawat yang menjaga resepsionis mengerjapkan matanya bingung.

"Akh! Keigo! Sakit!"

"Be-bertahan ya! Jangan keluarkan di sini!"

Ok, resepsionis baru paham :v

Dua perawat menghampiri kalian karena suara teriakkanmu tadi.

Kursi rodamu di dorong ke ruang bersalin diikuti Keigo di belakangmu.

"Anda suaminya?"

"I-iya, maaf aku panik!"

"Pertama kali?"

Keigo mengangguk beberapa kali.

"Daijoubu desu yo"

Perawat lain mencoba menyemangatimu.

"Kontraksinya sejak kapan?"

"Semalam, dia tidak bisa tidur karena perutnya sakit dan mulas bilangnya"

"Tidak apa, pengalaman pertama memang begini jadi kurang sigap. Niat nambah?"

"Iya dong"

"AYAM BODOH!", disaat kau menahan sakit masih sempatnya mengumpat ke Keigo :v

Di ruang persalinan.

Posisiku sudah tidak lagi di kursi roda.

"Dorong terus"

Persalinan berlangsung...

Tidak terlalu dramatis :v

Mari kita dramatiskan :v//plak

Peluh berderai di pelipismu.

Genggamanmu mengerat pada tangan Keigo.

Keigo ikut mengernyit beberapa kali saat kau mulai mengejan.

Beberapa kali kau ingin menyerah dan minta operasi saja.

Namun, Keigo ada untuk menguatkanmu.

Tenaga terkuras habis.

Sekali dorongan berarti...

Suara tangis bayi mulai terdengar.

Perasaan lega dan hangat menyeruak di dada.

Pandangan mengabur terhalang oleh air mata.

Air mata kebahagiaan.

"Bayi laki-laki yang sehat"

Sosok mungil itu di baringkan di sebelahmu.

Kecil dan rapuh.

"Keito..."

"Eh, Keito?"

"Namae wa yo"

"Nggak, bagaimana kalau...Keigo JR?"

"Norak"

"Haha, Keito-kun"

Katamu perlahan menutup.

Keigo yang melihatnya panik dan mengguncang sedikit tubuhmu.

"Berisik, aku cuma...lelah"

"Tapi najti bangun kan?"

"Iya...biarkan aku tidur"

Keigo bernafas lega.

Bisa ia dengar dengkuran halusmu.

Senyummu tidak luntur dari wajah elokmu.

"Otsukare, [y/n]...terima kasih sudah melahirkan Keito-kun ke dunia"

Zenbu...arigatou, [y/n].

LovebirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang