Tiar berjalan dengan lelah saat telah sampai di depan rumahnya. Sekali-kali ia menghela nafas serta memijat pelipisnya. Hari ini ia begitu sangat lelah, capek tiada tara. Rasanya saat ini tubuhnya menginginkan untuk istirahat. Tangannya mencoba melepaskan dasi dari kerah kemejanya. Kemudian sekali-kali menatap sekeliling rumah. Keningnya mengkerut saat tak menemukan Elio.
"Di mana Elio?" Gumamnya pelan.
Lalu dengan sekejap Tiar menaikan bahunya cuek. Mungkin saja Elio ada di kamarnya. Dengan cepat Tiar membuka pintu kamar miliknya dan tampa aba-aba langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Ia menatap langit-langit kamar dengan lelah. Hingga sesaat kemudian, mata itu tidak tahan untuk menutup, dan pandangannya menghitam dalam sekejap.
••••••
Malam harinya, tepat pada jam 20.00. Tiar baru saja terbangun dari tidurnya. Matanya menatap sekeliling kamar dan beralih menatap jam di atas dinding. Lama ia menatap, dan dengan pelan Tiar terbangun dari tidurnya.
Kakinya melangkah ke toilet. Setelah selesai dengan urusannya di dalam, Tiar langsung ke luar dan mengusap wajahnya dengan handuk kecil. Kemudian setelah mengusap wajahnya, Tiar melangkah ke luar dari kamar dan berjalan menuju kamar Elio.
"Elio," panggil Tiar saat tangannya sudah membuka pintu kamar putranya tersebut.
Tiar memasuki kamar dengan kening yang mengkerut. Mencari keberadaan putra semata wayangnya yang terlihat tak menunjukan batang hidungnya saat Tiar memanggil.
Biasanya ketika Tiar memanggil Elio, putranya itu akan dengan cepat menyahut dan berlari ke arahnya. Namun, untuk saat ini Elio tak melakukan hal yang sering dilakukannya itu.
"Elio, kamu di mana?!" Sekali lagi Tiar memanggil. Namun tak ada jawaban.
Tiar berjalan ke luar dari kamar dan berteriak memanggil Elio. Turun dari tangga dengan tergesa-gesa. Saking kencangnya teriakan Tiar, para pekerja di rumah besar itu ke luar menghadap Tiar.
"Ada apa Pak, kenapa teriak-teriak, apa ada masalah?"Tanya Bi Asih dengan pandangan ingin tau. Namun, didalam lubuk hatinya tersimpan rasa khawatir ketika melihat wajah Tiar yang sudah memerah akibat menahan emosi.
Ya tuhan, ada msalah apalagi ini. Batin Bi Asih
"Di mana Elio?" Bi Asih dan beberapa pekerja lainnya saling menatap. Tak ada yang tau di mana keberadaan Elio saat ini.
Biasanya, pada jam jam seperti ini Elio akan turun untuk makan dan belajar di ruang tamu. Tetapi sekarang mereka sungguh merasa bingung juga saat tak menemukan anak majikan mereka tersebut.
"Sedari tadi kami tidak menemukan Den Elio Pak. Kami pikir Den Elio ada bersama Bapak, karena Den Elio bilang Bapak akan menjemputnya sepulang sekolah," jelas Bi Asih ikut bingung.
Kening Tiar mengkerut saat mendengar jawaban dari Bi Asih, wajah Tiar seketika semakin memerah.
"Coba panggil para supir dan semua pekerja sekarang! CEPAT!" Tiar sudah tidak bisa menahan emosinya saat ini.
Bukannya tadi Tiar menyuruh salah satu supir dirumahnya untuk menjemput Elio?! Terus, di mana putranya sekarang.
Seketika Bi Asih dan satu pekerja lainnya berlari dengan tergesa. Memanggil semua para pekerja di rumah besar itu.
Semua yang ada di sana sontak menundukan kepala saat mata tajam Tiar menatap mereka satu persatu.
"Pekerjaan kalian semua tidak becus! Saya pekerjakan kalian bukan untuk bersantai, kalau putra saya hilang, siapa yang akan bertanggung jawab sialan," teriak Tiar untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F U T U R E M O M M Y ( RE-POST )
RandomRevisi dan repost Elio Fernandes Chio. Seorang anak berusia sekitar 7 tahun yang memiliki impian kebahagiaan disela sela masa kecilnya. kedua orang tua yang tidak pernah memberikan kebahagiaan dimasa pertumbuhannya membuat Elio menjadi anak yang pen...