🌥Future Mommy - Chapter Duapuluh Lima🌥

82.3K 6.2K 162
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Tiar sekeluarga berakhir dengan kecemasan. Nana tiba-tiba pingsan di acara wisuda yang untungnya, acara wisuda saat itu telah selesai. Tadi sebelum pingsan, Nana mengeluh pusing dan mual.

Awalnya Tiar merasa khawatir, tetapi saat Nana mengatakan ia baik-baik saja membuat khawatir Tiar sedikit hilang. Namun saat tiba-tiba Nana pingsan, Tiar kembali dilanda khawatir dan cemas. Takut terjadi sesuatu dengan Nana. Akhirnya Tiar langsung membawa Nana ke rumah sakit.


Seluruh keluarga yang ikut di acara wisuda Nana pergi ke rumah sakit termasuk teman-teman Nana.

Tiar berdiri di depan pintu sambil mondar-mandir dengan pikiran mengarah ke Nana. Ia saat ini sangat khawatir dengan keadaan sang istri.

"Tiar, mending kamu duduk dulu. Dari pada mondar-mandir kayak gitu bikin kepala Ayah pusing."

Bayu yang melihat menantunya mondar-mandir merasa kepalanya pusing. Sudah dari tadi Tiar melakukan itu, hingga Bayu merasa jengah dibuatnya. Ia tau kalau Tiar khawatir, Bayu juga khawatir akan keadaan Nana. Tapi mondar-mandir seperti itu juga.

Tiar menatap Bayu, lalu menuruti perintah dari Ayah mertua. Ia duduk di dekat Bayu sembari memegang kepala frustasi.

Elio yang sedang duduk dengan Manda menatap Tiar dengan lama. Ia turun dari kursi dan mendekati sang Ayah. Memegang tangan Tiar yang berada di kepala dan mengelusnya.

"Daddy jangan sedih, Bunda pasti baik-baik saja di dalam." Tiar menatap Elio dengan cukup lama, lalu meraih tubuh Elio dan dipeluknya tubuh sang Anak.

"Daddy hanya khawatir." Elio mengangguk.

Ia juga khawatir akan keadaan Ibu sambungnya itu. Perasaannya sekarang ingin menangis, namun ketika melihat wajah frustasi dari Tiar, Elio mencoba untuk tetap tegar. Jika ia menangis mungkin Tiar akan semakin khawatir. Untuk itu Elio memilih berdiam diri sembari menenangkan sang Ayah.

"Daddy jangan khawatir. Elio yakin kalau Bunda baik-baik saja. Kita doakan saja kepada Allah supaya Bunda tidak kenapa-napa." Tiar mengangguk.

Tiar tau jika Elio merasa sedih saat ini. Namun Elio tidak ingin memperlihatkannya. Anaknya itu lebih memilih tetap tegar walau hati sedang sedih. Tiar tersenyum bangga kepada Elio. Ia menepuk pelan kepala Elio dengan gemas.

"Aamiin. Semoga saja sayang." Elio tersenyum. Ia memeluk tubuh Tiar dan menidurkan kepalanya di dada sang Ayah. Mendengarkan detakan jantung Tiar yang berirama.

"Elio senang deh dengar suara jantung Daddy. Deg... Deg...kayak gitu suaranya." Tiar tertawa pelan, ia menggelengkan kepala karena gemas dengan tingkah laku sang putra.

Tiar mengelus kepala Elio sembari menggerakkan tubuh kecil itu ke kanan dan ke kiri, hingga Elio tertawa dibuatnya.

Setelah beberapa menit Nana di periksa. Akhirnya Dokter yang memeriksa Nana ke luar dari ruangan. Tiar dan orang-orang yang berada di sana pun dengan segera mendekati Dokter.

"Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" Tanya Tiar dengan penuh penasaran. Jantungnya semakin berdetak karena terlalu takut mendengar jawaban yang akan Dokter ucapkan.

Dokter itu pun tersenyum. "Ibu Sarena baik-baik saja, Pak. Dia pingsan karena terlalu kelelahan." Semua yang berada di sana pun merasa lega karena Nana baik-baik saja.

F U T U R E M O M M Y ( RE-POST ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang